Selasa, 27 Maret 2012

EVALUASI

Nama : Nila Sari Hutasuhut
NIM : 209411018
Kelas : Dik A Reguler 2009
MK : Evaluasi Belajar

BAB I
PENGERTIAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
Ciri penilaan adalah adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kritreria sebagai dasar untuk membandingkan antara apa yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai. Sutrisno hadi mengemukakan pengukuran sebagai suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar kecilnya gejala. Penggunaan tes disini dimaksudkan untuk mengetahuai seberapa jauh siswa-siswa berhasil dalam belajar atau berhasil menguasain isi pengajaran yang diberikan oleh gurunya. Oleh karena itu, apabila tes yang dimaksudkan untuk memenuhi hal tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan tujuan dimaksudkan. Tujuan selanjutnya dipergunakan sebagai bahan/dasar penyusunan tes.
Penilaian adalah suatu tundakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran. Dengan menggunakan norma tertentu, untuk mengetahui tinggi/rendahnya atau baik buruknya aspek tertentu. Interpretasi berarti memberikan/menetapkan harga/value tentang baik buruknya atau tinggi rendahnya hasil pengukuran.
Sebagai contoh:
A=8, B=4, C=7, D=6, E=6, dan F=6.
Hasil-hasil pengukuran tersebut sebenarnya tidak akan dapat kita nilai tanpa menggunakan norma tertentu. Jika 6 kita nyatakan sebagai norma untuk menentapkan baik dan buruknya atau inggi rendahnya atau pandai/ kurang pandai dalam menguasai suatu pelajaran tertentu, maka interpretasi kita adalah bahwa:
A dan C (8 dan 7)termasuk siswa yang pandai D, E, dan F (6, 6 dan 6) termasuk siswa yang sedang, dan B (4 termasuk siswa yang kurang).

Pengukuran bersifat kuantitatif selalu dihubungkan dengan standar, tujuan yang diukur penilaian dihubungkan dengan norma. J.C. stanley mengatakan kata standar dihubungkan dengan tujuan yang dicapai, sedangkan kata norma selalu dihubungkan dengan status/posisi/kedudukan tertentu.
Salah satu tugas penting guru adalah memimpin, membimbing, dan mengerjakan bahan-bahan pelajaran kepada siswa. Dilihat dari segi ini sebagai guru bertanggung jawab akan tugasnya, maka dia akan sadar untuk selalu mengetahui seberapa jauh pimpinan, bimbingan atau bahan-bahan pelajaran itu dikuasai oleh siswa. Seberapa jauh guru dapat memindahkan/ memasukkan materi-materi pelajaran kepada siswa-siswanya karena tuntutan untuk selalu harus mengtahui sampai pada tingkat mana siswa-siswa menguasai materi pelajaran itulah maka diperlukan adanya penilaian. Dengan adanya penialian ini maka guru akan selalu dapat mengikutu perkembangan dalam proses belajarnya.
Ditinjau dari segi siswa dimana siswa-siswa sebagai salah satu faktor/komponen dalam proses pendidikan, maka siswa-siswa yang sadar bahwa sebenarnya aktivitas untuk memajukan dirinya sebagian besar tergantung pada mereka sendiri, dengan sendirinya mereka harus selalu aktif, giat untuk belajar dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya, apakah dalam kegiatan belajar tersebut siswa-siswa sudah mendekati orang lain dalam hal ini gurunya dapat menilai proses belajarnya.
Dengan hasil penilaian yang diberikan oleh gurunya, siswa-siswa akan dapat mengetahui prestasi belajarnya sendiri, yang selanjutnya dia juga akan dapat mengetahui statusnya diantara teman-temannya yang lain dalam kelasnya, apabila dia termasuk pandai, sedang atau kurang dalam hal prestasi belajarnya. Keadaan hasil belajar siswa di samping menggambarkan prestasi belajar siswa juga merupakan pencerminan keberhasilan mengajar gurunya.

BAB II
FUNGSI EVALUASI HASIL BELAJAR
Remmens dan N.L Gage dalam bukunya Educational Measurement and Evaluation mengemukakan tujuan evaluasi hasil belajar antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mempertahankan standar
2. Untuk menyeleksi siswa
3. Untuk memberkan motivasi belajar
4. Untuk memberikan pedoman mengajar
5. Untuk menilai guru, metode belajar, buku pedoman dan isi kurikulum
6. Untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam menilai proses belajarnya
Selanjutnya, Arden N. Frandsen, dalam bukunya Educational Psyhology mengemukakan fungsi-fungsi evaluasi hasil belajar sebagai berikut:
1. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok/kelas-kelas tertentu
2. Untuk/mengetahui tentang sebagai-sebab kesulitan belajar siswa
3. Untuk membimbing cara belajar siswa
4. Untuk menilai kemajuan belajar siswa
5. Untuk meramal keberhasilan belajar berikutnya
6. Untuk menilai kurikulum dan metode mengajarnya
Selanjutnya, CC. Ross dan Julian C. Stanley dalam bukunya Measurement In Today’s School, mengemukakan bahwa evaluasi hasil belajar berfungsi sebagai berikut:
1. Memberikan motivasi belajar
2. Diagnosis kesulitan belajar
3. Penempatan/menggolong-golongkan anak sesuai dengan prestasinya dan selanjutnya untuk kepentingan kenaikan kelas
4. Memberikan bimbingan belajar
5. Memberikan penilaian terhadap sekolah, seperti organisasinya, program, hasilnya dan sebagainya.
Selanjutnya Sumadi Suryobroto dalam bukunya Psychology Pendidikan menjelaskan tentang fungsi-fungsi penilaian hasil belajar ke dalam golongan yaitu:
1. Fungsi Psyckologis
Yaitu agar dapat memperoleh kepastian tentang statusnya dalam kelasnya. Di samping itu bagi guru akan merupakan pertanggungjawaban sampai seberapa jauh usaha mengajarnya dikuasai ooleh siswa-siswanya.
2. Fungsi Dikdaktis
a. Bagi anak didik, keberhasilan maupun kegagalan belajar berikutnya. Jadi, akan dapat memberikan motivasi belajar selanjutnya
b. Bagi pendidik, penilai hasil belajar akan dapat menilai tentang keberhasilan mengajarnya termasuk metode mengajar yang dipergunakan.
3. Fungsi Administratif
Dengan adanya hasil penilaian dalam bentuk Rapor (T ranscrip) atau buku laporan tentang kemajuan belajarnya, akan dapat dipenuhi berbagai fungsi administratif seperti:
a. Merupakan inti laporan kepada orang tua, pejabat-pejabat, guru-guru dan siswa-siswa tersebut
b. Merupakan data bagi siswa, apabila dia akan naik kelas, pindah sekolah maupun untuk melamar pekerjaan,
c. Dari data tersebut kemudian dapat berfungsi untuk menentukan status anak dalam kelasnya
d. Memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan.
Dari beberapa pendapat tersebut ternyata tidak terdapat perbedaan yang menyolok antara pendapat yang satu dengan yang lainnya, justru terdapat saling melengkapi:
Pada kesempatan ini penulis akan mengggolongkan fungsi-fungsi evaluasi tersebut ke dalam:
1. Fungsi-fungsi evaluasi untuk kepentingan siswa
2. Fungsi-fungsi evaluasi untuk kepentingan pendidikan
3. fungsi-fungsi evaluasi untuk kepentingan organisasi/lembaga yang mengatur pendidikan
1) Fungsi-fungsi evaluasi untuk kepentingan siswa
1.1 Untuk mengetahui kemajuan belajarnya
1.2 Untuk dipergunakan sebagai pedoman (motivasi) belajar
1.3 Untuk memberikan pengalaman belajar (self evaluation)
2) Fungsi-fungsi evaluasi untuk kepentingan pendidikan
2.1 Untuk menyeleksi siswa-siswa yang selanjutnya berguna untuk meramal keberhasilan berikutnya.
2.2 Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar siswa selanjutnya berguna untuk memberikan bimbingan belajar kepada siswa
2.3 Untuk memberikan pedoman belajar
2.4 Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar
2.5 Untuk penempatan murid dalam kelasnya dalam grade-grade (tingkat-tingkat tertentu, pandai, sedang, dan kurang).
3) Fungsi-fungsi evaluasi untuk kepentingan organisasi/lembaga yang mengatur pendidikan
3.1 untuk mempertahankan standar pendidikan
3.2 untuk menilai ketepatan kurukulum yang disediakan.
3.3 untuk menilai kemajuan sekolah yang bersangkutan.
1. Fungsi-fungsi evaluasi untuk kepentingan siswa
2.1 Untuk mengetahui kemaju an belajar siswa
Kemajuan belajar siswa dapat diketahui dengan membandingkan statusnya sebelum dan sesudah melakukan prestasi sebelum mengikuti pelajaran dan prestasinya sesudah belajarnya.

2.2 Memberikan motivasi belajar siswanya
Keberhasilan maupun kegagalan usaha belajar yang tercermin dalam hasil studi akan berpengaruh besar bagi usaha-usaha belajar selanjutnya. Bagi siswa-siswa yang telah berhasil memperoleh studi yang baik yang berarti mengalami keberhasilan studi, hal itu akan dapat dijadikan pegangan/ukuran bahwa proses atau cara belajar yang telah dilaksanakan selama ini sudah cukup baik, sehingga bagi usaha-usaha belajar berikutnya akkan mempertahankan cara belajar yang pernah dilakukan, lebih-lebih jika dapat meningkatkan lagi.
Demikian juga kegagalan belajar, sebenarnya akan dapat dijadikakan keputusan, melainkan dapat dijadikan cambuk, dorongan, motif untuk memperbaiki cara belajarnya agar selanjutnya memperoleh hasil yang lebih baik.

2.3 Self evaluation
Mengetahui akan keberhasilan/kegagalan akan dapat dijadikan pegangan atau ukuran terhadap usaha-usaha belajar selanjutnya. Seorang siswa yang berhasil memmperoleh skor yang baik, memberikan pelajaran/pengalaman baginya, cara/ belajar yang telah dilakukannya telah memenuhi sasaran ini selanjutnya merupakan pengalaman baginya untuk melakukan usaha-usaha yang lebih baik lagi, dan setidak-tidaknya melakukan hal yang sama.
Dilain pihak bagi siswa yang mengalami kegagalan (memperoleh skor yang rendah) menandakan bahwa hasil belajar yang dilakukan belum memenuhi sasaran (banyak mengalami kesalahan-kesalahan dalam belajarnya). Ini selanjutnya dapat dijadikan ukuran/pegangan/pengalaman untuk mengulangi lagi cara/usaha belajar sama, yang salah tersebut.
2. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan pendidikan
2.1 Untuk menyeleksi siswa
Seleksi artinya menyaring beberapa dari banyak orang untuk satu program studi tertentu. Alat yang digunakan adalah tes/ujian/tugas-tugas dll. Seleksi ini dilakukan untuk memprediksikan keberhasilan dalam tugas yang dilakukan. Dan tes yang dilakukan harus memenuhi syarat sebagai berikut, validitas realibilitas, dan daya bedanya.
2.2 Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar siswa
Salah satu tugas guru adalah memberi bimbingan belajar pada siswanya dan mengatasi kekurangan-kekurangan siswa tersebut. Kemudian mencari faktor-faktor yang menjdai penyebab kekurangan tersebut dengan jalan tetap memperhatikan kelebihannya.
2.3 Untuk memberikan pedoman mengajar
Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam belajar, karena dengan jalan tersebut guru akan menyesuaikan cara mengajarnya kepada siswa. Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan menggunakan tes hasil belajar.
2.4 Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar
Baik tidaknya hasil belajar siswa ditentukan oleh metode yang diberikan guru kepada murid tersebut pada asaat mengajar. Karena tidak semua murid cocok dengan satu metode yang sama. Dikarenakan kemampuan siswa yang berbeda dalam menerima pelajaran maka guru diharapkan untuk mampu mencari metode yang tepat kepada semua muridnya. Oleh karena itu guru bisa saja menggunakan berbagai metode untuk melihat hasil belajar dari muridnya, kemudian menanyakan kepada muris tersebut metode mana yang mereka lebig sukai.
2.5 Untuk penempatan siswa di dalam kelasnya
Pengukuran presetasi kepada siswa akan dapat diketahui bagaimana perbedaan tingkat hasil prestasi siswa tersebut. Setelah melihat hal ini, guru dapat menggolongkan siswa sesuai dengan tingkatan hasil prestasi siswa, misalnya kelompok tinggi, sedang dan rendah. Dengan cara ini juga guru bisa menyesuaikan kurikulum yang diajarkan agar berhasil sesuai tujuan.
3. Fungsi evaluasi untuk kepentingan Lembaga Pendidikan
3.1 Untuk mempertahankan standar pendidikan
Tes hasil belajar yang diberikan guru kepda setiap muridnya tentu tidak akan memberikan nilai yang sama. Dan juga tidak semua siswa memiki ketuntasan yang baik pada materi yang diajarkan. Maka ditetapkanlah standar/ukuran minimum untuk memisahkan anatar siswa yang mampu dan kurang mamapu dalam menangkap materi atau bahan yang diajarkan.
3.2 Untuk menilai ketepatan kurikulum yang disediakan
Kurikulum adalah salah satu sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang disusun oleh para ahli pendidikan melalui pembahasan dan diskusi-diskusi. Dan kurikulum biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masyrakat yang akan menampung siswa setelah menyelesaiakan pendidikan nantinya, tetapi juga harus disesuaikan dengan perkembangan dan tingkat kesiapan siswa.
3.3 Untuk menilai kemajuan sekolah
Salah satu faktor yang paling penting untuk menilai kemajuan sekolah adalah dengan melihat prestasi belajar siswa-siswinya. Dan masyarakat juga biasanya melihat cermiana sekolah itu baik atau tidak dari hasil prestasi yang dieproleh siswanya tersebut. Apabila prestasi siswanya baik maka mereka akan mencap sekolah itu sebagai sekolah yang bagus pula. Begitu juga dengan sebaliknya.

BAB III
VALIDITAS TES HASIL BELAJAR
Validitas tes adalah:
1. Tingkat ketelitian tes untuk menggambarkan keadaan aspek yang diukur.
2. Tingkat kesesuaian tes untuk menggambarkan keadaan aspek yang diukur atau kata lain apakah tes tersebut sudah memenuhi fungsinya sebagai alat pengukur.
Ada 4 macam tipe validitas, yaitu:
1. Content validity
Content validity adalah validitas alat pengukur yang dicari dengan menggunakan isi/materi program/tugas yang dibebankan kepadanya sebagai kriteria/pedoman. Jika tes dimasukkan untuk mengungkapkan kecakapan siswa dalam menerima/mengikuti pelajaran-pelajaran maka yang dipergunakan sebagai kriteria/pedoman adalah kurikulum. Analisis kurikulum akan dijadikan pedoman untuk menyusun tes.
Sebagai dasar penyusunan tes dapat dipergunakan:
a. Analisis tentang kurikulum dari mata pelajaran yang akan diteskan yang meliputi:
• Tujuan pemberian pelajaran
• Seberapa luasnya skor mata pelajaran yang disediakan
• Bagaimana deskripsi dari materi-materi/ bahan/ pelajaran yang disediakan
b. Buku pegangan yang dipergunakan
c. Soal-soal ujian/ tes yang pernah diberikan untuk sesuatu kelas/ group.
2. Concurrent validity
Concurrent validity adalah kesesuaian/ ketepatan alat pengukur di mana yang dijadikan kriteria ketepatan adalah alat pengukur lain yang sudah dipandang valid.
Hasil pengukuran dari ujian-ujian akhir/ ulangan-ulangan harian/ mingguan dari guru kelas akan dapat dijadikan ukuran. Di samping itu hasil tes bahasa Indonesia yang disusun oleh suatu panitia ahli, yang sebelum diteskan telah dilakukan beberapa kali try out, juga dapat dijadikan ukuran. Selanjutnya, untuk mencari kesesuaian tes bahasa Indonesia yang sudah dipandang valid tersebut dilakukan dengan analisis statistik, yaitu dengan mengkorelasikan kedua hasil tes tersebut dari suatu kelas/ sampel.
Sebagai contoh dapat dilihat tabulasi berikut:
TABEL 1
TABULASI
No. Subjek Hasil tes baru
(yang sedang dicari
Validitasnya) Hasil tes lama
(yang sudah dipandang
Valid)
1 6 7
2 4 5
3 6 6
4 7 6
5 5 6
6 6 6
7 6 7
8 7 7
9 8 7
10 7 8
11 4 4
12 6 5
13 6 6
14 8 7
15 5 3
16 4 6
17 3 4
18 6 7
19 6 6
20 6 7

Dari tabulasi tersebut dapat dipergunakan teknik korelasi product moment dari Pearson untuk keperluan analisis hasil tes baru kita sebut (beri kode) variabel X dan hasil tes lama kita beri variabel Y.


TABEL 2
VARIABEL X DAN Y
Subjek No. X Y X y x2 y2 xy
1 6 7 0,2 1 0,4 1 0,2
2 4 5 -1,8 -1 3,24 1 1,8
3 6 6 0,2 0 0,4 0 0
4 7 6 1,2 0 1,44 0 0
5 5 6 -0,8 0 0,64 0 0
6 6 6 0,2 0 0,4 0 0
7 6 7 0,2 1 0,4 1 0,2
8 7 7 1,2 1 1,44 1 1,2
9 8 7 2,2 1 4,84 1 2,2
10 7 8 1,2 2 1,44 4 2,4
11 4 4 -1,8 -2 3,24 4 3,6
12 6 5 0,2 -1 0,4 1 0,2
13 6 6 0,2 0 0,4 0 0
14 8 7 -2,2 1 4,84 1 2,2
15 5 3 -0,8 -3 0,64 9 0,24
16 4 6 -1,8 0 3,24 0 0
17 3 4 -3,8 -2 14,44 4 7,6
18 6 7 0,2 1 0,4 1 0,2
19 6 6 0,2 0 0,4 0 0
20 6 7 0,2 1 0,4 1 0,2
N=20 116 120 33,2 30 22

Mean ͞X = = 5,8
Mean ͞Y = = 6,0
rxy =
=
=
= 0,69
3. Predictive Validity
Tes yang dapat meramal keberhasilan sesuatu yang dipangkunya. Dalam validitas prediktif itu yang dijadikan criteria kesesuaian adalah bukti/keterangan/laporan yang dikumpulkan tentang keberhasilan itu pada beberapa waktu kemudian.
Tes masuk sekolah misalnya akan mempunyai daya prediksi apabila apa yang dinyatakan pada tes pada masuk tersebut sesuai dengan prestasinya setelah di SMP kemudian.
4. Contruct Validity
Contruct Validity adalah validity tes yang dicari dengan menguraikan aspek (kontruksi) dari sesuatu hal yang hendak diukur. Validitas construktif ini biasanya digunakan apabila tidak ada kriterium difinitif yang dijadikan criterion penyusunan tes.
Jika item-item tes telah memuat komponen tersebut maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut secara konstruktip telah valid. Validitas construktif ini biasanya dipergunakan sebagai dasar penyusunan tes. Suatu produk untuk menilai validitas tes kita sebut prosedur validitas. Langkah-langkah secara umum, yaitu:
 Susunlah tes yang akan dinilai validitasnya
 Carilah alat lain yang akan dipergunakan sebagai ukuran/bahan/pembanding/keriteruim.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS TES
1. Mempengaruhi latar belakang kebudayaan subjek, seperti keadaan status ekonomi, perbedaan struktur social (status social tinggi/rendah) perbedaan tersebut akan mempengaruhi validitas tes.
2. Keadaan tipe tes
Tiap-tiap tes akan berpengaruh terhadap validitas jawaban anak. Tes subjektif (essay tes) akan mempunyai validitas yang berbeda dibandingkan dengan tes objektif.
3. Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes
Kurang jelasnya dalam memberikan petunjuk cara mengerjakan tes, dapat pula mempengaruhi validitas tes.

BAB IV
TEKNIK PENGUJIAN RELIABILITAS TES HASIL BELAJAR
Suatu tes dapat dikatakan reliable apabila tes tersebut dikenakan terhadap subjek yang sama tetapi pada saat berlainan hasilnya tetap sama. Sebagai contoh suatu meteran yang dipergunakan untuk mengukur panjang sesuatu benda. Meteran tersebut akan dapat dikatakan reliabel jika dipergunakan untuk mengukur benda (X) menunjukkan hasil yang sama walaupun saat pengukurannya berbeda.
Sebaliknya jika meteran yang mudah karena suhu, terang tidak akan reliable, karena sebenarnya benda yang diukur sama, akan tetapi pengukuran pertama yang diselenggarakan pada pagi hari, yang suhunya rendah tidak menunjukakan hasil yang sama dengan pengukuran yang kedua, yang diselenggarakan pada siang hari dengan suhu\ yang lebih tinggi. Perbedaan hasil tersebut bukan disebabkan oleh berubahnya subjek yang diukur, tetapi karena alat pengukuran yang sebenarnya telah mengalami perubahan. Untuk lebih jelas dapat dilihat diagram di bawah ini.
Meteran X
50m (diukur tgl 10-5-1989)

50m (diukur tgl 25-5-1989)
Kemungkinan perubahan pribadi yang menjadi sasaran pengukuran tersebut dipengaruhi antara lain oleh:
1. Perubahan pribadi yang diukur
2. Perubahan sementara terhadap sifat pribadi
3. Keadaan sifat pengukuran sendiri yang mudah berubah oleh kondisi dan situasi pengukuran
4. Perubahan hasil pengukuran karena pengaruh pennyelenggaraan pengukuran.
5. Perubahan hasil pengukuran karena penilaian atau cara menginterpretasi hasilnya.
Banyak teknik-teknik untuk menguji reliabilitas tes hasil belajar, pada kesempatan ini dapat dikemukakan tiga buah teknik:

1. Teknik Ulangan
Prinsip dari teknik ini adalah memberikan tes yang sama pada subjek yang sama pada saat yang berbeda, dengan kondisi penyelenggaraan pengukuran yang relative sama. Langkah-langkanya adalah:
a. Kenakan satu tes (X) pada sejumlah subjek (sebagai sampel)
b. Setelah beberapa waktu berselang, ulangi lagi langkah (a)
c. Hitung korelasi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua
Untuk lebih jelas, liat diagram di bawah ini.






Dari diagram tersebut dapat diberikan contoh konkret, misalnya sampel yang kita ambil berjumlah 10 (sekedar untuk menyederhanakan penghitungan), dengan hasil tes berikut:
TABEL 3
SAMPEL YANG DIAMBIL BERJUMLAH 10 ORANG
No Subjek Hasil tes I (X) Hasil tes II (Y)
1 61 49
2 74 61
3 39 47
4 49 60
5 19 35
6 37 29
7 73 66
8 61 55
9 53 58
10 64 70

Maka untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas tes kita dapat menggunakan teknik korelasi product moment. Tenik ini sederhana, mudah dipahami dan sudah mengenai sasarannya.
Tetapi jika kita ingat bahwa keadaan pribadi anak itu dalam keadaan selalu berkembang, tidak statis maka sebenarnya teknik ini kurang tepat dipergunakan, jika jarak waktu pengukuran cukup lama.
Kelemahan yang lainnya ialah bahwa kita harus membuat kondisi penyelenggaran pengukuran yang sama, akan sukar dipenuhi karena sudah adanya tenggang waktu tersebut.
2. Teknik Bentuk Paralel
Dalam teknik bentuk parallel ini dua bentuk tes dikenakan pada sejumlah sampel. Kedua tes ini harus seimbang. Untuk mempermudah anggaplah kedua tes tesebut item-itemlah merupakan sampel dari keseluruhan item yang akan mempergunakan aspek yang dimaksud.
Teknik ini dapat menghindari kekurangan-kekurangan pada teknik ulangan yaitu kemungkinan terhadap perubahan atau perkembangan para pribadi yang diukur kecil kemungkinannya. Tetapi teknik bentuk peralel ini juga memiliki kelemahan yaitu sukarnya membuat (menyusun) dua buah tes yang seimbang yang masing-masing dapat mewakili keseluruhan aspek.

3. Teknik Belah Dua
Dalam teknik belah dua ini satu tes diberikan kepada sejumlah subjek (sampel). Kemudian item-itemnya pada tes itu dibagi dua dan skor tes dari setengah item-item tes pada bagian yang kedua. Sedangkan cara membelah item-item tersebut dapat dilakukan dengan mengumpulkan skor item-item yang bernomor gasal sebagai bagian yang pertama dan mengumpulkan skor item-item yang bernomor genap sebagai bagian yang kedua.
Dengan teknik belah dua ini faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas hasil pengukuran dapat dikurangi atau dihindarkan, yaitu:
a. Adanya practice effect dapat dihindarkan.
b. Demikian juga carry over effect tidak terjadi.
c. Karena penyelenggaraan pengukuran hanya satu kali perubahan pribadi yang mungkin disebabkan karena pengukuran yang diulang tidak akan terjadi pada teknik ini.
d. Perubahan kondisi pengukuran, suasana pengukuran,\penyelenggaraan pengukuran dan sebagainya karena pengukuran yang diulang tidak akan terjadi karena pengukuran hanya dilakukan satu kali.

Sebagai contoh dapat diperiksa pada table sebagai berikut:
TABEL 4
CONTOH
No. Subjek Skor item-item Gasal Skor item-item Genap
1 36 40
2 27 25
3 32 30
4 40 36
5 30 33
6 37 40
7 42 39
8 25 23
9 24 28
10 35 37
Untuk menghitung koefisien reliabilitasnya masih harus dilanjutkan dengan menggunakan Formula Spearman Brown sebagai berikut:




Keterangan:
r₂₂= reliabilitas tes
rtt = hasil korelasi antara dua kelompok tes
Ternyata dari hasil korelasi tes dapat diketahui reliabilitas tes sebagai berikut:
Kita ambil saja hasil korelasi pada table 5 yaitu: rxy= 0,81
r₂₂=
r₂₂=
r₂₂= 0,89
Untuk menafsirkan arti suatu koefisien reliabilitas dapat dipergunakan pedoman sebagai berikut:
0,00 – 0,40 = Reliabilitas rendah
0,41 – 0,70 = Reliabilitas sedang
0,71 – 0,90 = Reliabilitas tinggi
0,91 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi


TABEL 5
PERHITUNGAN KORELASI PRODUCT MOMENT DARI PEARSON
UNTUK MENCARI KORELASI ANTARA HASIL TES PERTAMA (X)
DENGAN HASIL TES KEDUA (Y)
NO X Y X y x² y² xy
1 61 49 7 -4 49 16 -28
2 74 61 20 8 400 4 160
3 39 47 -15 -6 225 36 90
4 49 60 -5 7 25 49 -35
5 29 35 -25 -18 625 324 450
6 37 29 -17 -24 289 576 408
7 73 66 19 13 361 169 247
8 61 55 7 2 49 4 14
9 53 58 -1 5 1 25 -5
10 64 70 10 17 100 289 170
540 530 - - 2124 1552 1471

Mean X = 54
Mean Y = 53
Maka, rху =
=
=
= 0,18
Tabel 7
DISTRIBUSI FREKUENSI TOTAL SKOR INDIVIDU TES
BAHASA INDONESIA YANG DIBERIKAN KEPADA SISWA-SISWA KELAS IV DI BEBERAPA SEKOLAH DASAR DI DAERAH TAPANULI UTARA.
TABEL INI UNTUK MENCARI MEAN DAN STANDAR DEVIASI


Interval F x1 Fx1 Fx12
61 – 65
56 – 60
51 – 55
46 – 50
41 – 45
36 – 40
31 – 35
26 – 30
21 – 25
16 – 20 6
5
21
18
16
26
29
88
19
2 5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4 30
20
63
36
16
0
-29
-18
-57
-8 150
80
189
72
16
0
29
32
171
32
150 - 55 671

Mean = SD =
= 38 + =
= 38 + 1,83 =
= 39,83 =
=

Tabel 8
PROPORSI SUBJEK YANG MENJAWAB BENAR UNTUK TIAP-TIAP
ITEM BAHASA INDONESIA YANGIBERIKAN KEPADA SISWA-SISWA KELAS IV DI BEBERAPA SEKOLAH DASAR DI TAPANULI UTARA.
TABEL INI UNTUK MENCARI p, q dan pq TIAP ITEM

Nomor Item Jumlah subjek yang menjawab benar p q pq
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
45
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82 111
88
112
104
49
45
110
109
102
103
103
79
64
74
79
64
44
87
78
98
58
101
40
75
64
44
95
38
56
41
58
54
60
43
80
55
82
49
55
79
49
50
53
48
39
38
48
52
70
55
53
90
92
43
61
57
55
102
111
80
96
77
92
99
82
63
56
106
44
99
67
96


70
101
48
53
58
73
44
58 0,70
0,59
0,75
0,69
0,33
0,30
0,73
0,73
0,68
0,69
0,69
0,53
0,43
0,49
0,53
0,43
0,29
0,58
0,52
0,65
0,39
0,67
0,27
0,50
0,43
0,29
0,63
0,25
0,37
0,27
0,39
0,36
0,40
0,29
0,53
0,37
0,55
0,35
0,37
0,53
0,37
0,33
0,34
0,32
0,26
0,25
0,32
0,35
0,47
0,37
0,35
0,60
0,61
0,19
0,41
0,38
0,37
0,68
0,70
0,53
0,65
0,51
0,61
0,66
0,55
0,42
0,37
0,71
0,29
0,73
0,45
0,64


0,47
0,67
0,32
0,35
0,39
0,52
0,29
0,39 0,30
0,41
0,25
0,31
0,67
0,70
0,27
0,27
0,32
0,31
0,31
0,47
0,57
0,51
0,47
0,57
0,71
0,42
0,48
0,35
0,61
0,33
0,73
0,50
0,57
0,71
0,37
0,75
0,68
0,73
0,61
0,64
0,60
0,71
0,47
0,63
0,45
0,67
0,63
0,47
0,63
0,67
0,66
0,68
0,74
0,75
0,68
0,65
0,53
0,63
0,40
0,39
0,81
0,59
0,62
0,63
0,32
0,30
0,47
0,35
0,49
0,39
0,34
0,45
0,58
0,63
0,29
0,71
0,27
0,55
0,36
0,36


0,53
0,33
0,68
0,65
0,61
0,48
0,71
0,61 0,21
0,24
0,19
0,21
0,22
0,21
0,20
0,20
0,22
0,21
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,21
0,24
0,25
0,23
0,24
0,22
0,20
0,25
0,25
0,21
0,23
0,19
0,23
0,20
0,24
0,23
0,24
0,21
0,25
0,23
0,25
0,22
0,23
0,25
0,23
0,22
0,22
0,22
0,19
0,19
0,22
0,23
0,25
0,23
0,23
0,24
0,24
0,15
0,24
0,23
0,23
0,22
0,21
0,25
0,23
0,25
0,25
0,22
0,25
0,24
0,23
0,21
0,21
0,20
0,25
0,23


0,25
0,22
0,22
0,23
0,25
0,25
0,21
0,24
- 39,02 42,93 18,60


Dimana : R = koefisien reliabilitas tes yang dicari
n = jumlah item tes
St = standar deviasi tes
p = proporsi subjek yang menjawab benar untuk tiap item
q = proporsi subjek yang menjawab salah untuk tiap item

sedangkan cara mencari p dan q dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
a. Cara mencari p
 Jika tesnya berbentuk pilihan b, dipergunakan rumus :




Dimana : R = jumlah subjek yang menjawab benar untuk tiap-tiap item
W = jumlah subjek yang menjawab salah untuk tiap-tiap item
0 = option, yaitu pilihan yang disediakan untuk tiap-tiap item
N = jumlah seluruh subjek yang dites
 Jika tesnya berbentuk isian (Supply), rumus yang dipergunakan lebih sederhana yaitu:


b. Untuk mencari q
Jika p sudah diketahui dengan rumus tersebut di atas, p dapat dihitung dengan :


Cara mencari p, q dan pq

 Item nomor 1.
Untuk item nomor 1, diantara 150 subjek yang dites, terdapat 111 subjek yang menjawab benar, maka :






 Item nomor 10.
Dari 150 subjek yang dites, 103 subjek menjawab benar, maka :






 Item nomor 82.
Dari 150 subjek yang dites, 58 subjek menjawab benar, maka :





1. Formula Kuder - Richardson “20”
Dengan tersedianya tabel-tabel tersebut (tabel 4 dan 5), kita dengan mudah dapat menghitung koefisien reliabilitas tes dengan Formula Kuder Richardson “20”.
Karena telah diketahui n = 82
S1= 10,4
pq = 18,6
Maka tinggal memasukkan ke dalam rumus :









2. Formula Kuder - Richardson “21”
Formula Kuder-Richardson “21” menggunakan rumus sebagai berikut :


Dalam rumus :

n = banyaknya butir soal
M = mean skor


Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes dengan Formula Kuder Richardson, tidak perlu menggunakan data-data sebagaimana tabel 5, tetapi cukup hanya dengan mempergunakan tabel 4 saja, sehingga prosedurnya sederhana, dan praktis.
Selanjutnya mari kita hitung koefisien reliabilitasnya dengan mempergunakan formula tersebut. Pada tabel 4 kita ketahui bahwa :
Mean = 39,83
SD = 10,40
Kemudian kita masukkan ke dalam rumus :












= 0,82

Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes
Banyak faktor yang mempengaruhi koefisien reliabilitas tes, 3 (tiga) faktor di bawah ini merupakan faktor yang banyak mempengaruhi, yaitu :
1. Panjang (banyaknya) item-item tes
Panjang-pendeknya atau banyak sedikitnya item-item tes, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas tes. Suatu tes yang terdiri dari item-item yang lebih banyak akan tinggi koefisien reliabilitas dibandingkan dengan tes lain yang hanya terdiri dari item-item yang lebih sedikit.
Tes yang terdiri dari item-item yang panjang akan lebih tuntas dalam mengungkapkan aspek-aspek yang hendak diukur dan itu berarti bahwa tes yang lebih panjang akan lebih representatif dibandingkan dengan tes yang lebih pendek atau sedikit. Selanjutnya, tes yang lebih representatif akan lebih memungkinkan untuk dapat mengukur keadaan subjek yang sebenarnya, sehingga hal itu akan lebih menjamin konsistensi dari jawaban subjek.
Sebagai ilustrasi dapat dilihat dari diagram di bawah ini :
1
0,9 0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0 0
50 100 150 200 250 300 350
Panjang kelas
Berapa kita harus memperbanyak item-item tes agar diperoleh koefisien reliabilitas yang diinginkan, dapat dipergunakan Spearman-Brown sebagai berikut:


dalam rumus :
rm = koefisien reliabilitas tes baru (setelah diperpanjang)
r = koefisien reliabilitas tes lama (sebelum diperpanjang)
n = angka perkalian yang dipergunakan untuk memperpanjang tes
Contoh perhitungan:
a) Jika panjang tes semua yang terdiri dari 50 item diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,60, dan kita ingin memperpanjang menjadi 100 item, maka koefisien reliabilitas yang baru setelah diperpanjang akan diperoleh :




= 0,75

b) Jika koefisien reliabilitas yang diperoleh dari tes yang terdiri dari 50 item sama dengan 0,60, sedangkan kita ingin meningkatkan menjadi 0,75, maka panjang tes yang baru dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

















Jadi, untuk mempertinggi koefisien reliabilitas tes yang terdiri dari 50 item, dari 0,60 menjadi 0,75, maka item-item tes tersebut harus diperpanjang 2 kali lipat, sehingga menjadi 100 item.

2. Tingkatan kemampuan kelompok subjeknya yang dites
Suatu kelompok subjek yang mempunyai variabilitas kemampuan yang lebih besar akan menghasilkan koefisien reliabilitas yang lebih tinggi. Konsekuensinya ialah tes yang diberikan kepada kelompok subjek yang terdiri dari beberapa tingkatan kemampuan (tinggi, cukup, sedang, dan kurang) akan menghasilkan koefisien reliabilitas yang lebih tinggi dari pada tes tersebut diberikan kepada kelompok subjek yang terdiri dari satu tingkatan kemampuan saja.

3. Kondisi penyelengaraan tes
Kondisi penyelenggaraan tes juga akan dapat mempengaruhi koefisien reliabilitas tes. Tes yang diberiakan dalam suasana yang gaduh, hawa terlalu panas, ribut, tempat duduk berjejal-jejal, soal tidak jelas, isi pulpen tiba-tiba habis, gangguan emosi saat menjelang tes dan sebagainya, akan menyebabkan rendahnya koefisien reliabilitas tes.


BAB V
TAKSONOMI BLOOM
1. Arti Dan Letak Taksonomi Dalam Pendidikan
Suharsimi mengemukakan tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan. Pertama, tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya suatu program diadakan. Kedua, tujuan yang didasarkan atas tingkah laku. Yang dimaksud adalah berhasil pendidikan dalam bentuk tingkah laku. Inilah yang dimaksud dengan taksonomi. Ada 3 macam tingkah laku yang dikenal umum, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional.
Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan :
1. Kategori tingkah laku yang masih verbal.
2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan.
3. Tingkah laku kongkret yang terdiri dari tugas-tugas dalam pernyataan-pernyataan sebagai ujian dan butir-butir soal.
Ada 3 ranah atau dominan besar, yang terletak pada tingkatan kedua yang selanjutnya disebutkan taksonomi yaitu:
1. Ranah kognif
2. Ranah afektif
3. Ranah psikomotor
Keterangan lebih lanjut adalah sebagai berikut:
(1) Ranah kognitif
Menurut Bloom segi kognitif memiliki enam taraf, meliputi pengetahuan sampai evalusai. Pengetahuan, taraf ini mencakup ingatan, tentang hal-hal yang khusus atau hal-hal yang umum, tentang metode-metode dan proses-proses, atau tentang pola, struktur atau setting.
Pemahaman, taraf ini mencakup bentuk pengertian yang paling rendah, taraf ini berhubungan dengan sejenis pemahaman yang menunjukkan bahwa siswa mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan bahan pengetahuan atau ide tertentu tanpa perlu menghubungkannya dengan bahan lain atau tanpa perlu melihat seluruh implikasinya.
Aplikasi, taraf ini mencakup digunakannya abstraksi dalam situasi yang khusus atau konkret. Analisis, taraf ini mencakup penguraian suatu ide kedalam unsur-unsur pokoknya. Sintesis, taraf ini mencakup kemampuan menyatukan unsur-unsur dan bagian-bagian sehingga merupakan suatu keseluruhan.
Evaluasi, taraf ini mencakup penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu. Evaluasi terdiri dari dua kategori, yaitu “penilaian dengan menggunakan kriteria internal” dan “penilaian dengan menggunakan kriteria eksternal”. Taraf pengetahuan terdiri dari dua belas kategori. Apabila guru membagi taksonomi kognitif itu menjadi dua ketgori saja, taraf yang rendah yaitu pengetahuan dan taraf yang lebih tinggi, meliputi pemahaman sampai evaluasi.
(2) Segi Afaktif
Segi afaktif oleh Krathwohl dibagi menjadi lima taraf. Pembagian atas tarf-tarf ini sedikit banyak berguna juga dalam arti merangsang guru memikirkan berbagai jenis tujuan. Tetapi tidak dianjurkan untuk menyita banyak waktu untuk mengadakan pengelolaan berbagai tujuan sesuai dengan taraf ini.
Memperlihatkan, taraf pertama ini adalah mengenai kepekaan siswa terhadap fenomena dan pengarang-pengarang tertentu. Yaitu menyangkut kesediaan siwa untuk menerima atau memperlihatkannya. Taraf ini di bagi lagi menjadi tiga kategori sejalan dengan tingkatan dengan memperlihatkan fenomena yaitu kesadaran akan fenomena, kesediaan menerima fenomena dan perhatian yang terkontrol atau terseleksi terhadap fenomena.
Merespon pada taraf ini siswa sudah merespon. Respon ini sudah lebih dari hanya memperlihatkan fenomena. Siswa sudah memiliki motivasi yang cukup sehingga ia bukan saja mau memperhatikan melainkan sudah memberikan respon.
Menghayati nilai pada taraf ini Nampak siswa bahwa sudah menghayati nilai tertentu. Perilaku siswa sudah cukup konsisten dalam situasi tertentu sehingga ia sudah dipandang sebagai orang yang sudah menghayati nilai yang bersangkutan.
Mengorganisasikan , dalam mempelajari nilai-nila itu menjadi suatu system sehinnga nilai-nilai tertentu sajalah yang lebih memberikan pengarahan kepada mereka.
Mempribadikan nilai atau seperangkat nilai pada taraf tertinggi ini siswa telah mendarah daging nilai-nilai sedemikian rupa sehinnga dalam praktiknya ia sudah dapat di golongkan sebagai orang yang memegang nilai atau seperangkat nilai tertentu.
(3) Segi psikomotoris
Bloom dan kawan-kawan belum menyusun taksonomi untuk segi ini. Tapi sudah ada suatu taksonomi untuk segi ini dan telah mendapat perhatian belakangan ini yang dikembangkan oleh E.j Simpson sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Presepsi adlah langkah pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat motoris ialah menyadari opjek, sifat, atau hubungan melalui alat indra. Langkah inilah bagian utama dalam rangkaian situasi interpretasi tindakan yang menimbulkan kegiatan motoris.
Set adalah kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau untuk beraksi terhadap suatu kejadian menurut cara tertentu. Ada tiga asfek yaitu intelektual, fisis, emosional.
Respon terbimbing inilah tingkatan permulaan dalam mengembangkan keterampilan motoris. Yang ditekankan ialah kemampuan-kemampuan yang merupakan bagian dari keterampilan yang lebih kompleks. Respon terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat diamati, yang terjadi dengan bimbingan individu lain.
Respon mekanis pada tarap ini siswa sudah yakin akan kemampuannya dalam dirinya untuk merespon sesuai dengan jenis perangsanga atau situasi yang dihadapi.
Respon kompleks pada taraf ini dapat melakukan perbuatan motoris yang boleh dianggap kopleks, karena pola gerakan yang dituntut sudah kopleks. Perbuatan ini dapat dilakukan secara efesien dan lancar, yaitu dengan menggunakan tenaga dan waktu yang sedikit mungkin.

BAB VI
CARA SEDERHANA UNTUK MENGUKUR TARAF KESUKARAN ITEM DAN DAYA BEDA ITEM TES HASIL BELAJAR
Tes yang baik harus mengandung item-tem yang baik, item-item yang baik disamping harus dapat mengungkapkan atau menggambarkan aspek-aspek yang hendak diukur, harus pula memiliki taraf kesukaran dan daya beda tertentu. Untuk mengetahui taraf kesukaran item dan daya beda item diperlukan analisis item.
Ada beberapa cara untuk mengadakan analisis item tersebut. Pada kesempatan ini akan disajikan salah satu cara yang paling sederhana yang dipandang cukup memberikan petunjuk untuk mengetahui hal tersebut.
Analisis item dilaksanakan dengan menghitung beberapa jumlah aspek yang menjawab benar, dan berapa jumlah subjek yang menjawab salah satu tiap-tiap item.
Bagaimana caranya, kita ikuti uraian berikut. Setelah item-item tes disusun dengan seksama dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan, kemudian tes tersebut diberikan atau dikenakan kepada sekelompok siswa sebagai sampel. Setelah itu kertas jawaban siswa diperiksa dan di skor item demi item sampai diketahui skor total tiap-tiap pekerjaan siswa. Setelah diketahui skor total masing-masing pekerjaan siswa, kemudian perlu dikerjakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Susunlah kertas jawaban testee dari bawah, yaitu mulai dari kertas jawaban yang mendapat skor terendah ke atas sampai pada kertas jawaban yang mendapat skor skor tertinggi.
2. Bagilah kertas-kertas jawaban tersebut dengan komposisi 27% yang termasuk mendapat skor terbaik 46% yang termasuk mendapat skor sedang dan 27% yang termasuk mendapat skor terendah. Dapat juga digolongkan dengan komposisi 25% kelompok skor baik/pandai, 50% kelompok skor sedang dan 25% kelompok skor kurang.
3. Cara menetapkan 27% kertas jawaban yang tergolong kategori baik/pandai tersebut ialah dengan mengambil kertas pekerjaan mereka mulai dari kertas jawaban yang mendapat skor tertinggi, ke bawah, sampai dipenuhi jumlah 27% dari seluruh kertas jawaban. Ini digolongkan ke dalam kelompok pandai.
4. Sedang cara menetapkan 27% kertas jawaban yang tergolong kategori kurang, ialah dengan mengambil kertas jawaban mereka mulai dari kertas jawaban yang mendapat skor terendah ke atas, sampai dipenuhi jumlah 27% dari seluruh kertas jawaban, ini digolongkan ke dalam kelompok kurang.
5. Jumlah 27% dari seluruh subjek yang di tes tersebut kita beri simbol “n”.
6. Setelah diambil 27% dari skor tertinggi dan menyolok/tajam dari skor terendah, sisanya tinggal 46%, dan digolongkan ke dalam kelompok sedang. Mereka yang termasuk ke dalam kelompok sedang ini, untuk keperluan mengukur taraf kesukaran item dan daya beda item tidak diikutsertakan. Salah satu alasan diambilnya dua kelompok saja kelompok pandai dan kelompok kurang, sebenarnya kita telah tahu bahwa kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan skor yang menyolok/tajam suatu item dipergunakan untuk membedakan dua kelompok yang mempunyai perbedaan skor menyolok/tajam saja tidak dapat, apalagi untuk membedakan dua kelompok yang tidak begitu menyolok/tajam perbedaannya, niscaya akan lebih tidak mampu lagi.
7. Selanjutnya item-item tes yang akan dianalisis ialah item-item tes yang dikerjakan oleh 27% kelompok pandai dan item-item yang dikerjakan oleh 27% kelompok kurang.
8. Tahapan berikutnya ialah perlu dihitung beberapa jumlah subjek yang menjawab salah pada kelompok pandai, dan berapa jumlah subjek tes yang menjawab salah pada kelompok kurang.
9. Jumlah subjek yang menjawab salah pada kelompok pandai kita beri simbol .
10. Jumlah subjek yang menjawab salah pada kelompok kurang kita beri symbol .
11. Di hitungnya tersebut diperlukan untuk mengetahui indeks daya beda item dengan indeks taraf kesukaran item.
12. Indeks daya beda item dapat dicari dengan menghitung selisih presentase subjek yang menjawab salah pada kelompok kurang dengan presentase subjek yang menjawab salah pada kelompok pandai.
Daya beda = % - %
13. Indeks taraf keseluruhan item dapat dihitung dengan membagi jumlah subjek-subjek yang menjawab salah pada kelompok kurang dan subjek-subjek yang menjawab salah pada kelompok pandai dengan jumlah subjek pada kedua kelompok tersebut, kemudian dikallikan 100.
Taraf Kesukaran =

Dalam menghitung taraf kesukaran item-item kita mengambil jumlah subjek yang menjawab salah, hal itu dimaksudkan agar dimungkinkan memperoleh indeks taraf kesukaran item menaik, dalam arti bahwa item yang memiliki angka indeks tertinggi, berarti item tersebut sukar.
Sebaliknya apabila dalam menghitung taraf kesukaran item tersebut dengan mengambil jumlah subjek yang menjawab benar, maka indeks yang akan diperoleh bukanlah indeks taraf kesukaran, tetapi menjadi indeks taraf kemudahan item.
Formulasi lain untuk menghitung tara kesukaran item dikemukakan oleh Julian. C. Stanley dengan menghitung jumlah option untuk tiap-tiap item.
Taraf Kesukaran Item =

Tetapi jika kita menggunakan rumus Stanley tersebut, kemungkinan akan ditemui angka presentasi lebih dari 100, yang hal itu akan janggal dinamakan presentase. Sebagai contoh kita dapat menghitung nomor 6 tabel II.
*) O = option = alternatif yang disediakan untuk tiam item
**) jawaban yang benar pada option b.
14. Untuk jelasnya dalam menghitung daya beda dan taraf kesukaran item tersebut dapat dilihat contoh perhitungan item-item berikut ini.

Item No. 1
Komposisi jawaban subjek untuk item no. 1 sebagai berikut:


Kelompok Option
a b** c d omit
Pandai 27%
Kurang 27% 20
36 14
9 36
24 9
7 2
5 81
81

Item nomor satu dari 81 orang siswa pada kelompok pandai 60 siswa dapat menjawab benar, berarti jumlah subjek yang menjawab salah pada kelompok pandai = 21. Dan presentase = (100) = 26
Pada kelompok kurang dari 81 orang siswa yang dites, terjawab salah = 40
Dan presentase = (100) = 50
a) Daya Beda = % - %
= 50 – 26
= 24
b) Taraf Kesukaran = (100)
= (100)
= 38

Item No. 2
Komposisi jawaban subjek untuk item no. 2 sebagai berikut:


Kelompok Option
a b** c d omit
Pandai 27%
Kurang 27% 20
36 14
9 36
24 9
7 2
5 81
81

Item nomor dua memiliki

= 57, Persentase = 70
= 45, Persentase = 55

a) Daya Beda = % - %
= 70 – 55
= 25
b) Taraf Kesukaran = (100)
= (100)
= 63

Item No. 3

= 32, Persentase = 39
= 40, Persentase = 49
a) Daya Beda = 10
b) Taraf Kesukaran = (100)
= 44

Item No. 4
Komposisi jawaban subjek no. 4 sebagai berikut:


Kelompok Option
a b** c d omit
Pandai 27%
Kurang 27% 35
35 5
5 16
14 11
21 4
6 81
81

= 46, Persentase = 57
= 46, Persentase = 57

a) Daya Beda = 57 – 57
= 0

b) Taraf Kesukaran = (100)
= 57
Item No. 5
Komposisi jawaban subjek item No. 5


Kelompok Option
A b** C d omit
Pandai 27%
Kurang 27% 71
65 6
11 4
5 -
- -
- 81
81

= 16, Persentase = 20
= 10, Persentase = 12

a) Daya Beda = 20 – 12
= 8

b) Taraf Kesukaran = (100)
= 16

TABEL 10
KOMPOSISI JAWABAN SUBJEK PADA 27% KELOMPOK PANDAI (HIGH GROUP) DAN 27% KELOMPOK KURANG (LOW GROUP) TERHADAP 10 ITEM TES MULTIPLE CHOICE DENGAN JUMLAH TESTEE = 300
No. Item Group Option Jumlah testee pada tiap kelompok
A b c d omit
1. H
L 9
14 60
41 5
12 7
11 0
3 81
2. H
L 20
36 14
9 36
24 9
7 2
5 81
3. H
L 8
5 9
11 22
14 41
49 1
2 81
4. H
L 35
35 15
5 16
4 11
21 4
6 81
5. H
L 71
65 6
11 4
5 -
- -
- 81
6. H
L 24
24 31
40 10
6 9
6 7
5 81
7. H
L 4
6 75
50 2
- -
5 -
- 81
8. H
L 5
9 6
12 14
11 56
49 -
- 81
9. H
L 11
6 15
20 31
23 21
17 -
5 81
10. H
L 48
37 12
28 14
10 6
9 1
2 81


BAB VI
MACAM-MACAM TES HASIL BELAJAR
Ada banyak penggolongan tentang bentuk tes hasil belajar di mana penggolongan itu atas dasar tujuan tertentu.
Kita dapat mengadakan penggolongan bentuk tes hasil belajar sebagai berikut :
A. Ditinjau dari jawaban yang diterapkan dari testee
1. Tes Lisan : oral tes
2. Tes tertulis : written tes
B. Ditinjau dari kualitas tesnya :
1. Tes yang telah terstandar
2. Tes buatan guru sendiri yang belum terstandar
C. Ditinjau dari susunan item-itemnya
1. Tes jawab uraian (essay tes)
2. Tes objektif
Tes jawab terurai (essay tes)
Tes jawab terurai adalah suatu tes yang disusun dengan pertanyaan-pertanyaan yang relative pendek dan jawaban yang diminta dari testee dalam uraian bebas. Pertanyaan yang biasa diajukan umumnya berbentuk ;
Apa, siapa, kapan, di mana
a. Buatlah daftar
b. Buatlah online tentang
c. Lukislah/gambarkan
d. Perlawankan
e. Perbandingan
f. Terangkan
g. Diskusikan
h. Bagaimana perkembangan
i. Ringkasan
j. Pernilaian terhadap sesuatu

Dengan bentuk pertanyaan-pertanyaan tersebut testee menjawab dengan terurai dengan uraian bebas menurut cara mereka masing-masing dengan gaya bahasa tertentu dan dengan susunan kalimat tertentu.
Oleh karena jawaban testee dalam bentuk uraian, maka akan terjadi bahwa dua jawaban testee sebenarnya sama, tetapi karena diuraikan dengan gaya bahasa dan susunan kalimat yang berbeda, hal itu akan memerlukan keahlian dalam menginterpretasikan jawaban mereka yang selanjutnya akan memungkinkan pemberian penialaian yang berbeda, walaupun materi jawaban sama. Karena terhadap jawaban testee memerlukan penafsiran, sudah barang tentu di samping memerlukan keahlian dari penilaian juga diperlukan adanya sikap objektif dari penilai.

Tes Objektif
Tes objektif ialah tes yang disusun dengan perintah/pernyataan sedemikian rupa. Sehingga jawaban yang diminta dari testee cukup hanya dengan kata-kata singkat, dan bahkan cukup hanya dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Karena jawaban testee hanya berupa kata-kata singkat, sehingga tidak perlu keahlian untuk menginterprestasi jawaban testee.

a. Tes Benar-Salah atau Tes Ya-Tidak (True-False Test, Yes-No Test)
Orang yang dites (testi) diminta menentukan pilhan atau pendapatnya mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk.
Beberapa kekuatan dan kelemahan tes benar-salah antara lain adalah :
Kekuatan Kekuatan
a. Mudah disusun
b. Komprehensif
c. Dapat dinilai cepat
d. Praktis a. mendorong untuk menerka-nerka, dapat tanpa belajar
b. reliabilitasnya rendah
c. menimbulkan kekaburan, dan objektif sukar dicari item yang benar-benar benar dan benar-benar salah

b. Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)
Item dalam tes pilihan ganda terdiri dari suatu pertanyaan atau pernyataan yang belum selesai, diikuti oleh sejumlah kemungkinan jawaban. Pelajar atau test harus memilih jawaban yang paling tepat dalam cara sesuai dengan apa yang disebutkan dalam petunjuk.
Kebaikan dan kelemahan tes pilihan ganda antara lain adalah :
Kekuatan Kelemahan
a. Tes pilihan ganda dapat disusun untuk mneliti secara efektif kemampuan pelajaran untuk membuat tafsiran, melakukan pemilihan, mendeskripsikan pendapat, menarik, kesimpulan.
b. Cara penilaian dapat mudah dan cepat dilakukan serta objektif.
c. Faktor terkaan (menebak-nebak) dapat dihilangkan atau setidaknya dapat dikurangi minimal. a. Banyak diantara mereka yang mempergunakan tes bentuk pilihan berganda ini berusaha untuk menilai ingatan saja (dan itu memang paling mudah dikerjakan) .
b. Untuk menyusun tes pilihan berganda yang benar-benar baik adalah sukar.
c. Kerap kali terjadi :
• Terdapat lebih dari satu jawaban yang tepat
• Terlalu jelas bahwa kemungkinan jawaban yang lain-lain adalah salah, sehingga seakan-akan hanya ada satu kemungkinan jawaban saja.
d. Memakan banyak waktu dan tenaga untuk menyusunnya.


c. Tes membandingkan atau menyusun (Matching Test)
Tes membandingkan atau menyesuaikan ialah tes dimana disediakan dua kelompok bahan, dan testi harus mencari pasangan-pasangan yang sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dan yang terdapat pada kelompok kedua, sesuai dengan petunjuk tes itu.
Kebaikan dan kelemahan tes membandingkan/menyesuaikan adalah :


Kekuatan Kelemahan
a. Tes ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam hal, misalnya :
• Problem dengan penyelesainnya
• Teori dengan penyusunannya
• Sebab dan akibatnya
• Singkatan dan kata-kata selengkapnya
• Istilah dengan defenisinya
b. Tes bentuk ini secara relative mudah disusun
c. Apabila tes ini disusun dengan baik maka factor menerka-nerka itu praktis dapat dihilangkan.
d. Dapat dinilai dengan mudah cepat dan objektif. a. Banyak diantara mereka yang mempergunakan tes bentuk pilihan berganda ini berusaha untuk menilai ingatan saja (dan itu memang paling mudah dikerjakan).
b. Untuk menyusun tes pilihan berganda yang benar-benar baik adalah sukar.
c. Kerap kali terjadi :
• Terdapat lebih dari satu jawaban yang tepat.
• Terlalu jelas bahwa kemungkinan jawaban yang lain-lain adalah salah, sehingga seakan-akan hanya ada satu kemungkinan jawaban saja.
d. Memakan banyakl waktu dan tenaga untuk menyusunnya.


d. Tes isian
Tes isian ini biasanya criteria atau karanagan, dimana kata-kata penting tertentu tidak dinyatakan (dikosongi) dan si-testi (pelajar atau anak didik) diminta mengisi bagian-bagian yang kosong itu.





Kebaikan dan kelemahan tes isian antara lain adalah :

Kekuatan Kelemahan
a. Dengan tes isian ini, masalah yang diujikan, disajikan dalam keseluruhannya, dalam konteksnya.
b. Baik untuk menyelidiki pengetahuan si pelajar secara utuh mengenai suatu bidang.
c. Mudah disusun. a. Terlalu banyak makan tempat dan waktu.
b. Kurang komprehensif, hanya dapat mencakup sebagian saja (mungkin sebagian kecil) daripada bahan yang harus dipelajari. Hal ini memungkinkan si pelajar untuk mengadakan spekulasi dalam belajar.
c. Seringkali dengan tes isian ini, yang dapat dinilainya kecakapan mengingat-ingat, sedangkan kecakapan yang lain kurang mendapat sorotan.




BAB VII
PRINSIP-PRINSIP UMUM PENYUSUNAN TES
C.C.Ross & J.C Stanley mengumakakan teknik pengukuran dan penilaian, yaitu:
1. Planing the test( perencanaan tes)
2. Preparing the test (persiapan tes)
3. Try out the test( try out tes)
4. Evaluating the test( penilaian tes)

1. Planing The Test( Perencanaan Tes)
Hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1 Hakikat daripada objek yang akan diukur.
2 Ditetapkan tujuan yang akan dicapai.
3 Diterapkan bagi siswa kondisi yang bagaimana dalam tes.

2. Preparing The Test (Persiapan Tes)
1 Penyusunan Item-item tes sebagai faktor dasar tes daripada tes.
2 Memasukkan bermacam-macam tipe tes yang akan memebuat siswa lebih menarik dibadingkan hanya 1 tipe.
3 Item tes harus memiliki tingkat kesukaran yang sedang.
4 Menyediakan item tes sebanyak mungkin untuk menjaga terjadinya revisi atau perubahan.
5 Item yang telah dipersiapan perlu diadakan kritik-kritik, apakah item tes tersebut benar-benar telah mencerminkan faktor.
6 Item-item tes harus menekankan materi daripada hanya sekedar pertannya akan menentukan jawabannya.
7 Item tes harus disusun sedemikian mungkin, sehingga keseluruhan isi lebih berfungsi dalam menentukan jawaban.
8 Setiap item-item disusun menjadi beberapa tipe sehingga terkelompok.
9 Item yang mudah diletakkan di nomor pemula, hingga item paling sukar.
10 Susunan pilihan jawaban yang paling benar supaya jauh dari pola jawaban teratur
11 Sediakan catatn tertulis buat siswa
12 Petunjuk-petunjuk tentang mengerjakan & menjawab dan cara memahami soal-soal.
3. Try out tes
1 Perlu diusahakan agar penyelenggara tes berjalan diatas kondisi yang normal.
2 Waktu untuk mengerjakan tes harus mencukupi.
3 Prosedur skorsing harus sessederhana mungkin.
Untuk mengetahui skor keseluruhan untuk tes objektif digunakan rumus umum, yaitu:
S=R- W
0-1
S: skor tes keseluruhan
R: jumlah jawaban yang benar

4. Standar penilaian
Standar penilaian yaitu cara yang digunakan dalam menentukan derajat keberhasilan hasil penilaian sehingga dapat diketahui kedudukan siswa apakah itu telah menguasai tujuan pembelajaran. Standar penilaian dikelompokkan menjadi 2 yaitu penilaian acuan norma dan penilaian acuan patokan.
a. Penilaian Acuan Norma (PAN)
PAN adalah penilaian yang menggunakan acuan pada rata-rata kelompok. Kriteria yang digunakan dalam menentukan derajat prestasi seorang siswa selalu dibandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya.
b. Penilaian acuan patokan (PAP)
PAP adalah penilaian yang menggunakan acuan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan prestasi kelompoknya. Kriteria minimal yang biasa digunakan adalah 80% dari tujuan atau kompetensi yang seharusnya dikuasai siswa.

Rabu, 22 Februari 2012

Komponen CTL

11. TUJUH komponen CTL ialah:

1. KONSTRUKTIVISME (CONSTRUKTIVISM)
Konstruktivisme (constructivisvism) merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
Dengan dasar, itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses “menkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Landasan berfikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivis, straegi “memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah menfasilitasi proses tersebut dengan :
(1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,
(2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan
(3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengelaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda. setiap pengalaman baru dihubungkan dengan kotak-kotak (struktur pengetahuan) dalam otak manusia tersebut. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melalui dua cara , yaitu asimilasi atau akomodasi. asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi maksudnya struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan dengan hadirnya pengalaman baru.
Lalu bagaimanakah penerapannya di kelas? Bagaiamakah cara merealisasikannya pada kelas-kelas di sekolah kita? Pada umumnya kita juga sudah menerapkan filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari, yaitu ketika kita merancang pembelajaran dalam bentuk siswa praktek mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan ide, dan sebagainya. Mari kita kembangkan cara-cara tersebut lebih banyak dan lebih banyak lagi!

2. MENEMUKAN (INQUIRY)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Topik mengenai adanya dua jenis binatang melata, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh siswa, bukan “menurut buku”. Siklus inkuiri ialah :
• Obsevasi (Observation)
• Bertanya (questioning)
• Mengajukan dugaan (Hyphotesis)
• Pengumpulan data (Data gathering)
• Penyimpulan (Conclussion)
Apakah hanya pada pelajaran IPA inkuiry itu bisa bias diterapkan? Jawabanya, tentu “Tidak”. Inkuiri dapat diterapkan pada semua bidang studi; bahasa Indonesia (menemukan cara menulis pragraph deskripsi yang indah); IPS (membuat sendiri bagan silsilah raja-raja Majapahit); PPKN (menemukan perilaku baikdan perilaku buruk sebagai warga Negara). kata kunci dari strategi inkuiri adalah “siswa menemukan sendiri”. Langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) :
(1). Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)
• Bagaimanakah silsilah raja-raja Majapahit (dalam mata pelajaran sejarah)?
• Bagaimanakah cara melukiskan suasana menikmati ikan bakar di tepi pantai Kendari (bahasa Indonesia)?
• Ada berapa jenis tumbuham menurut bentuk bijinya (biologi)?
• Kota mana saja yang termasuk kota besar di Indonesia? (geografi)
(2). Mengamati atau observasi
• Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.
• Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati.
(3). Menganalsis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan
karya lainnya
• Siswa membuat peta kota-kota besar sendiri.
• Siswa membuat paragraf deskripsi sendiri.
• Siswa membuat bagan silsilah raja-raja majapahit sendiri.
• Siswa membuat penggolongan tumbuh-tumbuhan sendiri
• Siswa membuat essai atau usulan kepada Pemerintah tentang berbagai masalah di daerahnya sendiri, dst.
(4). Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain
• Karya siswa disampaikan teman sekelas, guru, atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan
• Bertanya jawab dengan teman,
• Memunculkan ide-ide baru
• Melakukan refleksi
• Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di majalah dinding, majalah sekolah, dsb.

3. BERTANYA (QUESTIONING)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya”. Sebelum tahu kota Palu, seseorang bertanya “Mana arah kota Palu? Questioning merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek ynag belum diketahuinya. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
(1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis
(2) Mengecek pemahaman siswa
(3) Membangkitkan respon kepada siswa
(4) Mengetahui sejauh mana keinginantahuan siswa
(5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
(6) Menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
(7) Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
(8) Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa

Bagaimanakah penerapannya di kelas? Hampir pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan; antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dsb. Aktivitas bertanya juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati, dsb. Kegiatan itu akan menumbuhkan dorongan untuk “bertanya”.

4. MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya? tolong bantu aku!” Lalu temannya yang sudah biasa, menunjukkan cara mengoperasikan alat itu. Maka, dua orang anak itu sudah membentuk masyarakat belajar (learning community).
Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat-belajar.
Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya hiterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan mendatangkan seorang “ahli’ ke kelas. Misalnya tukang sablon, petani jagung, peternak susu. teknisi komputer, tukang cat mobil, tukang reparasi kunci, dan sebagainya.
“Masyarakat-belajar” bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah, “Seorang guru yang mengajari siswanya” bukan contoh masyarakat-belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. dalam masyarakat-belajar, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.
Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman. Metode pembelajaran dengan teknik “learning community” sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terujud dalam:
• Pembentukan kelompok kecil
• Pembentukan kelompok besar
• Mendatangkan “ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb.)
• Bekerja dengan kelas sederajat
• Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya
• Bekerja dengan masyarakat

5. PEMODELAN (MODELLING)
Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa Inggris, dan sebaginya. Atau, guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”.
Sebagian guru memberi contoh tentang cara bekerja sesuatu, sebelum siswa melaksanakan tugas. Misalnya, cara menemukan kata kunci dalam bacaan. Dalam pembelajaran tersebut guru mendemonstrasikan cara menemukan kata kunci dalam bacaan dengan menelusuri bacaan secara cepat dengan memanfaatkan gerak mata (scanning). Ketika guru mendemonstrasikan cara membaca cepat tersebut, siswa menagamati guru membaca dan membolak balik teks. Gerak mata guru dalam menelusuri bacaan menjadi perhatian utama siswa. Dengan begitu siswa tahu bagaimana gerak mata yang efektif dalam melakukan scanning. Kata kunci yang ditemukan guru disampaikan kepada siswa sebagai hasil kegiatan pembelajran menemukan kata kunci secar cepat. Secara sederhana, kegiatan itu disebut pemodelan. Artinya ada model yang bisa ditiru dan diamati siswa, sebelum mereka berlatih menemukan kata kunci, guru menjadi model.
Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberikan contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Jika kebetulan ada siswa yang pernah memenangkan lomba baca puisi atau memenangkan kontes berbahasa Inggris, siswa itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya. Siswa “contoh” tersebut dikatakan sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai “standar” kompetensi yang harus dicapainya.
Model juga dapat didatangkan dari luar. Seorang penutur asli berbahasa Inggris sekali waktu dapat dihadirkan di kelas untuk menjadi “model” cara berujar, cara bertutur kata, gerak tubuh ketika berbicara, dan sebagainya.
Bagaimanakah contoh praktek pemodelan di kelas?
• Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa.
• Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh itu.
• Guru geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya.
• Guru biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan.
• Guru bahasa Indonesia menunjukkan teks berita dari Harian Republika, Padang Pos, dsb. sebagai model pembuatan berita.
• Guru kerajinan mendatangkan “model” tukang kayu ke kelas, lalu memintanya untuk bekerja dengan peralatannya, sementara siswa menirunya.




6. REFLEKSI (REFLECTION)
Refleksi juga bagian penting dalam pembelejaran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Rfleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa merenung “Kalau begitu, cara saya menyimpan file selama ini salah, ya! Mestinya, dengan cara yang baru saya pelajari ini, file komputer lebih tertata”.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru atau orang dewasa membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. dengan begitu, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.
Kunci dari semua adalah, bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa. siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru. Pada akhir prmbrlajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya berupa :
• Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu,
• Catatan atau jurnal di buku siswa,
• Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
• Diskusi,
• Hasil karya

7. PENILAIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTIC ASSESSMENT)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengindentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir priode (cawu/semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti) EBTA/EBTANAS, tetapi dilakukan bersama dengan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.
Data dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment) bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa gar mampu mempelajari (learning how to learn) bukan ditekan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran.
Karena assessment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Guru yang ingin mengetahui perkembangan belajar bahasa Inggris bagi para siswanya harus mengumpulkan data dari kegiatan nyata saat para siswa menggunakan bahasa Inggris, bukan pada saat para siswa mengerjakan tes bahasa Inggris. Data yang diambil dari kegiatan siswa melakukan kegiatan berbahasa Inggris baik di dalam kelas maupun di luar kelas itulah yang disebut data autentik.
Kemudian belajar dinilai dari proses, biukan melalui hasil. Ketika guru mengajarkan sepak bola, siswa yang tendangannya paling bagus, dialah yang memperoleh nilai tinggi. Dalam pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris), siapa yang ucapannya cas-cis-cus, dialah yang nilainya tinggi, bukan hasil ulangan tentang grammarnya. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan (performansi) yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain

Jumat, 17 Februari 2012

RPP KLEAS VIII SEMERTER 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERKARAKTER
(RPP)


MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER: VIII/2





















Nama Guru : Agus Imam, S.Pd
Pembina / IVa
NIP. 196508031988031015











SMP NEGERI 3 BABAT
KABUPATEN LAMONGAN






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VIII SEMESTER 2
K.D.9.1
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 9. Memahami isi berita radio/televisi
Kompetensi Dasar 9.1 Mene¬mu¬kan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaima¬na) yang di-dengar atau ditonton me¬lalui radio/te¬levisi
Indikator • Mampu menemukan pernyataan-pernyataan yang merupakan jawaban dari pertanyaan pokok-pokok berita dengan benar
• Mampu menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1. Menemukan pernyataan-pernyataan yang merupakan jawaban dari pertanyaan pokok-pokok berita dengan benar.
2. Menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar

II. Materi Pembelajaran
1. Menemukan pernyataan-pernyataan yang merupakan jawaban dari pertanyaan pokok-pokok berita
Teks berita :
..................................

2. Menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar


III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Diskusi
3. Inkuiri

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A. Kegiatan Awal:
1. Guru menampilkan cuplikan rekaman pembacaan berita dari TV atau radio atau CD. (ingin tahu)
2. Guru melakukan menanyakan pengalaman siswa terkait membaca berita dan hal-hal pokok yang dapat diperoleh dari berita.

10 menit

Pemodelan
Tanya Jawab
B. Kegiatan Inti:
1. Siswa membaca teks berita yang telah disiapkan dari Koran atau majalah. (mandiri, ingin tahu, tanggung jawab)
2. Siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks berita untuk menemukan pokok-pokok berita (kapan, dimana, siapa, mengapa, bagaimana) (ingin tahu)


60 “
Diskusi
Inkuiri
C. Kegiatan Penutup
1. Guru menilai dan menanggapi hasil kerja siswa
10 “
Tanya Jawab
Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kegiatan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita pada pelajaran sebelumnya.

2. Siswa menyampaikan hasil pekerjaan pada pelajaran sebelumnya.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar. (kerja keras, mandiri, tanggung jawab)
2. Siswa membacakan hasil pekerjaannya untuk dikomentari teman yang lain. (tanggung jawab)


60 “

Diskusi
C.Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan
kesulitan siswa dalam menemukan pokok-
pokok berita yang dibacanya.,
2. Siswa menyimpulkan pelajaran
10 “
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII BSE
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII

VI. PENILAIAN
a. Teknik : Tes Unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : Unjuk kerja dan proses
c Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen No. Soal
9. Memahami isi berita radio/televisi 9.1 Mene¬mu¬kan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaima-na) yang di¬dengar atau ditonton me¬lalui radio/te¬levisi
1. Disajikan naskah berita, siswa, menjawab tentang isi berita.

2. Disajikan naskah berita, siswamenemukan pokok –pokok berita
1


2

d. Soal Penilaian
Bacalah teks berita berikut , kerjakan tugas berikut ini :

Sudah Telan 40 Korban
Serangan demam berdarah dengue (DBD) kian meluas dan mengganas. Hingga kemarin, dari data yang dihimpun Radar di Rumah Sakit Panti Waluyo (RKZ), Rumah Sakit Tentara Soepraoen (RSTS), dan Rumah Sakit Islam Aisyiah (RSIA), jumlah penderita terus menunjukkan peningkatan tajam.
Penderita terbaru tercatat tiga orang dari Jl. Anyelir 8 Kota Malang, yakni Eddo, 17; Nawasista, 39; dan Fitra, 3. Tiga orang tersebut adalah satu keluarga yang masuk dini hari kemarin di RKZ. Dengan tambahan itu, secara kumulatif di RKZ ada 25 penderita terhitung mulai awal Oktober. Sisanya tersebar di RSI, RST Soepraoen, dan RS Lavallete. Totalnya 40 pasien.
Menurut salah seorang anggota keluarga mereka, Jumat kemarin di kampungnya telah dilaksanakan pengasapan (fogging). Ironisnya, dini hari setelah pengasapan itu tiga anggota keluarganya harus menjalani rawat inap karena DBD. “Malam-malam mas bawanya ke rumah sakit. Ketahuannya malam hari itu,” kata seorang wanita di rumah tersebut.
Sementara di RST tercatat satu penderita di ruang anak-anak Paviliun Nusa Indah. Satu penderita itu adalah Awang Shinta, 8. Dia tak lain adalah kakak kandung dari Awang Akbar Rafsanjani 2,5 tahun, warga Jl. Kemantren III Gg. 3 No. 12 yang meninggal Jumat lalu akibat serangan DBD pada Kamis sebelumnya.
Sedangkan di RSIA, hingga saat ini tercatat delapan orang penderita. Dua orang dari Klayatan Gg. III, seorang dari Perumahan Sawojajar I, seorang dari Kasin Gg. Keramat, seorang dari Jl. Kematren, seorang dari kecamatan Dau, dan seorang lagi dari Kebonagung. Sedangkan satu lagi warga dari Klayatan Gg. II masih berstatus suspect (diduga DBD).
(Dikutip dari Jawa Pos dengan perubahan seperlunya )

Jawablah pertanyaan berikut!
1. a. Peristiwa apa yang diinformasikan dalam berita itu ?
b. Siapa yang terlibat dalam berita itu ?
c. Dimana berlangsungnya peristiwa itu ?
d. Kapan terjadinya peristiwa itu ?
e, Mengapa peristiwa itu terjadi ?
f. Bgaiamana awal dan akhir peristiwa itu ?
2. Carilah contoh berita dan tulislah pokok – pokoknya !

e. Pedoman Penskoran menuliskan pokok-pokok berita kegiatan kelompok!

No Nama Ketepatan Isi Ejaan Jml. Skor Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4








Keterangan: 1 = kurang 3 = baik
2 = cukup 4 = sangat baik

Skor = jumlah skor diperoleh X 100
Skor maksimal( 8)

..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................




............................................................ .................................
NIP/ NIP .............................












RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.9.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 9. Memahami isi berita radio/televisi
Kompetensi Dasar 9.2 Mengemu¬kakan kem¬ba¬li berita yang dide¬ngar/ditonton melalui radio/ televisi
Indikator • Mampu menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar
• Mampu merangkai pokok-pokok berita secara bervasiasi menjadi teks berita
• Mampu menyunting berita yang ditulis
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)


I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1. Menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar
2. Merangkai pokok-pokok berita secara bervasiasi menjadi teks berita
3. Menyunting berita yang ditulis


II. Materi Pembelajaran
1. Menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar
Pokok-pokok berita meliputi pertanyaan – pertanyaan pokok : ASDiBiMeGa atau AdiK SiMBa
Apa Apa
Siapa Dimana
Dimana atau Kapan
Bilamana / Kapan Siapa
Mengapa Mengapa
Bagaiamana Bagaimana

Contoh :
Apa = Bencana alam
Dimana = Aceh
Kapan = 26 Desember 2005
Siapa = Warga Aceh
Mengapa = Terkena musibah
Bagaimana = Banyak yang meninggal

2. Merangkai pokok-pokok berita secara bervasiasi menjadi teks berita
Pada tanggal 26 Desember 2005 warga masyarakat Aceh terjena musibah bencana alam yang mengakibatkan benyak warga yang meninggal.

3. Menyunting berita yang ditulis


III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Diskusi






IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal
1. Guru melakukan apersepsi dengan menampilkan
cuplikan pembacaan berita dari TV atau CD.
2. Tanya jawab tentang materi sebelumnya.(ingin tahu)
10 menit
pemodelan
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa menyimak pembacaan berita dari TV atau Radio atau CD yang diperdengarkan dengan sungguh-sungguh. (kerja keras)
2. Siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks berita untuk menemukan pokok-pokok berita.
3. Siswa merangkaikan pokok-pokok berita yang didengar menjadi teks berita dengan bahasa sendiri.(kreatif dan inovatif)


60 “
Pemodelan
Diskusi
Inkuiri
C.Kegiatan Penutup
a. Siswa menyimpulkan hasil pekerjaannya
b. Guru menilai dan menanggapi hasil pekerjaan siswa
10 “
Tanya Jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dan melakukan apersepsi terkait kegiatan menyimak pembacaan berita dengan tanya jawab mengenai tugas siswa pada pertemuan sebelumnya.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa menukarkan hasil pekerjaannya kepada temannya untuk disunting / disempurnakan (secara logis)
2. Siswa berdiskusi tentang hasil pekerjaan temannya. (kerja sama)

60 “

Diskusi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa menyimpulkan hasil pekerjaannya.
2. guru memutarkan kembali rekaman pembacaan berita untuk disimak siswa.
10 “
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR
Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IX Penerbit Yudistira Hal.80
Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII Penerbit Depdiknas Hal.126
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII

VI. PENILAIAN
a. Teknik : Tes
b. Bentuk Instrumen : Portofolio
c Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
9. Memahami isi berita radio/televisi 9.1 Mene¬mu¬kan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaima¬na) yang di-dengar atau ditonton me¬lalui radio/te¬levisi
1. Disajikan naskah berita, siswa menulis pokok berita.
2. Siswa merabgkai pokok berita menjadi naskah / teks berita
3. Disajikan naskah berita, siswa menyunting nya benjadi teks yang benar.


d.Soal Penilaian
Simaklah pembacaan teks berita berikut, kerjakan tugas berikut ini!



Emas Plus Rekor dari Penggembala Kambing

NAKHON RATCHASIMA-Seulas senyum menghiasi wajah lifter Indonesia Eko Yuli Irawan ketika turun dari panggung lomba angkat besi SEA GAMES XXIV di Assembly Hall Nakhon Ratchasima Vocational College kemarin (8/12). Kedua telapak tangannya ditutupkan ke wajahnya sambil mengucap kalimat tanda syukur ”Alhamdulillah, saya rebut emas”.
Pelatih, ofisial, dan wartawan Indonesia pun ikut diliputi kebahagiaan dengan keberhasilan Eko tersebut. Lifter mungil dengan berat badan 55,55 kg itu (kelas 56) meraih emas dengan total angkatan 284 kg. Dia membuat angkatan 126 kg untuk snatch dan 158 kg untuk clean & jerk.
Atlet asal lampung itu mengalahkan peringkat dua dunia asal Vietnam Hong Anh Tuan yang hanya mampu mengoleksi total angkatan 281 kg, 128 kg untuk snatch dan 153 kg untuk clean & jerk. Dengan prestasinya ini, Eko sekaligus memecahkan rekor SEA Games di kelas 56 kg atas nama atlet seniornya Jadi Setiadi yang dibuat di SEA Games XXII tahun 2003.
Eko bakal mendapat bonus 200 juta dari pemerintah. Dengan bonus tersebut, Eko berkeinginan membangun rumah untuk kedua orang tuanya karena sampai hari ini masih belum memiliki rumah sendiri. Motivasi mulya itulah yang menjadi salah satu kiat suksesnya. Dia juga ingin memiliki kambing kembali di tanah kelahirannya. Sebelum bergabung dalam pelatnas angkat besi, kesibukannya sehari-hari adalah menggembala kambing.

Dikutip dari Jawa Pos, Edisi Minggu 9Desember 2007, halaman 1&15.

Jawablah pertanyaan berikut!
1. a. Peristiwa apa yang terdapat dalam teks berita itu ?
b. Bagaimana peristiwa itu terjadi ?
c. Siapa saja yang terlibat dalam berita itu ?
2. Tulislah pokok – pokok itu menjadi sebuah kalimat.
3. Suntinglah teks berita yang telah kamu buat tersebut !

1. Pedoman Penskoran kegiatan kelompok
No Nama Ketepatan Isi Kelengkapan isi Ejaan Jml. Skor nilai
1 2 1 2 3 4 3 4 1 2 3 4







..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/ NIP .............................










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.10.1.
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler

Kompetensi Dasar 10.1 Menyam¬paikan perse¬tujuan, sang¬gahan, dan penolakan pendapat da¬lam diskusi disertai de¬ngan bukti atau alasan
Indikator • Mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi dengan etika yang baik dan argumentatif

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1. Menyampaikan persetujuan dalam diskusi dengan etika yang baik dan santun.
2. Menyampaikan sanggahan dan penolakan pendapat dalam diskusi dengan etika yang baik dan argumentatif dengan santun

II. Materi Pembelajaran
1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi dengan etika yang baik dan argumentatif
Memberikan sanggahan dalam adu pendapat disertai bukti. Untuk membahas suatu masalah , dilakukan berbagai diskusi. Dalam kegiatan ini, siswa berlatih mengemukakan pendapat dan menyanggah pendapat/ menolak usul yang ada dalam diskusi. Siswa akan memperbincangkan masalah sinema remaja yang ditayangkan televisi dalam suatu diskusi.
Bahan diskusi.
Secara berkelompok, bacalah teks berikut !

Sinema Remaja Tanyangan Televisi Kita
Setelah sukses A2DC ( Ada Apa Dengan Cinta ) menyedot pemirsa remaja, banyak sineas dan produser melirik pasar baru untuk bisnis hiburannya. Akibatnya, jangan heran jika puluhan sinema remaja setiap pekannya diputar diberabagai stasiun televisi lokal. Semua bercerita tentang remaja. Persoalannya, bagaimana dengan muatan yang dibawa sinema – sinema tersebut ?
..................................
( dikutip dari Buku Bahasa Indonesia SMP kelas VIII, Depdiknas, halaman 138)

III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Diskusi

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi Tanya jab pengalaman siswa dalam berdiskusi atau melihat. diskusi di TVRI. (ingin tahu)
2. Siswa menyimak rumusan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa menyimak pemutaran rekaman kegiatan diskusi dari salah satu TV dengan sungguh-sungguh. (kerja keras)
2. Siswa mengemukakan tata cara diskusi (menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, menolak, dll) dari hasil menyimak.
3. Siswa menerima rumusan bahan untuk diskusikan dalam kelompok.
4. Siswa berdiskusi dalam kelompok masing-masing menjawab permasalahan yang diberikan guru.(kerja sama)

60 “
Pemodelan
Diskusi
Inkuiri
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa menanyakan kesulitan dalam berdiskusi.
2. Guru memberikan tanggapan dan memberikan nilai.
10 “
Tanya Jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan mengadakan apersepsi (menanyakan tugas yang diberikan ke siswa pada pelajaran sebelumnya)
2. Siswa mempersiapkan tugas pertemuan yang lalu
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa memperagakan kegiatan diskusi sesuai dengan rumusan kelompok di depan kelas. (kerja sama)
2. Siswa kelompok lain mengemukakan kalimat persetujuan dengan etika yang baik. (santun)
3. Siswa dalam kelompok lain mengemukakan sanggahan dan penolakan dengan bahasa dan etika yang baik disertai argumentasi yang logis. (berpikir logis)
4. Siswa penilai memberikan komentar terkait persetujuan, sanggahan, dan penolakan yang disampaikan peserta diskusi dengan memperhatikan etika berbicara. (santun)

60 “

Diskusi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa melakukan refleksi dengan menyampaikan kesulitan dalam berdiskusi.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran

10 “
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia kelas VIII Penerbit Depdiknas Hal.138
LKS Bahasa Indonesia MGMP BIND. Kab. Malang kelas VIII

VI. PENILAIAN
a. Teknik : Unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : Uji kerja dan produk
c Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
10. Mengemu -kakan pikiran, perasaan, dan informasi mela -lui kegiatan diskusi dan protokoler 10.1 Menyam¬paikan perse¬tujuan, sang-gahan, dan penolakan pendapat da¬lam diskusi disertai de-ngan bukti atau alasan 1. Disajikan teks bacaan, siswa menemukan sanggahan.
2. Disajikan teks bacaan, siswa menemukan pendapat yang sesuai dan tidak sesuai.
3. Disajikan teks bacaan, siswa menemukan sanggahan dan penolakan yang muncul dalam diskusi.
d. Soal Penilaian
1. Bagaimana pendapat kelompokmu terhadap pendapat yang terdapat dalam teks ?
2. Tulislah pendapat yang sesuai dan pendapat yang tidak sesuai!
3. Tulislah sanggahan yang muncul dan penolakan usul yang muncul dalam diskusi !

a. Pedoman Penskoran kegiatan diskusi

No Nama Siswa Kegiatan diskusi Jumlah skor
Keaktifan Kerjasama Kesungguhan















Skor : A = 9—10 C = 6—7
B = 7.5 – 8.5 D = kurang dari 6


Kriteria penilaian skor = skor didapat siswa X 100
Skor maksimal (30)



..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/ NIP .............................








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.10.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi
melalui kegiatan diskusi dan protokoler

Kompetensi Dasar 10.2 Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan
benar serta santun
Indikator • Mampu menyimpulkan tata cara protokoler pembawa acara dalam berbagai acara dengan logis
• Mampu menunjukkan garis besar susunan acara dengan benar.
• Mampu membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun sesuai dengan konteks acara
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1. menyimpulkan tata cara protokoler pembawa acara dalam berbagai acara dengan logis
2. Menunjukkan garis besar susunan acara dengan benar
3. Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun sesuai dengan konteks acara

II. Materi Pembelajaran
1. menyimpulkan tata cara protokoler pembawa acara dalam berbagai acara
2. Menunjukkan garis besar susunan acara
Contoh susunan acara : SUSUNAN ACARA PERPISAHAN SISWA KELAS IX
1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an
3. Laporan ketua panitia
4. Sambutan – sambutan : a. Kesan dan Pesan siswa kelas IX
b. Sambutan perwakilan wali murid
c. Sambutan Kepala Sekolah
5. Ceramah Pendidikan
6. Hiburan
7. Penutup / Do’a

3. Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun sesuai dengan konteks acara
Pembawa acara aaharus bisa meyakinkan pedengar. Untuk itu , suara harus keras, penampilan tenang. Selipkan humor saat – saat tertentu.

III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Pelatihan

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru menampilkan cuplikan kegiatan pembawa acara
2. Guru menayakan ke siswa mengenai pengalamannya sebagai pembawa acara.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

10 menit
Tanya Jawab
1. Kegiatan Inti
1. Siswa memperhatikan pomodelan pembawa acara yang disiapkan guru.
2. Siswa berdiskusi untuk menemukan tata cara dan hal-hal yang harus dilakukan sebagai pembawa acara dan tat urutan acara. (kerja sama)
3. Siswa menyusun rumusan suatu acara untuk ditampilkan dengan benar. (kerja keras)
4. Siswa menyampaikan hasil pekerjaan dalam diskusi kelompok untuk dikomentari temannya dengan santun. (santun)
5. Siswa berlatih membawakan susunan acara. (santun)

60 “
Pemodelan
Diskusi
Inkuiri
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa melakukan refleksi dengan menyampaikan kesulitannya dalam belajar sebagai pembawa acara.
2. Siswa menyimpulkan hasil akhir tugas.
10 “
Tanya Jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan kegiatan siswa pada pertemuan sebelumnya.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa secara bergantian berperan sebagai pembawa acara suatu kegiatan di depan kelas. (bertanggung jawab)
2. Siswa kelompok lain memberikan komentar dan penilaian dengan santun (santun).


60 “
Demontrasi
Diskusi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa melakukan refleksi dengan menyampaikan
kesulitannya sebagai pembawa acara.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran. menanggapi dan menilai penampilan siswa dengan logis.)berpikir logis)
10 “
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia kelas VIII Penerbit Depsiknas Hal.148
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII

VI. PENILAIAN
a. Teknik : Tes unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : Unjuk kerja dan produk.
c Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
10. Mengemukakan pikiran, perasa -an, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler
10.2 Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun
Siswa membaca kan / membawakan susunan acara didepan kelas secara bergiliran.
d. Soal Penilaian
Bacalah susunan acara berikut ini !

SUSUNAN ACARA PERPISAHAN SISWA KELAS IX
Tahun 2008

1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an
3. Laporan ketua panitia
4. Sambutan – sambutan : a. Kesan dan Pesan siswa kelas IX
b. Sambutan perwakilan wali murid
c. Sambutan Kepala Sekolah
5. Ceramah Pendidikan
6. Hiburan
7. Penutup / Do’a

3. Pedoman Penskoran sebagai pembawa acara

No Nama siswa Aspek yang dinilai Skor Jumlah skor
Vokal Bahasa Penampilan









Skor : 4 = sangat baik
Skor 3 = Baik
2= Cukup
1 = kurang


Kriteria penilaian skor = skor didapat siswa X 100
Skor maksimal (12)





Kriteria penilaian
..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................


............................................................ .................................
NIP/ NIP .............................













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.11.1
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring
Kompetensi Dasar 11. 1 Menemu¬kan masalah utama dari berbagai beri¬ta yang ber¬topik sama melalui mem¬baca eks¬ten¬sif

Indikator • Mampu mendata masalah-masalah dari tiap-tiap berita
• Mampu menentukan masalah utama dari tiap-tiap berita
• Mampu menyimpulkan kesamaan masalah melalui kegiatan membandingkan beberapa berita
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1. mendata masalah-masalah dari tiap-tiap berita tentang kepahlawanan (nasionalis)
2. Menentukan masalah utama dari tiap-tiap berita dengan logis (berpikir logis)
3. Menyimpulkan kesamaan masalah melalui kegiatan membandingkan beberapa berita (kreatif)

II. Materi Pembelajaran
1. mendata masalah-masalah dari tiap-tiap berita
Berita 1:
………………………

Berita 2 :
……………………….

Berita 3:
……………………….
2. Menentukan masalah utama dari tiap-tiap berita
Dari berita – berita diatas, masalah utama yang dibahas adalah :
Berita 1:
………………………

Berita 2 :
……………………….

Berita 3:
……………………….


3. Menyimpulkan kesamaan masalah melalui kegiatan membandingkan beberapa berita
Kesimpulan dari ketiga berita tersebut adalah


III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Inkuiri

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi (menanyakan pengalaman siswa dalam membaca teks berita)
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa membaca naskah berita yang sudah disediakan .
2. Siswa menjawab pertanyan tentang isi berita.
3. Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada dalam bacaan (berpikir logis)


60 “
Pemodelan
Diskusi
Inkuiri
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pekerjaannya.

10 “
Tanya Jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A. Kegiatan Awal:
1. Tanya jawab tentang berita dimedia elektronik.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa mempersiapkan diri untuk mendengarkan berita dari radio ,televisi atau kaset rekaman berita
2. Dengan diskusi, siswa menyimpulkan masalah yang utama dari berita yang didengar.
3. Siswa membandingkan penyajIan berita dari radio dan televisi.

60 “
Pemodelan
Diskusi
C.Kegiatan Penutup
Guru membahas dan memberikan nilai hasil pekerjaan
siswa.
10 “
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia kelas VIII Penerbit Yudistira Hal.101
Buku Bahasa Indonesia kelas VIII Penerbit Depdiknas Hal.102-103 ...........
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII halaman 21

VI. PENILAIAN
a. Teknik : Unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : Portofolio
c Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen No soal
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca eksten sif, membaca intensif, dan mem -baca nyaring 11. 1 Menemu¬kan masalah utama dari berbagai beri¬ta yang ber-topik sama melalui mem-baca eks¬ten¬sif
1. Disajikan teks berita , siswa menemukan masalah dari masing – masing berita
2. Disajikan beberapa teks berita, siswa menyimpul- kan masalah utama yang dibahas. 1.


2
d. Soal Penilaian
Bacalah teks berita berikut, kerjakan tugas berikut ini :
1. Tulislah masalah utama berita yang kamu dengar!
2. Buatlah kesimpulan dari beberapa berita yang kamu baca !





e. Pedoman pengamatan kelompok
Nama siswa
( kelompok ) Aspek dan Skor Jumlah skor Nilai
Keaktifan Kerjasama kesungguhan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4













Skor : 4 = sangat baik
3 = Baik
2= Cukup
1 = kurang


Kriteria penilaian skor = skor didapat siswa X 100
Skor maksimal (12)





..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/ NIP .............................














RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.11.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring
Kompetensi Dasar 11.2 Menemu¬kan informasi untuk bahan diskusi mela¬lui membaca intensif

Indikator • Mampu mendata informasi yang problematik dan atau kontradiktif dari bacaan
• Mampu merumuskan masalah dari data yang diperoleh untuk bahan diskusi

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)


I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1. Mendata informasi yang problematik dan atau kontradiktif dari bacaan dengan benar
2. Merumuskan masalah dari data yang diperoleh untuk bahan diskusi secara logis


II. Materi Pembelajaran
1. Mendata informasi yang problematik dan atau kontradiktif dari bacaan
Bacaan : LKS VIII BIND- MGMP 2008 halaman 18
ADU CERDIK BANDAR-POLISI
Perjudian memang sudah ada sejak lama. Selama itu pula penyakit masyarakat ini sulit dihilangkan. Polisi sebagai aparat penegak hukum pun merasa kuwalahan untuk memberantas jenis kejahatan yang masuk nomor urutan pertama atensi Kapolda Jatim Irjen Pol Herman Sumawiredja ini.
Kendati peraturan yang diterapkan cukup tegas, namun bukan berarti para pengusaha perjudian dalam hal ini Bandar, pasrah dan menyerah. Mereka pun beradu kecerdikan dengan polisi untuk melakukan bisnis ini secara diam-diam.
Penelusuran koran ini pada sejumlah pengepul dan pengecer judi togel yang telah berhasil tertangkap polisi dan telah bebas dari penjara, rata-rata mengaku tidak putus asa kembali menekuni pekerjaan yang sama. Sebut saja Bondet dan Bondan yang ditemui di sekitar Pasar Kebalen, Kecamatan Kedung Kandang, sepekan silam.
Dua lelaki berusia 30-an tahun ini mengaku sekarang banyak celah membuka bisnis togel yang telah ditutup polisi. “Memang benar hampir semua lini sudah dihadang. Andaikan ada yang bisa buka, paling itu adalah mata-mata polisi yang sengaja diciptakan untuk membongkar jaringan judi yang selama ini memang cukup kuat dan tertutup,” kata Bondet, residivis kasus judi togel saat ditemui di sebuah warung kopi.
Akibat langkah tegas itu, pria berkepala plontos ini mengatakan, banyak inovasi yang dilakukan untuk bersaing strategi dengan polisi. Di antaranya tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional, yakni banyak digunakan sebelum 2005.
Cara konvensional itu diantaranya menggunakan lembaran kupon dan ada rekapan (catatan) baik buku atau lembaran kertas serta alat tulis. Selain pada tataran teknis yang mudah terbaca polisi, juga pada tingkatan jaringan yakni antar pengecer, pengepul, dan bandar yang satu dengan yang lainnya saling mengenal.
Namun sekarang pelaku makin cerdik dan memanfaatkan teknologi komunikasi sebagai pengganti cara konvensional. Misalnya, mereka sudah banyak yang memakai HP, faks, bahkan internet. Begitu juga cara pembayaran yang dilakukan antara mereka jarang dilakukan langsung, namun melalui transferbank dan penerbitan cek.
Cara itu ditempuh untuk menyulitkan polisi dalam melakukan pembuktian. Hal yang sama juga dilakukan dengan merapikan jaringan dengan menutup diri dengan lainnya. “Sekarang antara pengecer, pengepul, hingga ke Bandar jarang ada yang saling kenal. Semuanya dilakukan secara tertutup dengan menggunakan jasa kurir,” tambahnya.Dengan cara itu, diharapkan polisi tidak bisa masuk ke jaringan inti. Apalagi membekuk si Bandar. Kalau mau jujur, kata Bondet, pengecer dan pengepul adalah orang yang sengaja diciptakan oleh Bandar untuk melindunginya dari aparat keamanan.
Menambah keterangan Bondet, penjudi lainnya, Bondan yang duduk bersebelahan mengaku perbuatan yang dia lakukan memang salah di mata hukum. Namun, karena himpitan ekonomi, mereka pun tidak patah semangat untuk kembali mengulang pekerjaan yang pernah membawa mereka masuk penjara dan dicap masyarakat sebagai narapidana.
“Mau kerja apa lagi, wong sekarang mencari pekerjaan susah. Terlebih kami telah berpredikat sebagai narapidana, semakin sulit orang yang mempercayai kami untuk memberikan perkerjaan,” tambahnya.
Meski mengaku saat itu dia kerap kucing-kucingan dengan petugas, namun dia bisa memahami tugas polisi untuk memberantas perjudian. “Ketika masih di lapangan dia merasa polisi juga manusia yang memiliki jiwa-jiwa kemanusiaan dan kepekaan sosial. Sehingga di lapangan kerap dia temui banyak bentuk-bentuk toleransi-toleransi yang diberikan. Misalnya, jika seorang tukang becak atau pemulung yang telah berusia lanjut terpegok menjadi pengecer judi, ada saja yang diamaafkan dan disuruh meninggalkan lokasi karena masih merasa kasihan.
Sebagai gantinya, polisi minta informasi nama pengepulnya. Apabila di media massa selama ini banyak memberitakan tersangka judi togel adalah dari kalangan kelas bawah, menurut kacamata Bondan, polisi sudah kepepet lantaran dikejar target perolehan ungkap kasus oleh komandannya. “Jujur saja, anggota yang melakukan penangkapan sebenarnya tidak tega. Sehingga mereka melakukannya dengan terpaksa,” imbuhnya.



2. Merumuskan masalah dari data yang diperoleh untuk bahan diskusi

Yang perlu dilakukan ketika menjadi penyaji diskusi:
(1) Baca berbagai buku, majalah, koran, atau media lain yang membahas topik.
(2) Jika perlu lakukan wawancara dengan para ahli atau pelaku yang menguasai topik dengan baik.
(3) Rumuskan masalah yang akan dibahas.
(4) Tentukan pokok-pokok pikiran yang akan dibahas.
(5) Mengembangkan pokok-pokok pikiran menjadi karangan atau makalah yang siap disajikan.
(6) Siapkan alat bantu presentasi jika memungkinkan.
(7) Berlatihlah melakukan presentasi jika belum berpengalaman.
(8) Tanggapai pertanyaan, masukan, dukungan atau sanggahan dengan jelas, tegas dan sopan
Yang perlu dilakukan ketika menjadi peserta diskusi:
(1) Segera membaca makalah tersebut.
(2) Tandai bagian-bagian yang salah cetak, tulis, pengurutan, atau logika untuk bahan memberi masukan
(3) Tandai istilah, frase, kalimat, atau pernyataan yang tidak kalian pahami untuk bahan pertanyaan.
(4) Tandai bagian/ pernyataan yang tidak disetujui untuk bahan menyanggah.
(5) Tandai bagian/pernyataan penting dan mendasar yang disetujui untuk bahan memberi dukungan.
(6) Dengarkan dengan seksama saat penyajian, perhatikan jika ada ralat.
(7) Jika bermaksud menyampaikan pertanyaan, masukan, dukungan, atau sanggahan sampaikan dengan jelas, tegas, dan sopan.
Sebagai peserta diskusi harus mampu:
(1) Mendata informasi yang problematis yaitu mencatat informasi yang menimbulkan masalah
(2) Mendata informasi yang kontradiktif  yaitu mencatat informasi yang menimbulkan tanggapan setuju dan tanggapan tidak setuju.
(3) Merumuskan masalah  yaitu menyusun pertanyaan pengarah pembahasan berdasarkan data yang ada.
(4) Membaca intensif makalah  berupaya memperoleh informasi yang mendalam tentang isi makalah. Caranya dapat ditempuh dengan: (1) membaca dan memahami judul, latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan pembahasan (2) membaca dan memahami detail pembahasan dan kesimpulan , (3) mengikat pemahaman dengan menuliskan sikap penyaji yang tercermin dalam kesimpulan.



III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Inkuiri



IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran dengan apersepsi ( bertanya jawab terkait pengalaman siswa dalam berdiskusi
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa membaca bacaan tentang Adu Cerdik Bandar-Polisi
(ingin tahu)
2. Siswa menemukan informasi yang problematik/
bertentangan dalam bacaan dengan menjawab panduan
pertanyaan bacaan pada buku siswa secara berdikusi.
(berpikir logis)
3. Siswa menyampaikan hasil kegiatannya di depan kelas. (percaya diri)
4. Siswa dari kelompok lain menanggapi penyajian dari kelompok penyaj dengan santuni (santun).
5. Siswa menyempurnakan hasil kegiatannya berdasarkan tanggapan kelompok lain.

60 “
Pemodelan
Diskusi
Inkuiri
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa melakukan refleksi dengan menyampaikan kesulitan menemukan permasalahan problematic dari bacaan.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
3. Menutup pelajaran dengan berdoa bersama
10 “
Tanya Jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan mengingatkan kegiatan siswa pada pertemuan sebelumnya.
2. Siswa dan guru membahas singkat tentang materi pada pertemuan pertama
3. Siswa berkelompok untuk berdiskusi
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Tiap kelompok membaca teks bacaan (tanggung jawab)
2. Siswa mendiskusikan isi bacaan dalam kelompok dengan mencatat rumusan masalah, pertanyaan, dan hasil diskusi. (kerja kelompok)
3. Tiap kelompok menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas.
4. Kelompok lain memberikan tanggapan, pertanyaan terhadap penyajian kelompok penyaji. (santun)

60 “

Diskusi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa menyimpulkan hasil pekerjaannya.
2. Guru memberikan komentar dan memberikan nilai pada hasil kerja siswa.
10 “
Tanya jawab

V. BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia kelas VIII Penerbit Yudistira Hal.80
Buku Bahasa Indonesia kelas VIII Penerbit Depdiknas Hal.137
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII halaman 68


VI. PENILAIAN
a. Teknik : Pelaporan
b. Bentuk Instrumen : Portofolio dan Proses
c Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring 11.2 Menemu-kan informasi untuk bahan diskusi mela¬lui membaca intensif
Disajikan bacaan, siswa mencari masalah utama yang bisa dijasikan bahan diskusi

d. Soal Penilaian
Bacalah bacaan berikut , kerjakan secara berkelompok ( 2 anak ) tugas berikut ini :
1. Tulislah pokok pokok buku yang kamu baca!
2. Bacalah hasil kerja kelompok didepas kelas !
3. Berikan komentar secara lisan pada hail kerja kelompok lain.

e. Pedoman Penskoran diskusi

Nama siswa
( kelompok ) Aspek dan Skor Jumlah skor Nilai
Keaktifan Inisiatip Kerja sama
1 2 3 1 2 3 1 2 3















..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.12.1
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
Kompetensi Dasar : 12.1 Menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan
Populer
Indikator (1) Mampu menulis pokok – pokok isi buku ilmu pengetahuan populer
(2) Mampu merangkai data pokok-pokok buku menjadi rangkuman
(3) Mampu menyunting rangkuman
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1). Menulis pokok – pokok isi buku ilmu pengetahuan populer
2). Merangkai data pokok-pokok buku menjadi rangkuman
3). Menyunting rangkuman

II. Materi Pembelajaran
1). Menulis pokok – pokok isi buku :
Contoh Buku:
Judul buku : Anggaran Belanja Keluarga
Penulis : Cuco
Penerbit : Gramedia
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1995
Tebal buku : 54 halaman

Anggaran belanja keluarga sangat penting dalam kehidupan keluarga. Anggaran belanja keluarga umumnya terdiri dari kegiatan mencatat pendapatan keluarga, membuat daftar pengeluaran setiap bulan, membuat kartu-kartu pos pengeluaran, dan mengisi amplop-amplop pos pengeluaran. Dalam anggaran belanja keluarga hendaklah memasukkan dana cadangan masa suram dan disarankan minimal mencapai 6 kali gaji.
Anggaran belanja keluarga mencakup sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu diperlukan berbagai pos penyisihan sesuai dengan target yang diinginkan. Susunlah sasaran sesuai dengan prioritas dan kebutuhan, adakanlah simpanan sampai target tercapai, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jadilah anggota Koperasi Simpan Pinjam yang memiliki tujuan yang sama. Karena anggota dapat menyimpan uangnya, dapat meminjam uang, dan dapat memperoleh nasihat keuangan.
Menutup kebocoran dalam anggaran belanja rumah tangga sangat penting. Untuk itu, lakukanlah pembicaraan sasaran Anda dengan anggota keluarga. Kalau sudah ditentukan jangan sampai belanja di luar perhitungan. Aturlah keuangan Anda seperti perusahaan yang sukses. Sadari bahwa kesuksesan anggaran belanja keluarga adalah kesuksesan Anda sendiri. Cari dan tutuplah kebocoran-kebocaran kecil pengeluaran keuangan yang sia-sia bersama anggota keluarga. Lakukanlah perubahan keuangan sekarang juga. Lepaskan barang-barang yang tidak merupakan kebutuhan pokok (udara, air, pangan, sandang, papan, dan transpot). Cari hiburan yang murah meriah. Jangan beli barang-barang kecil yang bersifat tak penting. Hemat dan gunakan barang yang bisa dipakai. Hindari merokok, minuman kemasan, dan camilan. Pilih yang murah tapi sehat dan bergizi.
Ada rahasia mengatur keuangan keluarga, baik yang punya hutang maupun yang tidak. Harus punya kemauan keras bebas dari hutang dan bertahan tanpa hutang. Lakukan berbagai penghematan dan menyimpan untuk dana cadangan. Simpan dahulu penghasilan sebelum membelanjakan. Sadari bahwa pinjaman itu menguras uang Anda. Biasakan membayar kontan dan bebas hutang. Tentukan sasaran sebelum belanja lengkap dengan anggarannya.
Mulai menyusun anggaran belanja. Kalau sudah, tahan belanja sebelum lihat anggaran. Hadapi kenyataan yang ada, belanja bulanan tidak pernah persis dengan anggaran, tapi jangan melebihi. Dalam menyusun anggaran diharuskan sudah mempunyai uang cadangan sejumlah satu atau dua kali gaji bulanan. Dana hari suram, tidak boleh diambil kecuali sangat darurat, dan harus segera diisi kembali. Adapun cara mencari dana hari suram meliputi: menyisihkan anggaran untuk hari suram; carilah pekerjaan tambahan atau sambilan; meminjam uang yang tanpa bunga dari famili, sahabat, atau yayasan sosial; meminta bantuan tidak dalam bentuk uang tetapi bentuk pertolongan tindakan.
Mengelola perusahaan sendiri sangat mempengaruhi anggaran belanja keluarga. Untuk itu, jangan mempertaruhkan dana hari suram untuk modal usaha karena keluarga harus terjamin. Modal usaha sebaiknya diambil dari dana simpanan tambahan. Sebaiknya jangan usaha dengan modal pinjaman. Jika tidak punya modal, cobalah bekerja sama dengan teman untuk mendirikan usaha bersama dengan aturan yang jelas. Pisahkan keuangan keluarga dengan keuangan perusahan agar kehidupan keluarga dan perusahaan tidak saling mengganggu. Dalam menjalankan usaha jangan mudah terpikat oleh ide-ide baru yang belum jelas. Suami-istri harus bertindak saling mengontrol dalam menjalankan anggaran belanja rumah tangga dan perusahaan.

2). Merangkai data pokok-pokok buku menjadi rangkuman

3). Menyunting rangkuman
Dari rangkuman yang ada diatas , sempurnakan menjadi lebih sempurna dari segi kalimat, kata maupun ejaan.

III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Inkuiri

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi Tanya jawab ke siswa untuk menyebutkan macam – macam buku yang pernah dibaca
2. Siswa menyebutkan cara membaca buku
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa membentuk kelompok 2 atau 3 anak
2. Siswa memilih buku yang akan dibaca
3. Siswa membaca buku untuk menemukan pokok-pokok isi buku.
4. Siswa menulis pokok – pokok isi buku yang dibaca.
5. Siswa menyampaikan pokok-pokok isi buku yang dibaca dalam kelompoknya.


60 “
Pemodelan
Diskusi
Inkuiri
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan
bertanya jawab tentang kesulitan dalam menulis
pokok – pokok isi buku

10 “
Tanya Jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi Tanya jawab ke siswa untuk mengemukakan pokok – pokok buku yang telah dibaca
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa berkumpul menurut kelompoknya masing - masing berdasarkan judul buku yang pernah dibaca .
2. Secara berkelompok siswa menyusun rangkuman berdasarkan pokok-pokok buku yang ditemukannya.
3. Secara berkelompok siswa menyunting rangkuman buku yang dibacanya.
4. Siswa membetulkan rangkuman isi buku berdasarkan masukan dari kelompok lain..


60 “

Diskusi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kegiatan menulis pokok – pokok buku
3. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 “
Tanya jawab


V. SUMBER BELAJAR

Buku – buku Pengetahuan
Buku Bahasa Indonesia kelas VIII karangan Agus Supriatna Penerbit Grafindo Hal.102-
103 ...........
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII halaman 21

VI. PENILAIAN
a. Teknik : Tes
b. Bentuk Instrumen : Portofolio
c Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
12 12.1. Menulis rang kuman buku ilmu pengetahuan Diberikan buku Pengetahuan, siswa menulis pokok – pokok buku dan membuat rangkuman


d. Soal Penilaian
Bacalah buku pengetahuan , kerjakan secara berkelompok ( 2 anak ) tugas berikut ini :
1. Tulislah pokok pokok buku yang kamu baca!
2. Buatlah rangakuman dari buku yang kamu baca !
3. Suntinglah / Betulkan teks berita berikut ini !

e. Pedoman Penskoran menulis

Nama siswa
( kelompok ) Aspek dan Skor Jumlah skor Nilai
Kesesuaian dengan isi buku Ejaan dan tanda baca Kelancaran
1 2 3 1 2 3 1 2 3






..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.12.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
Kompetensi Dasar : 12.2 Menulis teks berita secara sing¬kat, padat, dan jelas
Indikator 1). Mampu menulis topik berita
2). Mampu menulis pokok – pokok berita
3). Mampu merangkai data pokok-pokok berita
menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat
1).Mampu menulis topik berita
2). Mampu menulis pokok – pokok berita
3). Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi teks berita yang singkat,
padat, dan jelas

II. Materi Pembelajaran
1). menulis topik berita dengan kalimat yang singkat dan jelas
contoh : Teks bacaan berita
Sudah Telan 40 Korban
Serangan demam berdarah dengue (DBD) kian meluas dan mengganas. Hingga kemarin, dari data yang dihimpun Radar di Rumah Sakit Panti Waluyo (RKZ), Rumah Sakit Tentara Soepraoen (RSTS), dan Rumah Sakit Islam Aisyiah (RSIA), jumlah penderita terus menunjukkan peningkatan tajam.
Penderita terbaru tercatat tiga orang dari Jl. Anyelir 8 Kota Malang, yakni Eddo, 17; Nawasista, 39; dan Fitra, 3. Tiga orang tersebut adalah satu keluarga yang masuk dini hari kemarin di RKZ. Dengan tambahan itu, secara kumulatif di RKZ ada 25 penderita terhitung mulai awal Oktober. Sisanya tersebar di RSI, RST Soepraoen, dan RS Lavallete. Totalnya 40 pasien.
Menurut salah seorang anggota keluarga mereka, Jumat kemarin di kampungnya telah dilaksanakan pengasapan (fogging). Ironisnya, dini hari setelah pengasapan itu tiga anggota keluarganya harus menjalani rawat inap karena DBD. “Malam-malam mas bawanya ke rumah sakit. Ketahuannya malam hari itu,” kata seorang wanita di rumah tersebut.
Sementara di RST tercatat satu penderita di ruang anak-anak Paviliun Nusa Indah. Satu penderita itu adalah Awang Shinta, 8. Dia tak lain adalah kakak kandung dari Awang Akbar Rafsanjani 2,5 tahun, warga Jl. Kemantren III Gg. 3 No. 12 yang meninggal Jumat lalu akibat serangan DBD pada Kamis sebelumnya.
Sedangkan di RSIA, hingga saat ini tercatat delapan orang penderita. Dua orang dari Klayatan Gg. III, seorang dari Perumahan Sawojajar I, seorang dari Kasin Gg. Keramat, seorang dari Jl. Kematren, seorang dari kecamatan Dau, dan seorang lagi dari Kebonagung. Sedangkan satu lagi warga dari Klayatan Gg. II masih berstatus suspect (diduga DBD).
(Dikutip dari Jawa Pos dengan perubahan seperlunya )

2). Menulis pokok – pokok berita
- Berupa kalimat singkat
- Dicari dengan menggunakan kata tanya ( 5 W + 1 H ) atau ASDiBiMeGa ( Apa, Siapa, Dimana, Bilamana/ Kapan, Mengapa, Bagaimana ) atau ADiK SiMBa ( Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana )
Contoh :
- Apa yang diberitakan : wabah demam berdarah
- Siapa : warga Malang
- Dimana : Rumah sakit wilayah Malang
- Kapan : Hari Jumat dan Sabtu
- Mengapa : Terserang wabah demam berdarah
- Bagaimana : dirawat di rumah sakit.

3). Merangkai data pokok-pokok berita menjadi teks berita yang singkat,
padat, dan jelas
HARDIKNAS 2008
Pada tanggal 2 dan 3 Mei 2008 dilaksanakan lomba baca puisi dalam rangka memperingati Hardiknas tahun 2008. Lomba dilaksanakan di aula sekolah dengan juri guru bahasa Indonesia.

III. Metode Pembelajaran
Gambar peristiwa
Tanya jawab
Inkuiri
Demonstrasi
IV. Langkah – Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan Tanya jawab kepada siswa untuk memberikan contoh berita yang pernah didengar
2. Siswa menjelaskan isi berita yang pernah didengar
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa menemukan cara mencari cara mudah menulis berita.
2. Siswa menuliskan pertanyaan – pertanyaan pokok berita.
3. Siswa memperhatikan gambar-gambar yang tersedia, lalu menyusun jawaban dari pertanyaan - pertanyaan pokok berkaitan dengan fakta yang terdapat dalam gambar-gambar tersebut.
4. Berdasarkan jawaban – jawaban singkat yang telah tersusun, siswa menulis kalimat – kalimat singkat tentang isi berita
5. Secara berkelompok siswa menyunting teks berita yang ditul




6 0 “ Diskoveri
Inkuiri


Diskusi Kelompok









C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
2. Siswa mendapatkan tugas untuk mendata hal-hal yang terdapat di lingkungan sekolahnya yang dapat diangkat sebagai berita dan menuliskan pokok-pokok beritanya dengan memperhatikan 5 W + 1 H


Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran dengan tanya jawab tentang materi pertemuan pertama
2. Guru menyampaikan tujuan pelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B Kegiatan Inti:
1. Siswa membahas tugas yang diberikan
2. Beberapa siswa menulis tugas dipapan tulis
3. Siswa membuat kalimat kalimat singkat
4. Siswa mengembangkan kalimat yang ada menjadi sebuah paragraph/ teks berita.
5. Siswa menyunting naskah berita yang tersusun dengan memperhatikan ketepatan penggunaan kata, tanda baca, dan ejaan.

C. Kegiatan Penutup
A. Siswa dan guru melakukan refleksi


V. SUMBER BELAJAR
Gambar
VCD
Buku Bahasa Indonesia Harangan ................ Penerbit ................ Hal. ...........
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII halaman 2 dan 3

VI. PENILAIAN
1. Teknik : Unjuk karya
2. Bentuk Instrumen : Portofolio
3. Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
12 12.2. Menulis teks Berita
Disajikan sebuah gambar tentang suatu peristiwa, siswa :
a. Menulis topik berita
b. Menuliskan pokok pokok berita
c. Menyusun teks berita

4. Soal Penilaian
Perhatikan gambar berikut ini !
a. Apakah topik yang tepat dari gambar tersebut
b. Tulislah pokok pokok berita !
c. Buatlah teks berita dari pokok berita tersebut !
5. Pedoman Penskoran:
Kegiatan Skor
1. Siswa menuliskan data pokok berita yang diperoleh dari lingkungan sekolah: 5W + 1H atau ADIK SIMBA
a. Apa 1
b. Di mana 1
c. Kapan 1
d. Siapa 1
e. Mengapa 1
f. Bagaimana 1
Siswa tidak menuliskan apa-apa 0
1) Kembangkan data pokok berita men¬jadi sebuah teks berita!
Rubrik penilaian teks berita
No Aspek Deskriptor Skor Skor maksimum
1 Kelengkapan isi • Isi berita lengkap (terdapat 5 W + 1 H)
• Isi berita mendekati lengkap (ada 4 atau lebih unsur)
• Isi berita tidak lengkap (kurang dari 4 unsur berita) 2

1

0

2
2 Kesesuaian isi • Semua tulisan sesuai dengan data
• Sebagian kecil data tidak sesuai dengan tulisan
• Sebagian besar data tidak sesuai dengan tulisan
• Semua data tidak sesuai data dengan tulisan 3

2

1

0

3
3 Sistematika • Urut-urutan sesuai
• Urut-urutan tidak sesuai 1
0 2
4 Penggunaan ejaan dan tanda baca • Tidak ada kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
• Terdapat sedikit kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
• Sebagian besar penulisan ejaan dan tanda baca salah
• Penggunaan ejaan dan tanda baca salah semua 3

2

1

0

3
Jumlah Skor Maksimum 10


Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut.
Perolehan Skor
Nilai akhir = ------------------------ X Skor Ideal (100) = . . .
Skor Maksimum (21)
e. Kunci Jawaban












..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KD 12.3
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
Kompetensi Dasar : 12.3 Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasi
Indikator 1). Mampu menulis slogan / poster sesuai dengan konteks
2). Mampu menyunting slogan / poster

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat
1). menulis slogan / poster sesuai dengan konteks
2). menyunting slogan / poster yang di buatnya


II. Materi Pembelajaran
1). Menulis slogan / poster sesuai dengan konteks
Contoh:
1. KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA
2. BERSIH ITU INDAH
3. KECIL MENANAM SUDAH BESAR MEMANEN

Perhatikan kaitan tujuan dan visi kegiatan/ organisasi/ perusahaan dengan wujud slogan yang
dibuatnya berikut!
Kegiatan/ organisasi/ perusahaan Tujuan kegiatan/ organisasi Kalimat slogan
Penanaman pohon pada hutan gundul Meningkatkan kepedulian masyarakat pada kelestarian lingkungan Alamku, Alammu,
Alam kita
Mari Selamatkan Bersama
Sharp Menunjukkan keunggulan produk dibandingkan dengan produk lain yang sejenis Sharp,
Udara Bersih dan Sehat
Lebih Lama

Slogan adalah kalimat pendek yang menarik/ mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan tujuan/ visi suatu organisasi, kegiatan, golongan, atau perusahaan. Isi slogan menggambarkan visi, tujuan, dan harapan dari sebuah kegiatan/ organisasi/ perusahaan.

2. Mengenali ciri-ciri poster
Amati perbedaan contoh berikut
No Kalimat Jenis Kalimat
1
2
3
Mari Ciptakan lingkungan bersih dan indah.
Permata mitra remaja cerdas dan bertaqwa.
Untuk masakan pedas kasih aja sambel ABC! Poster
Slogan
iklan
Poster adalah plakat (kertas ditempelkan pada dinding) berupa pengumuman atau iklan yang dipasang di tempat
Umum (biasanya disertai gambar)
Dalam Menyusun poster, slogan, dan iklan perlu memperhatikan:
1. pilihan kata : abtratif (mempunyai daya tarik, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu)
2. kalimat : singkat, padat, menarik, mudah dipahami.
3. Ilustrasi : menarik dan sugestif misalnya diberi gambar-gambar yang menarik
dan sopan.

2). Menyunting slogan / poster


III. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Inkuiri
3. Demonstrasi

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Siswa menyebutkan contoh slogan dan poster yang pernah dilihat
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Siswa membentuk kelompok dengan anggota 2 anak
10 menit
Tanya Jawab

B.Kegiatan Inti:
1. Siswa menjelaskan macam – macam slogan dan poster
2. Siswa menuliskan contoh kalimat slogan / poster yang pernah dilihat
3. Siswa mendiskusikan contoh slogan / poster yang ada dari segi pilihan kata, kalimat bahasa dan gambar.
4. Siswa menjelaskan hasil diskusinya secara bergantian antar kelompok

Pemodelan

Diskusi


demonstrasi

C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa kesulitannya dalam mempelajarai pelajarantersebut.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa membahas tugas yang diberikan yaitu menyusun slogan.
2. Siswa membuat slogan dengan tema teretntu.
3. Siswa menyunting slogan yang dibuatnya berdasarkan ketepatan bahasa, dan tujuan.
4. Siswa menyajikan hasil kegiatannya untuk dikomentari teman yang lain.


60 menit
Pelatihan


diskusi

C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menyatakan
kesulitan siswa dalam menyusun slogan.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran



10
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR
Slogan dengan berbagai jenis dan isi
Buku Bahasa Indonesia karangan ................ Penerbit ................ Hal. ...........
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII semester 2 MGMP BIND Hal. 53.
VI. Penilaian

a. Teknik : Tes
b. Bentuk Instrumen : uji petik produk
c. Instumen soal:
1. Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
12 12.3. Menulis Slogan / Poster
Membuat sebuah slogan dan poster tentang kebersihan.
2. Soal Penilaian
Buatlah sebuah slogan dan poster dengan tema tentang kebersihan!


3. Pedoman penskoran penilaian
NO Aspek Yang Dinilai N i l a i
Baik Sedang Kurang Jumlah
1. Pilihan kata
2 Penulisan kalimat
3 Kesesuaian tema
4 Komposisi gambar ( untuk poster )
Jumlah
Rata – Rata ( Nilai )

Keterangan Nilai :
Baik : 86 - 100
Sedang : 75 - 84
Kurang : < 74
4. Kunci Jawaban





..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................












RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.13.1
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 13. Memahami unsur instrunsik novel remaja ( asli/ terjemahan) yang dibaca
Kompetensi Dasar : 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja ( asli/
terjemahan) yang dibaca
Indikator 1).Mampu mendata tokoh utama dan sampingan dalam
cuplikan novel
2). Mampu mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan
bukti/ alasan yang jelas/ logis

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat:
1). mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel
2). mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/ alasan yang jelas/ logis

II. Materi Pembelajaran
1). Jenis – jenis tokoh cerita dan karakter tokoh
a. Jenis tokoh : 1. Tokoh Utama
2. Tokoh Sampingan
b. Karakter tokoh : - Antagonis = Jahat, jelek
- Protagonis = Baik
- tritagonis = Penengah
2). Cara menemukan karakter tokoh dalam cerpen/novel:
• Melalui pernyataan langsung dari pencerita terhadap tokoh
• Melalui dialog, jalan pikiran, dan perbuatan tokoh dalam menghadapi peristiwa.
• Melalui interaksi antartokoh dalam keseluruhan cerita.
3). Menulis karakter tokoh dan bukti atau alasan yang mendukung/ logis

Nama tokoh Karakter Bukti dalam teks / kalimat
- Nona Kraft Protagonis, perhatian pada orang lain dan telaten - “ Apakah kalian lupa makan vitamin pagi ini ?”
- “ Aku harap kalian semua juga ingat membawa benda – benda yang diperlukan .”


III. Metode Pembelajaran
Pemodelan
Tanya jawab
Inkuiri

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran dengan apersepsi berupa Tanya jawab ke siswa untuk menyebutkan jenis buku cerita yang pernah dibacanya.
2. Siswa mengemukakan contoh novel yang pernah dibaca
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab

B.Kegiatan Inti:
1. Siswa membaca buku novel yang telah dipili sebelumnya
2. Siswa mendata tokoh – tokoh yang terdapat dalam novel (tokoh ujtama dan tokoh sampingan, tokoh protagonist dan atau tokoh tokoh antagonis) 60 menit Penugasan
Diskoveri inkuiri

C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan kesulitan siswa dalam menemukan tokoh dalam novel.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran 10 menit

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran dengan apersepsi berupa jawab tentang novel yang sudah dibaca siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa membahas tugas yang diberikan
2. Siswa menuliskan watak / karakter dari masing – masing tokoh dengan disertai bukti pendukungnya.
3. Dalam kelompok siswa menyampaikan hasil pekerjaannya untuk dikomentari teman kelompoknya.
4. Siswa menyempurnakan hasil pekerjaannya berdasarkan masukan anggota kelompok.
60 menit Penugasan


Diskusi


C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan kesulitan siswa dalam menemukan watak tokoh dalam novel/cerpen.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.

10 menit

Tanya jawab


V. SUMBER BELAJAR
Buku novel remaja
Buku Bahasa Indonesia Harangan ................ Penerbit ................ Hal. ...........
LKS bahasa Indoesia kelas VIII MGMP BIND halaman 31 dan 32


VI. PENILAIAN
1. a. Teknik : Tes Tulis
2. b. Bentuk Instrumen : Uji petik kerja dan produk
3. Kisi – Kisi soal penilaian


Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
13 13.1. Mengidentifikasi Karakter
Disajikan penggalan novel, siswa menuliskan tokoh – tokohnya dan menjelaskan karakter masing – masing tokoh



4. Soal Penilaian
Bacalah penggalan novel berikut, jawablah pertanyaan dibawah ini !
Sebenarnya, sejak Sekar remaja bahkan sampai di perguruan tinggi dan kemudian bekerja sebagai guru, ia cukup banyak disukai di dalam pergaulan. Kehadirannya selalu diterima dengan senang hati karena ia memiliki banyak sifat yang menyenangkan. Tetapi di dalam masalah yang teramat peka, yaitu masalah cinta, Sekar mempunyai masalah tersendiri yang tak mungkin dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sudah sejak dulu ia selalu bertanya-tanya sendiri mengapa dirinya tidak seperti gadis-gadis lain yang mengalami jatuh cinta beberapa kali dalam kehidupan remajanya. Entah itu cinta monyet entah pula cinta yang bukan pula cinta monyet sekalipun. Betapapun kuatnya daya tarik yang terpancar dari teman-teman lelakinya, hatinya tetap saja tegar tak bergerak. Bahkan tetap demikian meski ia telah menjadi mahasiswi di Yogya. Padahal ada beberapa pemuda yang menaruh hati kepadanya. Dua diantaranya malahan sudah hampir meraih gelar kesarjanannya.
Mula-mula Sekar menyangka kebekuan hati itu diakibatkan tumpukan kehati-hatiannya. Kehati-hatian sebagai hasil internalisasi dari simboknya yang berulang-ulang menekankan kehati-hatian ekstra, khusus untuk diri Sekar.
“Ingat, Nak. Kau itu cantik dan menarik. Menilik asal-usulmu, orang akan memiliki kecenderungan untuk lebih mempermainkan dirimu daripada sungguh-sungguh!” Begitu yang sering diucapkan oleh simboknya. Lebih-lebih apabila memergoki surat di tangan Sekar.
Kini ketika bertemu kembali dengan Joko sesudah lebih tujuh tahun tidak bertemu, tahulah Sekar biang keladi apa yang menyebabkan hatinya begitu beku terhadap daya tarik pemuda-pemuda lain. Dan kenyataan itu sungguh menyakitkan bersamaan dengan munculnya kesadaran bahwa ia jatuh cinta kepada Joko, timbul juga kesadaran lain. Ia hanyalah seekor katak yang merindukan rembulan. Tak lebih dari itu!
Sudah sejak Sekar mulai besar, dirinya terlihat dalam ambiguitas yang tak pernah usai. Ia tahu bahwa dirinya datang dari golongan rakyat kebanyakan. Orang bilang, rakyat kecil. Kelas masyarakat bawah. Bukankah ibunya seorang pembantu rumah tangga yang datangnya ke dalam rumah tangga Ibu Suryokusumo itu karena kemauan sendiri? Karena keinginan orang tuanya untuk memasukkan anak gadisnya yang masih kecil itu supaya masuk ke dalam kehidupan ‘orang-orang terhormat,’ orang –orang yang konon darahnya biru?
Dari Simboknya, Sekar tahu bahwa kakeknya dulu adalah seorang petani. Untuk ukuran masyarakat desa pada waktu itu, kakek Sekar termasuk orang yang berkecukupan. Justru karena itulah Simbok Sekar tidak perlu harus ikut menyangga beban ekonomi keluarga dengan jalan ikut pergi ke sawah atau pun ke ladang. Ambisi kakek Sekar sebagaimana juga ambisi kebanyakan orang-orang desa yang hidupnya sedikit dia atas rata-rata, adalah membawa anak gadisnya terutama yang tercantik, ke lingkungan yang dianggap lebih terhormat. Kalau tidak dapat di suwitokan (mengabdi) ke balik dinding keraton, ya dibalik kaum bangsawan atau priyayi. Entah sebagai abdi dalem, penari, penyanyi atau apa saja asal dapat mengabdi kepada Gusti Ratu. Sukur-sukur kalau ada pangeran atau malah Gusti sendiri yang mau menjadikannya sebagai selir. Pikiran picik orang-orang desa yang berorientasi ke arah keraton itu membawa pengertian bahwa menjadi selir atau bahkan cuma menjadi lelangenan (orang yang disayang dalam arti tertentu) raja, merupakan anugerah yang menaikkan derajat keluarga. Konon akibat cara berpikir yang seperti itu, beberapa puluh tahun lalu jika para pangeran sedang berjalan-jalan dengan kudanya ke pelosok-pelosok kampung, mereka yang mempunyai anak gadis yang sedikit manis saja, selalu berusaha ‘memajang’ si gadis. Entah dengan cara pura-pura sibuk menyiram tanaman di halaman depan atau momong adik-adiknya. Tentu saja cara mereka memajang itu tidak tampak menyolok namun para pangeran atau bangsawan muda itu mengetahuinya. Mereka sendiri pun tidak hanya mencari angin saja di atas kudanya itu sebab mata mereka seringkali melirik ke kiri atau ke kanan. Dan kalau kebetulan ada yang menarik hatinya, pastilah beberapa hari kemudian rumah si gadis itu akan kedatangan utusan untuk mematangkan ‘cinta’ kilat itu.
Memang bagi mereka yang memiliki wawasan lebih luas, keadaan itu terasa menoreh perasaan. Norma-norma moral seperti terabaikan. Dan nilai-nilai keindahan tersingkirkan. Bahkan martabat seorang wanita seperti tercampakkan. Nilai atau harga seorang wanita akan menjadi naik apabila tersentuh, apabila jika disukai oleh pangeran-pangeran dari balik dinding keraton itu. Apalagi kalau pangeran itu seorang putra mahkota.
Kakek Sekar pun memiliki ambisi semacam itu. Ya, hanya semacam itu sebab dorongan utamanya bukan karena ingin melihat anak gadisnya berkulit putih bersih itu menjadi selir seorang pangeran melainkan karena ingin melihat si gadis itu menjadi lebih ‘beradab’. Tahu sopan santun, tahu aturan dan semacam itu. Beruntung bahwa Simbok Sekar yang pada waktu itu masih sebagai gadis kecil, diterima bangsawan tinggi kerabat keraton yang memiliki sikap hidup yang bersih. Gadis desa berkulit bersih berambut hitam tebal itu tidak pernah ‘dipakainya’ melainkan diberikannya kepada anak gadisnya untuk dijadikan pelayan pribadinya. Ketika gadis itu menikah, Simbok Sekar dibawanya. Begitulah simbok Sekar menjadi bagian dari kehidupan Ibu Suryokusumo hingga kini, setelah keduanya sama-sama menjadi tua.
Dengan demikian, Sekar pun ikut terbawa masuk di dalam lingkup kehidupan Ibu Suryokusumo. Hanya bedanya, kalau simboknya dulu hanya belajar membaca, menulis, dan meraih ilmu ‘peradaban’, Sekar yang hidup di alam kemerdekaan itu mendapat kesempatan yang lebih jauh dan luas di bidang pendidikan. Tetapi meskipun demikian asal-usul dirinya sebagai seorang anak pelayan, masih saja melekat pada dirinya. Seolah sebuah benda yang terlontar jauh tetapi talinya tak terlepas dari tonggaknya!

2. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan penggalan novel yang telah dibacakan!
a. Sebutkan pokok-pokok persoalan yang dibahas dalam penggalan novel yang dibacakan!
1) .................................................................................................................................................
2) ...................................................................................................................................................
3) ..................................................................................................................................................
4) ...................................................................................................................................................

b. Sebutkan tokoh dan karakternya dalam penggalan novel yang dibacakan!
1) ......................................................................................................................................................
2) ....................................................................................................................................................
3) ....................................................................................................................................................
4) ......................................................................................................................................................

c. Tentukan amanat penggalan novel yang dibacakan!
1) ...........................................................................................................................................
2) ...................................................................................................................................................
3) .......................................................................................................................................

d. Tentukan sikap dan tingkah laku yang layak dicontoh dalam penggalan novel yang dibacakan!
.......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................

e. Tentukan sikap dan tingkah laku yang tidak layak dicontoh dalam penggalan novel yang dibacakan !
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................




5. Pedoman penskoran penilaian

No soal skor maksimal
a 4
b 4
c 3
d. 2
e 2


Nilai = skor diperoleh siswa X 100
Skor maksimal (15)




..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................




............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.13.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 13. Memahami unsur instrinsik novel remaja ( asli/ terjemahan) yang dibaca
Kompetensi Dasar : 13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja yang dibaca
Indikator 1).Mampu menyimpulkan tema cuplikan novel
2). Mampu mengidentifikasi latar yang ada dalam cuplikan
novel
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajara siswa :
1). Mampu menyimpulkan tema cuplikan novel
2). Mampu mengidentifikasi latar yang ada dalam cuplikan novel

II. Materi Pembelajaran
1. Mengenal tema cerita
Masih ingatkah kalian pengertian tema? Tema merupakan pokok persoalan yang melandasi penyusunan novel. Biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat yang menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Misalnya:
(1) Kesabaran seorang istri dapat menyelamatkan seorang suami dari ketergantungan terhadap narkoba.
(2) Dengan kerja keras kuliah sambil bekerja dapat mengantarkan seseorang menjadi pengusaha sukses.
(3) Kecantikan fisik yang tidak disertai ketahanan mental justru membuat hidupnya sengsara dan teraniaya.
(4) Kemewahan harta tanpa keimanan dapat menjerumuskan anak dalam dunia kejahatan.
Tema ada yang membedakan tema utama atau tema besar dengan tema pendukung, bawahan, atau tambahan. Tema utama dapat diibaratkan batang sedangkan tema pendukung merupakan cabang-cabangnya.

2. Mengenal setting
Masih ingatkah kalian pengertian latar?Setiap peristiwa dalam kehidupan tidak terlepas dari pertanyaan di mana terjadi, kapan terjadi, bagaimana suasana saat terjadi. Jawaban atas pertanyaan tersebut yang dikatakan sebagai latar. Dengan demikian terdapat latar tempat, nama ruang, gedung, kampung, desa, kecamatan, kabupaten, kota, propinsi, negara, darat, laut, hutan, gunung; terdapat latar waktu, zaman, masa, musim, abad, tahun, bulan, minggu, hari, tanggal, pagi, siang, sore, malam, jam, menit, detik; terdapat latar suasana, mencekam, panik, hiruk pikuk, gaduh, memilukan, mengerikan, mengharukan, tegang, ceria, bahagia, romantis, sahdu.

2). Menulis latar yang ada dalam cuplikan novel

Perhatikan cuplikan novel berikut!
Rika memandang putrinya, Mayang, dengan rupa gusar. “Apa lagi yang diceritakan Oom Erwin?” Tanyanya dengan sikap bernafsu.
Ya itu saja, Ma. Bahwa Henry ikut membereskan rumah yang akan ditempati Papa kalau pulang dari rumah sakit nanti.
“Kok anak itu tidak bilang-bilang, ya?”
“Saya pikir, Mama sudah tahu. Bahkan saya kira Mama yang suruh.”
“Ah, nggak mama nggak tahu apa-apa. Bagusnya Erwin mau memberitahu, ya”
“Pantasnya Oom Erwin juga mengira, Mama sudah tahu atau Mama yang nyuruh.”
“Huh anak itu sudah main diam-diam. Kalau ada apa-apa, nggak mau bilang. Sudah berapa hari dia sibuk membereskan rumah Papa?”
“Baru tiga hari.”
Rika merenung sambil cemberut. Dalam usianya yang setengah abad dia masih memiliki sisa kecantikan waktu muda. Kulitnya yang putih masih halus dan licin. Dari jauh tak tampak keriput-keriputnya. Tapi tubuhnya yang dulu langsing sekarang sudah menjadi tambun, hingga dagunya jadi rangkap. Mayang, sang putri tidak secantik dirinya sewaktu berusia muda. Usia Mayang baru berusia 28 tahun, tapi kelihatan seperti berusia 35 tahun. Justru Henry, sang putra, yang mewarisi keindahan rupa Rika.
“Nanti tanya langsung saja sama dia kalau pulang, Ma,” Mayang menganjurkan.
“Oh, ya, tentu saja. Itu pasti. Cuma Mama lagi mikirin apa motivasi perbuataannya itu. Kok tumben, ya. Tiba-tiba nggak hujan nggak angin dia mendekati Papa.”
“ Barangkali ada maunya Ma.”
...
(lihat LKS BIND Kelas VIII MGMP BIN Kab. Malang hal 27 –30)

III. Metode Pembelajaran
Tanya jawab
Penugasan
Inkuiri

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan pengalaman siswa dalam membaca buku novel yang pernah dibacanya.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa bertanya jawab untuk memahami tema dan latar novel.
2. Siswa berkelompok berdasarkan judul novel yang berbeda.
3. Siswa membaca kutipan novel dari buku sumber yang disediakan guru dalam kelompoknya.
3. Siswa menemukan pokok-pokok masalah yang terdapat dalam novel yang dibacanya.
4. Siswa menyampaikan rumusan pokok-pokok cerita dari novel ke kelompok lain yang sama judulnya untuk ditanggapi temannya.
60 menit
Tanya jawab

Diskusi
Kelompok

Inkuiri
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi
2. Siswa menyimpulkan pelajaran
10 menit
Tanya jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A. Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran dengan tanya jawab tentang novel yang sudah dibaca
2. Guru menjelaskan tujuan pelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B. Kegiatan Inti:
1. Siswa dalam kelompok merumuskan tema dan latar cerita dari novel yang dibcanya
2. Siswa menyampaikan hasil kegiatannya untuk dikomentari kelompok lain
3. Siswa memperbaiki hasil pekerjaannya berdasarkan masukan dari temannya.

60 menit
Penugasan
Diskusi

C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menemukan tema dan latar dari novel yang dibaca.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran

10 menit
Tanya jawab
V. SUMBER BELAJAR
Novel dengan judul …………..
Buku Bahasa Indonesia Harangan ................ Penerbit ................ Hal. ...........
LKS Bind kelas VIII MGMP Kab. Malang hal. 27—30.

VI. PENILAIAN
1. a. Teknik : tes
2. Bentuk Instrumen :Uji petik kerja dan produk
3. Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
13 13.2. Menjelaskan tema dan latar novel Disajikan penggalan novel, siswa menuliskan tema dan latar

4. Soal Penilaian
Bacalah penggalan novel berikut, jawablah pertanyaan dibawah ini !
ULANG TAHUN PALING BURUK
(Harry Potter 2, J. K. Rowling)

Bukan untuk pertama kalinya pertengkaran meledak di meja makan rumah Privet Drive nomor 4. Sebelumnya Mr. Vernon Dursley telah terbangun pagi-pagi buta oleh bunyi uhu-uhu keras dari kamar keponakannya, Herry.
“Untuk ketiga kalinya minggu ini!” ruangannya. “Kalau kau tidak bisa mengontrol burung hantu itu, dia harus pergi!”
Harry mencoba sekali lagi, untuk menjelaskan.
“ Dia bosan,” katanya. “ Dia biar beterbangan di luar. Kalau aku boleh melepasnya di malam hari …”
“ Apa aku kelihatan bodoh?” kata paman Vernon geram, seserpih telor goreng bengantung pada kumisnya yang lebat. “ Aku tahu apa yang akan terjadi kalau burung hantu itu dibiarkan lepas.”
Dia bertukar pandang geram dengan istrinya Petunia.
Harry mencoba berargumentasi, tetapi kata-katanya tenggelam oleh sendawa Dubley yang keras dan panjang. Debley adalah anak Mr dan Mrs Dursley.
“ Aku mau tambah daging asap.”
“ Masih banyak di wajan, Manis,” jawab Bibi Petunia, matanya terharu menatap anak lakli-lakinya yang super gemuk. “ Kami harus memberimu makanan banyak- banyak lagi selagi ada kesempatan… aku tak senang mendengar tentang makanan di sekolahmu …”
“ Omong kosong, Petunia, aku tak pernah kelaparan waktu aku di Smeltangs,” kata Paman Vernon memprotes. “Dudley mendapat cukup makanan. Ya kan Nak?”
Dudley, yang luar biasa gemuknya sampai pantatnya melimpak ke kiri ke kanan kursi dapur, menyeringai dan menoleh kepada Harry.
“ Ambilkan wajannya.”
“ Kau lupa kata sihirnya, “ kata Harry jengkel.
Dampak kalimat sederhana pada keluarga itu sungguh luar biasa. Dudley tersedak dan terjatuh dari kursinya keras sekali sampai menggetarkan seluruh dapur. Mrs Dursley menjerit dan menutup mulutnya. Mr Dursley melompat bangun urat-urat berdenyutan di pelipisnya.
“Maksudku kata ‘tolong’!” kata Harry cepat-cepat. “ Aku tidak bermaksud ...”
“ Bukankah sudah kularang,” Gelegar pamannya dari seberang meja, “Mengucapkan kata ‘s’ itu di dalam rumah kita?”
“Tapi aku …”
“ Berani-beraninya kau mengancam dudley!” raung Paman Vernon menggebrak meja dengan tinjunya.
“Aku Cuma ..”
“ Kuperingatkan kau! Aku tak mengizinkan keabnormalanmu disebut-serbut di bawah atap rumah ini!”
Harry bergantian memandang wajah keunguan pamannya dan wajah pucat bibinya, yang sedang berusaha membantu Dudley bangun.
“ Baiklah,” kata Harry, “baiklah …”
Paman Vernon duduk kembali, tersengal seperti badak bercula satu yang kehabisan napas. Dia memandang Harry lewat sudut matanya yang kecil tajam.
Sejak Harry pulang untuk liburan musim panas, Paman Vernon memperlakukannya seperti bom yang bisa meledak setiap waktu, karena Harry bukan anak biasa. Sebetulnya, dia memang sama sekali bukan anak biasa.
Harry Potter adalah penyihir yang baru melewatkan tahun pertamanya di sekolah sihir Hogwarts. Dan jika keluarga Dursley tidak senang menerimanya selama liburan, itu bukan apa-apa di banding perasaan Harry.
Harry merasa sangat rindu pada Hogwarts sehingga rasanya dia sakit perut terus-menerus. Dia merindukan kastilnya, dengan lorong-lorong rahasia dan hantu-hantunya, pelajaran-pelajaran (Walaupun mungkin tidak merindukan Snape, guru pelajaran ramuannya), surat-surat yang di bawa oleh burung-burung hantu, makan bersama di Aula Besar, tidur di tempat tidurnya di menara asrama, mengunjungi si pengawas binatang liar, Hagrid, di pondokannya di dekat Hutan Terlarang, dan terutama Quidditch, olahraga paling populer di dunia sihir (enam tiang gawang tinggi, empat bola terbang, empat belas pemain di atas sapu terbang)
Semua buku pelajaran Harry, tongkat, jubah, kuali, dan saou top Nimbus Dua Ribunya dikunci dalam lemari bawah tangga oleh paman Vernon begitu Harry tiba di rumah. Apa pedulinya keluarga Dursley kalau Harry kehilangan tempat di tim Quidditch asramanya karena dia tidak berlatih selama musim panas? Apa urusannya bagi keluarga Dursley jika Harry kembali ke sekolah tanpa mengerjakan PR-PR-nya? Keluarga Dursley termasuk yang oleh para penyihir disebut Muggle (tak memiliki setetes pun darah penyihir di nadi mereka) dan bagi mereka memiliki penyihir dalam keluarga adalah aib yang sangat memalukan. Paman Vernon bahkan telah menggembok burung hantu Herry, Hedwig, di dalam sangkarnya, untuk mencegahnya membawa surat-surat kepada siapa pun di dunia sihir.
………………………………................................................................................…………………………


a. Siapakah tokoh dalam cerita tersebut?
b. Bagaimana watak tokoh tersebut?
c. Apasajakah pokok-pokok ceritanya?
d. Rumusakanlah tema cerita berdasarkan pokok-pokok cerita tersebut!
e. Dimanakah dan kapankah cerita itu terjadi? Apa buktinya?



5. Pedoman penskoran penilaian
a) Setiap butir soal diberi bobot skor 2
b) Skor = skor diperoleh siswa X 100
Skor maksimal (10)



..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................












RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.13.3
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 13. Memahami unsur instrunsik novel remaja ( asli/ terjemahan) yang dibaca
Kompetensi Dasar : 13.3 Mendiskripsikan alur novel remaja yang dibaca

Indikator 1).Mampu mendata tahap alur cerita
2). Mampu menentukan alur disertai dengan bukti/ diskripsi
yang jelas/ logis

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat:
1). mendata tahap-tahap alur cerita
2). menentukan alur disertai dengan bukti/ diskripsi yang jelas/ logis


II. Materi Pembelajaran
1). Tahapan alur
Ketika kalian membaca cerita atau menonton sinetron di TV tentu pernah tertarik dengan cerita tersebut. Salah satu ketertarikan kalian misalnya karena jalan ceritanya menarik. Tahap-tahapan peristiwa yang dimulai dari perkenalah (tokoh watak, setting) jalinan konflik antar tokoh sampai menuju klimaks cerita dan akhirnya penyelesaian disebut alur cerita. Pada umumnya cerita menggunakan alur maju, maksudnya cerita berurutan dari awal hingga akhir. Alur balik merupakan alur yang dibalik, bagian akhir didahulukan baru bagian awal. Sedangkan alur mundur adalah alur yang mengisahkan peristiwa masa lalu. Ayo kita cermati pembhasan materi ini!

3 4
Tahap-tahapan alur : 5
1. Perkenalan (denoumen)
2. Pertikaian (konflik)
3. Klimaks
4. Penurunan (relevasi) 2
5. Penyelesaian 1. (skema alur)


1. Perkenalan  merupakan tahap awal cerita, dalam hal ini dikenalkan tokoh-tokohnya, wataknya, seting ceritanya dan bagaimana hubungan antar tokoh.
2. Pertikaian  dalam tahap ini terjadi perbedaan kepentingan antartokoh untuk salaing memenangkan dirinya baik dari masalah diri sendiri atau masalah dengan tokoh lain. Biasanya ditandai dengan pertengkaran, perkelhaian, peperangan secara fisik. Juga ditandai dengan tingkat stres yang terus menerus yang dialami tokoh, kebingungan, kesedihan mendalam secara batin.
3. Kilmaks  puncak dari segala pertikaian antartokoh. Misalnya salah satu tertusuk pisau, jatuh dari tangga, dll.
4. Relevasi  tahapan ini ditandai dengan mulai terjawabnya kerumitan antar tokoh. Biasanya jika berkelahi mulai berbaikan lagi karena saling menyadari.Jika keruwetan hati mulai terlihat alternatif penyelesaiannya. Dll.
5. Penyelesaian  akhir dari cerita, biasanya ditanai oleh perasaaan sedih atau bahagia yang dialami oleh tokoh utama.

III. Metode Pembelajaran
Tanya jawab
Penugasan
Inkuiri

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A. Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan pengalaman siswa dalam membaca novel ( pernah membaca novel, kenikmatan apa yang diperolehnya, bagian mana yang menarik, dll)
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa bertanya jawab dalam bimbingan guru untuk mengemukakan tahap-tahapan alur dalam novel.
2. Siswa membaca kutipan novel dalam kelompok
3. Siswa menuliskan tahap-tahapan alur cerita dari novel yang dibacanya.

60 menit
Tanya jawab

Penugasan
inkuiri
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan kesulitan siswa dalam menemukan tahapan alur cerita.

10 menit
Tanya jwab

V. SUMBER BELAJAR
Buku novel sesuai perkembangan siswa
misalnya : Cinta Bersemi Di belakang Tembok Karya Bagin
Buku Bahasa Indonesia Harangan ................ Penerbit ................ Hal. ...........
LKS Bahasa Indonesia Kelas VIII MGMP Kab. Malang hal. 43--44

VI. PENILAIAN
1. a. Teknik : tes uji petik kerja
2. Bentuk Instrumen : uji petik kerja dan produk.
3. Kisi – Kisi soal penilaian
Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
13 13.3 Mendiskripsi –kan alur novel remaja yang dibaca Disajikan penggalan novel, siswa menjelaskan alur novel
4. Soal Penilaian

AKHIR SEMESTER
MARY-LOU melihat lemari kecil di dekatnya. Ia tahu apa isinya. Bola, raket, sepatu rusak….pokoknya benda-benda yang sudah tak dipakai tapi pemiliknya merasa sayang untuk membuangnya. Mungkin sepatu Gwendoline ada di situ! Hati-hati ia membuka pintu lemari kecil tersebut, takut kalau-kalau ada labah-labah atau binatang kecil lain keluar.
Diperiksanya berbagai benda rongsokan di dalamnya. Dengan takut ia memindah-mindahkan barang-barang itu satu per satu. Ditariknya sebuah raket, dan sebuah benda terjatuh dengan suara keras. Mary-Lou membeku seketika. Adakah orang yang mendengar suara itu? Ia menahan napas dengan badan gemetar. Tidak, agaknya tak ada. Ia mulai mencari-cari lagi.
Dan ditemukannya sepatu Gwendoline! Ditemukannya botol dengan tinta ungu. Itulah yang jatuh dengan suara keras tadi. Mary-Lou memperhatikan botol tinta itu, dan ia tahu digunakan untuk apa benda tersebut oleh Gwendoline. Diperhatikannya sepatunya – dan di sepatu yang sebelah kanan terlihat bekas tinta ungu. Nyata sekali!
Dengan tangan gemetar Mary-Lou melihat nama yang tertulis di dalam sepatu itu. Untuk meyakinkan diri. Ya, di situ tertulis denagn tulisan rapi Nona Winters: Gwendoline Lacey.
“Jadi betul-betul Gwendoline!”piker Mary-Lou.
“Aku memang telah yakin bahwa bukan Darrell yang berbuat. Akau akan segera membangunkan anak-anak….akan kuceritakan sekarang juga. Ah, lebih baik jangan. Mungkin Katherine akan marah aku keluyuran malam-malam begini.”
Mary-Lou mengambil botol dan sepatu itu. Dipadamkannya lampu kamar. Ia berdiri dalam kegelapan. Tetapi apakah dia takut? Sedikitpun tidak. Tak sekali pun ia memikirkan kegelapan di sekelilingnya. Pikirannya dipenuhi oleh penemuannya yang begitu berarti. Ia telah membuktikan bahwa bukan Darrell yang melakukan perbuatan itu. Darrell tidak bersalah!
Mary-Lou bangun paling pagi. Ia langsung pergi ke tempat Katherine. Diguncangnya ketua kelasnya itu sehingga terbangun. “Bangun!” serunya. “Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kukatakan padamu. Bangunkan yang lain!”
Yang lain terbangun juga oleh keributan Mary-Lou. Mereka duduk di tempat tidur, mengusap-usap mata masing-masing. Mary-Lou berdiri menghadap semua tempat tidur, dan ia angkat sepatu Gwendoline dengan gaya penuh arti.
“Lihat! Telah kutemukan sepatu yang betul-betul terkena tinta. Dan kutemukan pula satu botol tinta ungu. Lihat ini? Anak yang telah menghancurkan pulpenku menyembunyikan sepatunya dan mengoles sepatu Darrel dengan tinta ungu ini. Dengan demikian kalian semua menuduh Darrel berbuat.”
“Tetapi sepatu siapa itu?” tanya Katherine heran. “Dan kau temukan di mana?”
“Malam tadi aku pergi ke bawah, dan menyelidiki di tempat penyimpanan barang-barang yang tak terpakai,”kata Mary-Lou bangga. Semua semakin heran. Mary-Lou berani turun dalam kegelapan? Semua tahu bahwa Mary-Lou sangat takut di kegelapan.
“Kutemukan sepatu dan botol tinta ini di dalam lemari kecil di tempat itu,”kata Mary-Lou. “Dan apakah kalian ingin mengetahui sepatu siapakah ini? Aku tak akan mengatakannya pada kalian. Tidak. Lihat saja ke seisi kamar ini. Dan kalian bisa melihat dari gerak-gerik mukanya, nama siapa yang tertulis di dalam sepatu ini!”
Memang benar. Muka Gwendoline merah padam oleh rasa marah dan rasa ketakutan. Dengan gusar dipelototinya Mary-Lou. Wah, jadinya dirinya tertangkap juga. Mengapa tidak dibuangnya saja botol dan sepatu itu ke laut!
“Gwendoline!” bisik anak-anak itu. Mereka memandang dengan rasa marah dan jijik pada anak yang kini wajahnya merah padam itu. Dan kali ini Gwendoline tidak berusaha untuk menyangkal. Ia merebahkan badan kembali ke tempat tidur, menyembunyikan mukanya di bantal.
Katherine memeriksa sepatu dan botol itu. Kemudian ia mendekati Darrel, mengulurkan tangan minta maaf.
“Darrel, aku minta maaf karena telah berpikir bahwa kaulah yang berbuat,”katanya. “Sesungguhnya aku tak meragukan kejujuranmu, tapi aku harus mempunyai bukti nyata untuk itu.”
“Oh, tak apa. Lupakanlah ,”kata Darrel dengan wajah berseri-seri. “Memang aku sangat menderita karena sikap kalian, tetapi aku ternyata dapat mengandalkan dua orang sahabat yang tak pernah meragukan aku….Sally dan Mary-Lou. Aku masih beruntung. Gwendoline tak akan punya sahabat seperti keduanya.”
Satu persatu anak-anak di kamar itu minta maaf pada Darrel. Alicia agak kaku sikapnya, sebab ia betul-betul malu akan kata-kata keras yang diucapkannya dulu itu. Namun memang begitulah sifat Alicia. Selalu keras dan tajam. Ia harus mendapat banyak pelajaran sebelum bisa menguasai sifat kekerasannya itu dan memperoleh pengertian dari orang-orang di dekatnya.
“Aku ingin bersahabat denganmu lagi,”kata Alicia kikuk. “Bergabunglah dengan Betty dan aku seperti dulu.”
“Terima kasih,”kata Darrel, dan ia menoleh pada wajah kecil penuh rasa setia, Sally, di sampingnya “Tapi kalau kau tak keberatan aku lebih suka bersahabat dengan Mary-Lou dan Sally saja. Aku sering memperlakukan meraka buruk, tetapi ternyata mereka malah membelaku pada saat aku mendapat kesulitan. Kukira merekalah sahabat-sahabat sejatiku.”
“Oh, terima kasih, Darrell!” kata Mery-Lou dengan wajah bahagia.
Sally tak berkata apa-apa. Tetapi Darrel merasakan sebuah cubitan lembut di lengannya. Darrel berpaling pada Sally dan tersenyum. Ia juga merasa sangat bahagia kini. Segalanya telah selesai dan keadaan pasti akan baik terus sampai akhir semester. Bagus.
Ia melihat Gwendoline tengkurap di tempat tidurnya, menangis. Dalam kebahagiaannya, Darrel bahkan tak bisa melihat musuhnya bersedih. Didekatinya Gwendoline, dan diguncangkannya punggung anak itu perlahan.
“Gwendoline,”katanya, “aku tak akan mengatakan peristiwa ini pada siapapun. Dan teman-teman di kamar ini juga akan berbuat yang sama, bila kuminta. Tapi kau harus membelikan pulpen baru bagi Mary-Lou. Pulpen yang sama indahnya, sama bagusnya dengan pulpen yang kauhancurkan. Bagaimana?”
“Baiklah,” kata Gwendoline lemas, hamper tak terdengar. “Aku akan membelikannya.”
Hanya itulah yang bisa dikatakan Gwendoline. Ia bahkan tak bisa berkata bahwa ia menyesal. Ia bahkan tak bisa berkata minta maaf ketika akhirnya ia memberi Mary-Lou sebuah pulpen baru dan sangat bagus.


Setelah mendengarkan pembacaan kutipan novel, bentuklah kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas berikut ini!
No Indikator Jawaban
1 Peristiwa yang menunjukkan bagian awal cerita yaitu ....

2 Bagian yang menunjukkan konflik cerita yaitu ....

3 Bagian yang menunjukkan klimak cerita yaitu .....


4.Tuliskan garis besar rangkaian cerita penggalan di atas di bawah ini mulai dari bagian pengenalan sampai penyelesaian!







5.Berdasarkan garis besar rangkaian peristiwa, alur cerita dikembangkan adalah .............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................




Pedoman penskoran penilaian
c) Setiap butir soal diberi bobot skor 2
d) Skor = skor diperoleh siswa X 100
Skor maksimal (10)








..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.14.1
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 14. Mengapresiasi kutipan novel remaja ( asli/ terjemahan) melalui kegiatan membaca
Kompetensi Dasar : 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja yang dibaca

Indikator 1).Mampu mendata masalah – masalah yang yang perlu
dikomentari
2). Mampu Mengomentari kutipan novel dengan alasan
yang logis
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran diharapkan siswa:
1).Mampu mendata masalah – masalah yang perlu dikomentari dari membaca kutipan
novel remaja.
2). Mampu Mengomentari kutipan novel dengan alasan yang logis



II. Materi Pembelajaran
1). Masalah – Masalah yang perlu dikomentari dari sebuah novel, antara lain
a. Identitas novel
b. Isi novel secara garis besar
c. Kelebihan – Kelebihan novel
d. Kelemahan – Kelemahan novel
e. Saran untuk pengarang
2). Mengomentari kutipan novel dengan alasan yang logis


III. Metode Pembelajaran
Tanya jawab
Diskusi
Inkuiri

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi (melalui tanya jawab ke siswa mengemukakan contoh novel yang pernah dibaca)
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa berkelompok sesuai bimbingan guru menurut judul novel yang dipilihnya.
2. Siswa membaca kutipan buku novel yang
telah dipilihnya dalam kelompok.
3. Siswa dalam kelompok menemukan masalah-masalah
yang perlu dikomentari dari kutipan novel yang dibaca.
4. Siswa bertanya jawab tentang masalah-masalah
yang ada dalam kutipan novel yang dibaca.
(meliputi tokoh, alur cerita, tema, konflik, setting, dll)

60 menit
Diskusi

Tanya jawab
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menyampaikan ketertarikannya dalam belajar mengapresiasi novel.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran
10 menit Tanya jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang seputar novel yang sudah dibaca (hal-hal yang menarik, masalah yang muncul, dll)
2. Guru menyampaikan tujuan pelajaran.
10 menit
Tanya Jawab

B.Kegiatan Inti:
1. Siswa berkelompok sesuai kelompok pada kegiatan sebelumnya
2. Siswa dalam kelompok menunjukkan keunggulan, kekurangan, pendapat, kritik, ataupun saran dengan alasan yang logis dari novel yang dibaca
3. Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas untuk ditanggapi kelompok lain yang sama judul novelnya.
4. Siswa menyempurnakan hasil pekerjaannya berdasarkan masukan dari kelompok dan guru.


60 menit
Diskusi


penugasan
Inkuiri

Presentasi



C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan
menyampaikan kesulitan siswa dalam
mengementari novel yang dibaca.
2. siswa menyimpulkan pelajaran.

10 menit
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR
Novel berjudul Are You There God? It’s Me Maegaret ( Tuhan Ini Aku Margaret) karya Yudi Blume, penerbit Gramedia, Jakarta. Tahun 2003
LKS BIND. KELAS VIII MGMP KAB. MALANG Hal. 11--13
Buku Bahasa Indonesia Kelas VIII karangan Dawud dan Yuni Penerbit Erlangga




VI. PENILAIAN
1. a. Teknik : . Observasi
2. Bentuk Instrumen : lembar observasi
3. Kisi – Kisi soal penilaian

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Instrumen
14 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja yang dibaca Disajikan kutipan novel siswa dapat mengementari masalah-masalah dalam novel dengan alas an yang logis.






Bacalah kutipan novel berikut , kemudian jawablah pertanyaannya!

Pada hari Rabu, sewaktu pelajaran aritmatika, aku mendengar suara burung mencicit. Kebanyakan anak lain juga mendengarnya dan demikian pula Pak Benedict. Aku tahu karena ia mengangkat wajahnya. Aku kembali menekuni soal, tetapi sejenak kemudian aku mendengar suara itu lagi. Ciiit.
Sesudah bunyi ciiit yang kedua, Pak Benedict bangkit dan membuka jendela. Dijulurkannya kepalanya dan memandang berkeliling. Pada saat itulah terdengar tiga suara ciiit lagi dari dalam kelas. Pak Benedict kembali ke mejanya dan berdiri dengan tangan di punggungnya. Ciiit, aku memandang Nancy. Aku yakin ia yang bersuara mencicit. Tetapi ia tak memandangku atau mengatakan apa pun. Pak Benedict duduk dan mengetuk-ngetukkan jemarinya ke meja. Tidak lama kemudian kelas kami berubah menjadi seperti pasar burung. Setiap detik terdengan suara ciiit. Susah sekali menahan diri untuk tidak tertawa. Sewaktu Nancy menendang kakiku di bawah mejaku aku tahu giliranku tiba.Aku menunduk dan menghapus salah satu jawabanku. Sambil menghapus bekas hapusan, aku bilang ciiit. Pada saat Pak Benedict memandang ke arahku, suara cicit datang dari arah lain. Kupikir itu suara Philip Leroy. Kami terus menanti Pak Benedict mengatakan sesuatu, tetapi ternyata di diam saja.
Ketika kami tiba keesokan harinya, susunan meja kami sudah berubah, menjadi berbentuk huruf U. Di tiap meja dilekatkan kartu bernama masing-masing. Di salah satu sisiku duduk Freddy Barnett, yang sama sekali tak kusukai. Aku tahu ia tukang bikin ribut karena aku pernah melihatnya beraksi pada hari pertama masuk sekolah. Waktu itu ia berdiri di belakang Jay Hassler, dan pada saat Jay hendak duduk, Freddy menarik bangkunya sehingga Jay jatuh terduduk. Aku benci pada anak-anak yang melakukan itu! Aku harus berhati-hatri agar tidak terjebak Si Udang itu. Itulah panggilan kami untuknya, karena pada hari pertama kali masuk sekolah kulitnya merah sekali terbakar matahari.
Tetapi di sisi satu lagi malahan lebih parah.Aku duduk di sebelah Laura Danker! Aku bahkan tak berani memandang ke arahnya. Nancy memperingatkan aku bahwa nama jelek Laura bisa menular. Yah, aku tidak usah khawatir karena Laura juga tidak memandang ke arahku. Ia memandang lurus ke depan. Tentu saja, keempat anggota PRC terpisah-pisah. Tapi Nancy beruntung duduk di sebelah Philip Leroy!
Tak ada suara mencicit lagi. Pak Benedict mengingatkan kami agar bersiap-siap menghadapi ulangan IPS keesokan harinya. Siang harinya kami berolah raga. Murid-murid laki-laki bermain basket dengan Pak Benedict. Kami yang perempuan ditinggal bersama guru senam, Bu Abbott, yang menyuruh kami berbaris sesuai dengan besar tubuh kami. Aku nomor tiga dari depan. Janie nomor satu. Laura Danker paling belakang. Gretchen dan Nancy berdiri di tengah. Sesudah berbaris, Bu Abbott berbicara tentang sikap tubuh dan betapa pentingnyaberdiri tegak lurus. ”Tidak peduli petapapun jangkungnya kalian, kalian tidak boleh berdiri bungkuk, karena tinggi badan karunia Tuhan,” kata Bu Abbott seraya berdiri tegak dan menarik napas panjang. Tingginya mungkin 180 sentimeter. Janie dan aku saling pandang dan tertawa cekikikan. Kami tidak mempunyai karunia itu.
Kemudian Bu Abbott memberitahukan bahwa karena kami sudah kelas enam dan sudah besar , akan ada satu mata pelajaran khusus untuk anak-anak perempuan. Hanya itulah yang ia katakan, tetapi aku sudah bisa menebak maksudnya.Mengapa sih kita harus menanti sampai kelas enam baru diberi tahu trentang segala hal.
Malam itu aku belajar sungguh-sungguh. Aku membaca dua baba pertama buku IPS sebanyak empat kali. Sesudahnya aku duduk di lantai dan melakukan latihanku. “Harus-harus-harus-tambah besar!” Aku melakukannya 35 kali kemudian naik ke tempat tidur.
Adakah Kau di situ, Tuhan? Ini aku, Margaret. Aku baru sja melakukan latihan supaya tumbuh besar. Sudahkah Kau memikirkan itu Tuhan? Maksudku, tentang pertumbuhan badanku. Aku sudah punya beha sekarang. Aku pingin agar memang ada yang harus ditutupi dengan beha. Tapi tentu saja, kalau menurutMu belum siap, aku juga akan maklum kok. Besok ada ulangan. Tolonglah agar aku mendapat nilai bagus, ya Tuhan. Aku inginKau merasa bangga akan diriku. Terima kasih.
Keesokan harinya Pak Benedict mebagikan kertas ulangan sendiri. Pertanyaan-pertanyaan sudah tertulis di papan tulis. Disuruhnya kami bekerja begitu memperoleh kertas. Freddy si Udang mencolek aku dan berbisik, ”Jangan pakai nama”. ”Apa maksudmu jangan pakai nama?” bisikku kembali. Freddy berbisik,”tidak akan ada yang pakai nama di kertas ulangan. Dengan begitu Pak Benedict tidsk sksn tshu kertas masing-masing anak. Mengerti?”
Aku mengerti tapi aku sebal mendengarnya. Soalnya empat kali sudah aku menghafalkan buku IPS itu. Tapi kalau yang lain tuidak mencantumkan nama, aku juga tidak mau. Hanya saja aku merasa rugi sekali karena Pak Benedict tidak akan tahu betapa kerasnya aku belajar.
Dalam waktu lima belas menit aku sudah menjawab semua pertanyaan. Pak Benedict meminta Janie mengumpulkan kertas ulangan. Aku tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan kalau dilihatnya tak ada anak yang mencantumkan nama di kertas ulangan. Kurasa dia akan marah, tetapi tidak akan membuat apa-apa selain menyetrap kami sesudah jam pelajaran. Tidak mungkin kami semua dikeluarkan bukan?
Hari Jumat pagi, waktu memasuki kelas, kami lihat kertas ulangan kami di atas meja. Setiap kertas sudah diberi nama pemiliknya. Aku dapat 98. Wuih, senang sekali. Freddy sebaliknya. Nilainya 53! Pak Benedict tidak menyinggung sekali pun tentang kertas ulangan yang tidak diberi nama itu. Ia hanya berdiri sambil tersenyum. ”Selamat pagi anak-anak”’ katanya tanpa mendeham-deham lagi. Kupikir ia tahu bahwa ia sudah menang.
Siang harinya, Pak Benedict kembali mengingatkan tentang proyek pribadi kami. Dimintanya agar kami tidak menunda sampai detik terakhir. Akhir pekan depan, kami sudah harus tahu topik apa yang akan kami pilih dan mulai mencatatnya di notes.
...................
Dikutip dari novel remaja dengan judul: Are You There God? It`s Me Margaret (Tuhan Ini Aku Margaret) karya Yudy Blume, Penerbit Gramedia, Jakarta, tahun 2003, halaman 60-65.


Jawablah pertanyaan dibawah ini !
1. Apakah tema novel diatas?
2. Kemukakan kelebihan novel tersebut dengan alasan yang logis?
3. Kemukakan kelemahan novel tersebut dengan alas an yang logis!
4. Apakah pendapatmu tentang isi novel tersebut?
5. Bagaimana jika sebagai tokoh utama dalam novel tersebut? Jelaskan!

4. Pedoman penskoran penilaian observasi
No. 1
Kegiatan Skor
Siswa menuliskan tema dialog secara tepat 5
Siswa menuliskan tema dialog kurang tepat 3
Siswa menuliskan tema dialog salah 1
Siswa tidak menjawab apa-apa 0
No. 2
Kegiatan Skor
Siswa mengemukakan kelebihan novel dengan alasan logis 5
Siswa mengemukakan kelebihan novel dengan alasan kurang tepat 3
Siswa mengemukakan kelebihan novel kurang tepat 1
Siswa tidak menjawab apa-apa 0
No. 3
Kegiatan Skor
Siswa mengemukakan kelemahan novel dengan alasan logis 5
Siswa mengemukakan kelemahan novel dengan alasan kurang tepat 3
Siswa mengemukakan kelemahan novel kurang tepat 1
Siswa tidak menjawab apa-apa 0
No. 4 dan 5
Kegiatan Skor
Siswa mengemukakan penapat dengan alasan logis 5
Siswa mengemukakan pendapat dengan alasan kurang tepat 3
Siswa mengemukakan pendapat kurang tepat 1
Siswa tidak menjawab apa-apa 0



Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (5)











5. Lampiran 2: Lembar observasi dalam diskusi kelompok
No Nama Keaktifan Hasil Kerjasama
A B C A B C A B C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15














Ket: A  90—100 C  55—65
B  70—85








..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................




















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.14.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 14. Mengapresiasi kutipan novel remaja ( asli/ terjemahan) melalui kegiatan membaca
Kompetensi Dasar : 14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja ( asli atau terjemahan )
Indikator 1).Mampu mengungkapkan hal yang menarik dari novel yang dibaca dengan alasan yang logis
2). Mampu menanggapi komentar teman tentang novel dengan bahasa yang santun.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa diharapkan:
1).Mampu mengungkapkan hal yang menarik dari novel yang dibaca dengan alasan
yang logis
2). Mampu menanggapi komentar teman tentang novel dengan bahasa yang santun.


II. Materi Pembelajaran
1).Hal – hal yang menarik dari sebuah novel
Misalnya tentang :
• unsur instrinsik seperti tokoh dan karakternya, gaya bahasa, alur bercerita, Tema, jalinan konflik, setting, dll.
• Unsur fisik buku seperti , gambar , sampul, bahasa, gambar ilustrasi, dsb.

2). Beberapa komentar yang bisa diberikan teman yang mengungkapkan hal - hal
tentang novel meliputi unsur intrinsik novel.

III. Metode Pembelajaran
Tanya jawab
penugasan
Inkuiri
Demonstrasi

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal :
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi (menanyakan pengalaman siswa dalam membaca novel) misalnya: pernahkah memabca novel? Adakah hal yang menariuk dari novel yang dibaca? Misalnya apakah yangv menarik itu? Dst.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa bergabung dalam kelompok
2. Siswa diberi tugas membaca kutipan novel remaja terjemahan, kemudian mendiskusikan hal-hal yang menarik dari kutipan novel tersebut dengan alasan yang logis.
3. Menyampaikan hal-hal yang menarik pada kelompoknya masing-masing dan anggota kelompok menanggapinya dengan bahasa yang santun.
60 menit
Diskusi
Penugasan
Inkuiri


presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihaapi dalam menyampaikan hal-hal yang menarik dari kutipan novel.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu.

10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa bergabung dengan kelompoknya seperti pada pertemuan sebelumnya
2. Siswa menyampaikan hal-hal yang menarik pada kelompok lain dengan alasan yang logis.
3. Siswa kelompok lain menanggapinya dengan mengajukan pertanyaan dan pendapat dengan alasan bahasa yang santun.
4. Siswa kelompok pemerhati memberikan penilaian terhadap penyaji dan penanggap dengan mengisikan pada format pengamatan.


60 menit
Diskusi

presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihaapi dalam menyampaikan hal-hal yang menarik dari kutipan novel.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab


V. SUMBER BELAJAR
Novel terjemahan berjudul ………..karya ………..penerbit ………………………
Buku Bahasa Indonesia Harangan ................ Penerbit ................ Hal. ...........
LKS bahasa Indonesia kelas VIII MGMP Kab. Malang hal. 45-46


VI. PENILAIAN
1. Teknik : observasi
2. Bentuk Instrumen : lembar observasi
3. Intrumen penilaian


Bacalah kuitpan novel berikut kemudian jawablah pertanyaannya!


AKHIR SEMESTER
MARY-LOU melihat lemari kecil di dekatnya. Ia tahu apa isinya. Bola, raket, sepatu rusak….pokoknya benda-benda yang sudah tak dipakai tapi pemiliknya merasa sayang untuk membuangnya. Mungkin sepatu Gwendoline ada di situ! Hati-hati ia membuka pintu lemari kecil tersebut, takut kalau-kalau ada labah-labah atau binatang kecil lain keluar.
Diperiksanya berbagai benda rongsokan di dalamnya. Dengan takut ia memindah-mindahkan barang-barang itu satu per satu. Ditariknya sebuah raket, dan sebuah benda terjatuh dengan suara keras. Mary-Lou membeku seketika. Adakah orang yang mendengar suara itu? Ia menahan napas dengan badan gemetar. Tidak, agaknya tak ada. Ia mulai mencari-cari lagi.
Dan ditemukannya sepatu Gwendoline! Ditemukannya botol dengan tinta ungu. Itulah yang jatuh dengan suara keras tadi. Mary-Lou memperhatikan botol tinta itu, dan ia tahu digunakan untuk apa benda tersebut oleh Gwendoline. Diperhatikannya sepatunya – dan di sepatu yang sebelah kanan terlihat bekas tinta ungu. Nyata sekali!
Dengan tangan gemetar Mary-Lou melihat nama yang tertulis di dalam sepatu itu. Untuk meyakinkan diri. Ya, di situ tertulis denagn tulisan rapi Nona Winters: Gwendoline Lacey.
“Jadi betul-betul Gwendoline!”piker Mary-Lou.
“Aku memang telah yakin bahwa bukan Darrell yang berbuat. Akau akan segera membangunkan anak-anak….akan kuceritakan sekarang juga. Ah, lebih baik jangan. Mungkin Katherine akan marah aku keluyuran malam-malam begini.”
Mary-Lou mengambil botol dan sepatu itu. Dipadamkannya lampu kamar. Ia berdiri dalam kegelapan. Tetapi apakah dia takut? Sedikitpun tidak. Tak sekali pun ia memikirkan kegelapan di sekelilingnya. Pikirannya dipenuhi oleh penemuannya yang begitu berarti. Ia telah membuktikan bahwa bukan Darrell yang melakukan perbuatan itu. Darrell tidak bersalah!
Mary-Lou bangun paling pagi. Ia langsung pergi ke tempat Katherine. Diguncangnya ketua kelasnya itu sehingga terbangun. “Bangun!” serunya. “Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kukatakan padamu. Bangunkan yang lain!”
Yang lain terbangun juga oleh keributan Mary-Lou. Mereka duduk di tempat tidur, mengusap-usap mata masing-masing. Mary-Lou berdiri menghadap semua tempat tidur, dan ia angkat sepatu Gwendoline dengan gaya penuh arti.
“Lihat! Telah kutemukan sepatu yang betul-betul terkena tinta. Dan kutemukan pula satu botol tinta ungu. Lihat ini? Anak yang telah menghancurkan pulpenku menyembunyikan sepatunya dan mengoles sepatu Darrel dengan tinta ungu ini. Dengan demikian kalian semua menuduh Darrel berbuat.”
“Tetapi sepatu siapa itu?” tanya Katherine heran. “Dan kau temukan di mana?”
“Malam tadi aku pergi ke bawah, dan menyelidiki di tempat penyimpanan barang-barang yang tak terpakai,”kata Mary-Lou bangga. Semua semakin heran. Mary-Lou berani turun dalam kegelapan? Semua tahu bahwa Mary-Lou sangat takut di kegelapan.
“Kutemukan sepatu dan botol tinta ini di dalam lemari kecil di tempat itu,”kata Mary-Lou. “Dan apakah kalian ingin mengetahui sepatu siapakah ini? Aku tak akan mengatakannya pada kalian. Tidak. Lihat saja ke seisi kamar ini. Dan kalian bisa melihat dari gerak-gerik mukanya, nama siapa yang tertulis di dalam sepatu ini!”
Memang benar. Muka Gwendoline merah padam oleh rasa marah dan rasa ketakutan. Dengan gusar dipelototinya Mary-Lou. Wah, jadinya dirinya tertangkap juga. Mengapa tidak dibuangnya saja botol dan sepatu itu ke laut!
“Gwendoline!” bisik anak-anak itu. Mereka memandang dengan rasa marah dan jijik pada anak yang kini wajahnya merah padam itu. Dan kali ini Gwendoline tidak berusaha untuk menyangkal. Ia merebahkan badan kembali ke tempat tidur, menyembunyikan mukanya di bantal.
Katherine memeriksa sepatu dan botol itu. Kemudian ia mendekati Darrel, mengulurkan tangan minta maaf.
“Darrel, aku minta maaf karena telah berpikir bahwa kaulah yang berbuat,”katanya. “Sesungguhnya aku tak meragukan kejujuranmu, tapi aku harus mempunyai bukti nyata untuk itu.”
“Oh, tak apa. Lupakanlah ,”kata Darrel dengan wajah berseri-seri. “Memang aku sangat menderita karena sikap kalian, tetapi aku ternyata dapat mengandalkan dua orang sahabat yang tak pernah meragukan aku….Sally dan Mary-Lou. Aku masih beruntung. Gwendoline tak akan punya sahabat seperti keduanya.”
Satu persatu anak-anak di kamar itu minta maaf pada Darrel. Alicia agak kaku sikapnya, sebab ia betul-betul malu akan kata-kata keras yang diucapkannya dulu itu. Namun memang begitulah sifat Alicia. Selalu keras dan tajam. Ia harus mendapat banyak pelajaran sebelum bisa menguasai sifat kekerasannya itu dan memperoleh pengertian dari orang-orang di dekatnya.
“Aku ingin bersahabat denganmu lagi,”kata Alicia kikuk. “Bergabunglah dengan Betty dan aku seperti dulu.”
“Terima kasih,”kata Darrel, dan ia menoleh pada wajah kecil penuh rasa setia, Sally, di sampingnya “Tapi kalau kau tak keberatan aku lebih suka bersahabat dengan Mary-Lou dan Sally saja. Aku sering memperlakukan meraka buruk, tetapi ternyata mereka malah membelaku pada saat aku mendapat kesulitan. Kukira merekalah sahabat-sahabat sejatiku.”
“Oh, terima kasih, Darrell!” kata Mery-Lou dengan wajah bahagia.
Sally tak berkata apa-apa. Tetapi Darrel merasakan sebuah cubitan lembut di lengannya. Darrel berpaling pada Sally dan tersenyum. Ia juga merasa sangat bahagia kini. Segalanya telah selesai dan keadaan pasti akan baik terus sampai akhir semester. Bagus.
Ia melihat Gwendoline tengkurap di tempat tidurnya, menangis. Dalam kebahagiaannya, Darrel bahkan tak bisa melihat musuhnya bersedih. Didekatinya Gwendoline, dan diguncangkannya punggung anak itu perlahan.
“Gwendoline,”katanya, “aku tak akan mengatakan peristiwa ini pada siapapun. Dan teman-teman di kamar ini juga akan berbuat yang sama, bila kuminta. Tapi kau harus membelikan pulpen baru bagi Mary-Lou. Pulpen yang sama indahnya, sama bagusnya dengan pulpen yang kauhancurkan. Bagaimana?”
“Baiklah,” kata Gwendoline lemas, hamper tak terdengar. “Aku akan membelikannya.”
Hanya itulah yang bisa dikatakan Gwendoline. Ia bahkan tak bisa berkata bahwa ia menyesal. Ia bahkan tak bisa berkata minta maaf ketika akhirnya ia memberi Mary-Lou sebuah pulpen baru dan sangat bagus.


1. Tulislah hal yang menarik terhadap novel tersebut dengan mengisi tabel berikut!
No Hal yang ditanggapi Hal yang membuktikan dari cerita Alasan Menarik
1 Tentang tokoh dan karakternya
2 Gaya bahasa
3 Gaya bercerita
4 Tema
5 Latar

2. Menanggapi komentar teman tentang hal yang menarik dari novel
No Hal yang Ditanggapi Uraian Tanggapan






1. Pedoman penskoran penilaian observasi dalam menanggapi novel
No. 1
Kegiatan Skor
Siswa menanggapi secara tepat 5
Siswa menanggapi kurang tepat 3
Siswa menanggapi salah 1
Siswa tidak menyampaikan apa-apa 0
No. 2
Kegiatan Skor
Siswa mengemukakan hal yang menarik dengan alasan logis 5
Siswa mengemukakan hal menarik dengan alasan kurang tepat 3
Siswa mengemukakan hal menarik kurang tepat 1
Siswa tidak menjawab apa-apa 0
No. 3
Kegiatan Skor
Siswa menunjukkan kerjasama dan aktif 5
Siswa kurang berkerja sama dan kurang aktif 3
Siswa tidak berkeja sama dan tidak aktif 1
Siswa tidak melakukan apa-apa 0



Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (5)



2. Lembar penilaian observasi dalam diskusi kelompok oleh pengamat
No Nama Tanggapan Penyajian Kerjasama kelompok Jumlah skor
1 3 5 1 3 5 1 3 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15















Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)







..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................



















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.15.1
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 15 Memahami buku novel remaja ( asli / terjemahan ) dan antologi puisi
Kompetensi Dasar : 15.1 Menjelaskan alur cerita , pelaku dan latar novel ( asli / terjemahan )
Indikator 1).Mampu menentukan alur cerita
2). Mampu menulis tokoh dalam novel yang dibaca
3). Mampu menentukan latar novel dengan bukti yang faktual

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa diharapkan:
1) Mampu menentukan alur cerita
2) Mampu menulis tokoh dalam novel yang dibaca
3) Mampu menentukan latar novel dengan bukti yang faktual


II. Materi Pembelajaran
1). Menentukan alur cerita
Misalnya :
• alur linier  cerita diawalai dengan perkenalan, krisis, konflik, klimaks, penurunan,
dan penyelesaian.
• Alur flasback  cerita dimulai penurunan cerita atau klimaks kemdian secara berurutan kembali dari awal sampai akhir cerita.
• Alur campuran  cerita tidak terikat pada urutan alur konvensional.

2). Menulis tokoh dalam novel yang dibaca
Misalnya: watak tokoh, konflik yang dialami tokoh, dan hal-hal yang bisa diambil dari
tokoh untuk diteladani
3). Menentukan latar novel dengan bukti yang faktual
Misalnya: latar tempat dan waktu baik tersurat mapun tersirat dalam cerita.


III. Metode Pembelajaran
Tanya jawab
Penugasan
Inkuiri
Demonstrasi

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran

VII. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal :
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi (menanyakan pengalaman siswa dalam membaca novel) misalnya: pernahkah membaca novel? Adakah hal yang menarik dari novel yang dibaca? Misalnya apakah yang menarik itu? Dst.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa bergabung dalam kelompok
2. Siswa diberi tugas membaca kutipan novel remaja terjemahan, kemudian mendiskusikan alur, pe¬laku, dan latar dalam kutipan novel terjemahan serta menyim¬pulkan keterkaitan alur, pelaku, dan latar
3. Menyampaikan hasil diskusinya pada kelompok lain dengan alasan logis
4. Masing-masing anggota kelompok menanggapinya dengan bahasa yang santun.
60 menit
Diskusi
Penugasan
Inkuiri


presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar cerita pada kelompok lain.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu.

10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa bergabung dengan kelompoknya seperti pada pertemuan sebelumnya
2. Siswa membaca buku novel terjemahan, kemudian menganalisis alur ceri¬ta, pelaku, dan latar novel terje¬mahan.
3. Siswa menjelaskan hasil kegiatannya untuk ditanggapi oleh kelompok lain.
4. Siswa kelompok lain menanggapinya dengan mengajukan pertanyaan dan pendapat dengan alasan bahasa yang santun.
5. Siswa kelompok pemerhati memberikan penilaian terhadap penyaji dan penanggap dengan mengisikan pada format pengamatan.


60 menit
Diskusi

presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihaapi dalam menyampaikan hal-hal yang menarik dari kutipan novel.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab

V. SUMBER BELAJAR
Kutiopan novel terjemahan judul …………………….karya ………………..penerbit ………
Buku Bahasa Indonesia kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud & Yuni Penerbit Erlangga .
2004
LKS bahasa Indonesia kelas VIII MGMP BIND Kab. Malang 2008 hal. 46-47.

VI. PENILAIAN
1. a. Teknik : tes
2. Bentuk Instrumen : tes tulis uraian
3. Kisi – Kisi soal penilaian

Bacalah Kutipan novel berikut kemudian jawablah pertanyaannya!

A CHANGE OF HEART
(Lynn Stanley,Amerika)

Debora tidur-tiduran sambil terlentang menatap kelambu ungu buatan Swis bercorak titik-titik yang tergantung di kamarnya. Dia membolak-balik sebuah novel remaja. Belum lama membaca, mamanya mengagetkannya.
“ Bagaimana Deb, apa kamu perlu segelas minuman beralkohol ?”, tanya ibunya. Debora menggeleng.
“Kalau begitu, siapkan makan malam!”
“ Makan apa kita malam ini?
“Bistik dan slada bayam”, jawab mamanya sambil menyisir rambut pirangnya yang panjang terurai. Debora mengerutkan keningnya.
“ Yeak! Mama kan tahu Debora tidak suka slada bayam!
“ Slada bayam penting, Deb,” Nyonya Nichols menekankan suaranya.
Debora tampak ragu dan menelan ludah dengan sukar. Dia mulai menjalankan tugasnya membereskan meja makan. Debora meletakkan alat-alat makan dengan hati-hati. Garpu di sebelah kiri piring, di atas lap tangan. Pisau di sebelah kanan, sisi tajamnya menghadap ke arah piring.
“ Biar aku saja yang menghabiskan slada bayam ini”, Papa Debora tiba-tiba muncul di meja makan. Kata-kata ayahnya memberinya sedikit ketenangan seperti meminum teh hangat di hari yang sangat dingin.
…………………..................................................................…………………....………………………………
Pasal 2
Debora menelepon Cheryl. Suara Debora terdengar gelagapan ketika berbicara di telepon.
“Cheryl?”
Suara di seberang sana terdengar lembut, “Ya”.
“ Ini saya Debora!”
Hening. Untuk menghormati pribadi anaknya, Tuan Nichols dan istrinya meninggalkan ruangan.
“ Ada apa?”, tanya Cheryl.
“ Aku hanya minta maaf”. Cheryl tidak berkata apa-apa.
“ Maksud saya tentang ejekan saya kepadamu sebelum liburan musim panas” Cheryl masih diam. Cheryl masih tidak percaya, Debora gadis terpopuler di sekolahnya itu mau minta maaf padanya.
“ Cheryl, saya sudah berpikir bahwa sekaranglah saat menerimamu untuk bergabung di klub kami”.
Cheryl tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Selama lebih dari setahun, ia sangat ingin menjadi anggota klub tersebut. Setiap gadis seusianya ingin menjadi anggota klub tersebut. Klub itu hanya beranggotakan 11 orang dan mereka adalah gadis-gadis yang paling populer. Anggota klub ini adalah siswa yang paling pandai, paling populer, dan memiliki pakaian yang paling bagus. Gadis-gadis anggota klub ini pernah pernah mengadakan perjalanan selama libur Natal dan pernah bermalam seminggu di sebuah kabin kapal sewaan di danau pada musim panas. Mereka selalu mengadakan pesta-pesta atau melakukan sesuatu yang menyenangkan.
................................................................……………………………………………………………………………………

Pasal 3
Setiap orang berubah setelah liburan musim panas, terutama anak laki-laki, mereka bertambah tinggi paling sedikit 15 cm. Di halaman sekolah itu nampak anak-anak perempuan mengubah mode rambut mereka, dan hampir setiap orang memakai pakaian baru.
“ Hi Deb, apa kabar?” Reynold mencium pipi Debora.
“ Baik, bagaimana libur musim panasmu?” Debora kembali bertanya.
“ Cukup menyenangkan, “ Jawab Reynold sambil berlari.
“ Debora!”, Wendy gadis berambut pirang itu tiba-tiba memeluknya dan mencium pipinya. Wendy mengajak
Debora berlari ke arah Sally, yang sedang membandingkan jadwal kelasnya di sekitar kantin sekolah. Sally mengambil jadwal Peter dan memeriksanya dengan teliti.
“ Wah asyk! Kita sekelas di pelajaran fisika dan biologi!” Debora melihat Cheryl di sudut kantin duduk sendiri.
Debora ingin mendekat, tapi tiba-tiba keraguan menyergap hatinya. Debora yang angkuh dan tidak mau minta maaf, kembali merasuk ke dalam pikirannya. Debora terus berjuang melawan keangkuhannya. Debora berlari mendekati Cheryl. Dengan tegas ia menjabat tangan yang selama ini dibenci. Cheryl memeluk Debora dengan hangat.
“ Terima kasih, Ryl kamu mau memaafkan kesalahanku selama ini” mereka segera menuju kelas yang sudah dipenuhi siswa lain.



Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan alur kutipan novel diatas dengan menunjukkan tahapan-tahapannya!
2. Siapakah tokoh utama dalam kutipan di atas? Bagaimana watak tokoh tersebut? Jelaskan dengan disertai bukti kutipannya!
3. Tentukan latar yang terdapat dalam kutipan novel di atas! Jelaskan dengan disertai bukti kutipannya!
4. Adakah keterkaitan antara alur cerita, tokoh dan setting dalam cerita di atas? Jelaskan dengan alsan yang logis!




1. Pedoman penskoran penilaian observasi dalam menanggapi novel
No. 1
Kegiatan Skor
Siswa menjawab secara tepat tiap butir soal 5
Siswa menjawab kurang tepat tiap butir soal 3
Siswa menjawab salah tiap butir soal 1
Siswa tidak menjawab apa pun 0



Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (20)



2. Lembar penilaian observasi dalam diskusi kelompok
No Nama Keaktifan Kesungguhan Kerjasama kelompok Jumlah skor
A B C A B C A B C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10











Ket: A  90—100 C  55—65
B  70—85


..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................




............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.15.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 15 Memahami buku novel remaja ( asli / terjemahan ) dan antologi puisi
Kompetensi Dasar : 15.2 Mengenali ciri – ciri umum puisi dari buku
antologi puisi
Indikator 1).Mampu mendata hal – hal yang bersifat khusus dari
puisi – puisi dalam antologi
2). Mengidentifikasi ciri – ciri umum puisi yang terdapat
dalam buku antologi puisi

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran siswa diharapkan dapat:
1). mendata hal – hal yang bersifat khusus dari puisi – puisi dalam antologi
2). Mengidentifikasi ciri – ciri umum puisi yang terdapat dalam buku antologi puisi

II. Materi Pembelajaran
1). mendata hal – hal yang bersifat khusus dari puisi – puisi dalam antologi
Misalnya: diksi, majas, persajakan, efoni , kakafoni dan tema yang disampaikannya.
2). Mengidentifikasi ciri – ciri umum puisi yang terdapat dalam buku antologi puisi
Ciri-ciri umum puisi
• Puisi merupakan karya sastra yang imajinatif
• Puisi disusun dengan mengutamakan pilihan kata
• Puisi memiliki nilai keindahan musikalitas
• Puisi memiliki licensi poitika


Perhatikan puisi berikut!

CEMAS
bila langit punya mata
mungkin ia akan menarikku
dan membiarkanku bergelantungan di udara
seperti kekasihku yang membiarkanku
terkatung sendiri di sini

bila laut punya mata,
mungkin ia akan menenggelamkanku di antara
dan mencepitkan diriku diantara karang-karangnya
seperti teman-teman menyudutkanku
tersisih sendiri di sini

Oleh : Eko Ufi
Mahasiswa JPBSI’95 IKIP Malang
Dari : Makna Adalah Edisi I/XII/97


III. Metode Pembelajaran
Tanya jawab
diskusi
Inkuiri
Demonstrasi




IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal :
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi (menanyakan pengalaman siswa dalam membaca puisi )misalnya: pernahkah membaca puisi ? Adakah hal yang menarik dari puisi yang dibaca? Dst.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa bergabung dalam kelompok
2. Siswa diberi tugas Membaca puisi-puisi dalam buku antologi puisi, kemudian ber tanya jawab untuk mendata hal-hal yang khusus dari puisi-puisi da¬lam antologi (misalnya; diksi, majas, musikalitas, persajakannya, dll)
3. Siswa menyampaikan hasil diskusinya untuk ditanggapi kelompok lain

60 menit
Diskusi
Penugasan
Inkuiri


presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menemukan cirri-ciri puisi dari buku antologi puisi.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu.

10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa bergabung dengan kelompoknya seperti pada pertemuan sebelumnya
2. Siswa membaca puisi untuk mengidentifikasi ciri-ciri umum puisi yang terdapat di dalam antologi puisi dalam kelompoknya.
3. Siswa menjelaskan hasil kegiatannya untuk ditanggapi oleh kelompok lain.


60 menit
Diskusi

inkuiri

presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menemukan cirri-ciri puisi.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab


V. SUMBER BELAJAR
Antologi Puisi
Buku Bahasa Indonesia Kelas VIII Karangan Nurhadi, Dawud & Yuni penerbit Erlangga
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII MGMP BIND kab. Malang hal. 56.57



VI. PENILAIAN
1. a. Teknik : tes
2. Bentuk Instrumen : tes tulis uraian
3. Kisi – Kisi soal penilaian

4. Soal Penilaian

Bacalah puisi berikut kemudian jawabalah pertanyaannya!


















Jelaskan ciri-ciri puisi tersebut dari segi:

NO Indikator Jawaban
1 Makna Puisi

2 Rima/persajakan

3 Kata-kata majas

4 Pilihan kata



5. Pedoman penskoran penilaian

Kegiatan Skor
Siswa menjawab secara tepat tiap butir soal 5
Siswa menjawab kurang tepat tiap butir soal 3
Siswa menjawab salah tiap butir soal 1
Siswa tidak menjawab apa pun 0



Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (20)






1. Lembar penilaian observasi dalam diskusi kelompok
No Nama Keaktifan Kesungguhan Kerjasama kelompok Jumlah skor
A B C A B C A B C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10











Ket: A  90—100 C  55—65
B  70—85





Keterangan Nilai :
Baik : 86 - 100
Sedang : 75 - 84
Kurang : < 74
6. Kunci Jawaban




..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................




















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.16.1
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
Kompetensi Dasar 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
Indikator 1). Mampu mendata obyek yang akan disajikan bahan
menulis puisi
2). Mampu menulis puisi dengtan menggunakan pilihan
kata yang tepat
3). Mampu menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa diharapkan dapat:
1) Mendata obyek yang akan dijasikan bahan menulis puisi
2) Menulis puisi dengtan mengguinakan pilihan kata yang tepat
3) Menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis


II. Materi Pembelajaran
1). Mendata obyek yang akan disajikan bahan menulis puisi
Misalnya:
• mengamati seputar lingkungan sekolah taman, pohon, kolam, tempat
sampah, dll.
• Menyusun kata-kata terkait objek yang diamatinya dengan bebas
• Menyunting susunan kata-kata agar menjadi puisi yang bagus.
2). Menulis puisi dengtan menggunakan pilihan kata yang tepat
3). Menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis


III. Metode Pembelajaran
Pemodelan
Tanya jawab
Inkuiri
Penugasan
pelatihan

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal :
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi (menanyakan pengalaman siswa dalam membaca puisi) misalnya: pernahkah membaca puisi? Adakah kesulitan dalam membaca puisi? Dst.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa bergabung dalam kelompok masing-masing
2. Siswa diberi tugas Membaca berbagai puisi, kemu¬dian mendaftar topik yang akan diangkat sebagai puisi
3. Bertanya jawab untuk menen¬tu¬kan puisi yang akan ditulis.
60 menit
Diskusi
Penugasan
Inkuiri


presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar cerita pada kelompok lain.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu.

10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa bergabung dengan kelompoknya seperti pada pertemuan sebelumnya
2. Siswa Mengamati objek, mendata objek yang akan dijadikan bahan penu¬lisan puisi
3. Mendeskripsikan objek dalam la¬rik-larik puisi
4. Menulis puisi dengan menggu¬nakan pilihan kata yang tepat
5. Menyunting sendiri pilihan kata yang terdapat di dalam puisi yang ditulis agar bersifat puitis
6. Siswa menyajikan puisinya pada kelompok untuk dikomentari.


60 menit
Diskusi

Penugasan
pelatihan

C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis puisi
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab


V. SUMBER BELAJAR
Puisi berbagai bentuk
Buku Bahasa Indonesia kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud & Yuni penerbit Erlangga

VI. PENILAIAN
a. Teknik : tes unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : uji petik kerja dan produk
c. Kisi – Kisi soal penilaian

d. Soal Penilaian
Buatlah puisi bebas dengan mengamati objek di sekitar sekolah dalam beberapa bait!

e. Pedoman penskoran penilaian

Diskriptor penulisan puisi Skor
Siswa mengerjakan tugas dengan baik dan benar 5
Siswa mengerjakan tugas kurang lengkap 3
Siswa mengerjakan tugas tidak tepat 1
Siswa tidak mengerjakan apapun 0



No Nama Siswa Aspek total
Isi Diksi Persajakan musikalitas
1

2

3

4




Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (20)












..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................




















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
K.D.16.2
Sekolah : SMPN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
Kompetensi Dasar 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
Indikator 1). Mampu mendata obyek yang akan dijasikan bahan
menulis puisi
2). Mampu mendiskripsikan obyek dalam laarik – larik yang bersifat puitis
3). Mampu menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat:
1) Mendata obyek yang akan dijasikan bahan menulis puisi
2) Mendiskripsikan obyek dalam laarik – larik yang bersifat puitis
3) Menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis

II. Materi Pembelajaran
1). Mendata obyek yang akan disajikan bahan menulis puisi
2). Mendiskripsikan objek dalam larik – larik yang bersifat puitis
3). Menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis

III. Metode Pembelajaran
Pemodelan
Tanya jawab
Penugasan
Inkuiri
Demonstrasi

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal :
1. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi (menanyakan pengalaman siswa dalam menulis puisil) misalnya: pernahkah menulis puisi? Adakah hal yang menarik dari menulis puisi ? adakah kesulitan selama menulis puisi? Dst.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu.
10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti
1. Siswa bergabung dalam kelompok
2. Siswa diberi tugas membaca berbagai puisi untuk mendaftar topik yang akan diang¬kat sebagai puisi
3. Bertanya jawab untuk menen¬tu¬kan puisi yang akan ditulis
4. Menyampaikan hasil diskusinya pada kelompok lain dengan alasan logis

60 menit
Diskusi
Penugasan
Inkuiri
Tanya jawab

presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis puisi.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab

Pertemuan Kedua
Langkah – langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Metode

A.Kegiatan Awal:
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu.

10 menit
Tanya Jawab
B.Kegiatan Inti:
1. Siswa bergabung dengan kelompoknya seperti pada pertemuan sebelumnya
2. Siswa Mengamati objek dan mendata objek yang akan dipuisikan
3. Mendeskripsikan objek dalam larik-larik yang bersifat puitis
4. Menulis puisi dengan memper¬ha¬ti¬kan unsur persajakan
5. Menyunting puisi yang ditulis sen¬diri
6. Siswa membacakan hasil tulisan puisinya untuk ditanggapi kelompok.



60 menit

Diskusi

penugasan





presentasi
C.Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis puisi
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab


VII. SUMBER BELAJAR
Puisi berbagai bentuk persajakan
Buku Bahasa Indonesia kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud & Yuni penerbit Erlangga
LKS Bahasa Indonesia kelas VIII MGMP Kab. Malang hal 57-59



VIII. PENILAIAN
a. Teknik : tes unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : uji petik kerja dan produk
c. Kisi – Kisi soal penilaian

1.Soal Penilaian
Buatlah puisi bebas dengan mengamati objek di sekitar sekolah dalam beberapa bait!

2.Pedoman penskoran penilaian

Diskriptor penulisan puisi Skor
Siswa mengerjakan tugas dengan baik dan benar 5
Siswa mengerjakan tugas kurang lengkap 3
Siswa mengerjakan tugas tidak tepat 1
Siswa tidak mengerjakan apapun 0




No Nama Siswa Aspek total
Isi Persajakan musikalitas diksi
1

2

3

4




Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (20)



..........................,.......................................
Mengetahui, Guru,
Kepala SMP .........................................





............................................................ .................................
NIP/NIK NIP .............................