Selasa, 13 Desember 2011

Laporan Pementasan Drama "Bunga Rumah Makan"

Tugas Pengembangan Bahan Ajar


LAPORAN ANALISIS DRAMA
“BUNGA RUMAH MAKAN”

OLEH:

Nila Sari Hutasuhut
209411018
Dik. A-Reguler ’09



JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011

Senin, 12 Desember 2011

RPP Q

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X / 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
Membaca: 15. Memahami sastra Melayu Klasik
B. Kompetensi Dasar
15.1. Mengidentifikasi karakteristik dan struktur unsure intrinsic sastra Melayu Klasik
C. Indikator
Pertemuan Pertama
• Mengidentifikasi karakteristik karya sastra Melayu Kasik
• Menentukan struktur (unsur) karya sastra Melayu Klasik
Pertemuan Kedua
• Menuliskan secara singkat karya sastra Melayu Klasik dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragraph
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
• Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik karya sastra Melayu Kasik
• Siswa dapat menentukan struktur (unsur) karya sastra Melayu Klasik

Pertemuan Kedua
• Siswa dapat menuliskan secara singkat karya sastra Melayu Klasik dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragrap
F.Materi Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Karya sastra Melayu Klasik
Ciri-ciri :
- Bersifat anonim tetapi biasanya ditemukan nama penyair naskah
- Bersifat kraton sentries atau menceritakan kehidupan raja-raja di istana
Unsur-unsur karya sastra Melayu Klasik:
a. Tema yakni ide pokok yang menjadi landasan cerita
b. Tokoh yakni orang (binatang dalam cerita fable) yang memiliki sifat-sifat tertentu dan mengalami serangkaian kejadian
c. Alur atau plot yakni rangkaian peristiwa yang saling berhubungan dan disusun berdasarkan sebab-akibat
d. Latar atau setting yakni tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita
e. Sudut pandang atau Point of View yakni posisi pengarang ketika menulis atau mengembangkan cerita
f. Amanat yakni pesan pengarang terhadap pembaca
2. Pertemuan Kedua
Ringkasan isi karya sastra Melayu Klasik
Contoh : Hikayat Sri Rama
Judul : Sita Dewi diterbangkan oleh Maharaja Rahwana
Disebuah kerajaan yang letaknya di Langkapura dipimpin seorang rajayang bernama Maharaja Rahwana. Beliau mempunyai dua orang pengawal yang bernama Maha Luka dan Perjangga Sura. Di tempat lain ada pula sebuah kerajaan yang diperintahi oleh Seri Rama dengan permaisuri Sita Dewi. Maharaja Rahwana ingin menculik Sita Dewi, permaisuri Seri Rama. Suatu ketika Maharaja Rahwana menyuruh pengawalnya untuk pergi ke tempat Seri Rama dan menyatakan agar seorang menjadi kijang emas dan seorang lagi kijang perak.
Dan menyuruh mereka pergi ke hadapan rumah Seri Rama, serta mereka disuruh melompat-lompat dan menari-nari. Sita Dewi melihat kedua kijang tersebut. Lalu menyuruh suaminya Seri Rama menangkap kijang tersebut hidup-hidup. Tetapi Seri Rama menolak bahwa kijang itun tidak dapat ditangkap melainkan ditembak saja. Sita Dewi tidak menerima usul suaminya, dia tetap menginginkan kijang itu harus ditangkap hidup-hidup. Lalu Seri Rama pergi ke luar dan ingin menangkap kijang tersebut, tetapi kijang itu lari ke hutan dan terus dikejar oleh Seri Rama.
Tetapi di hutan itu telah bersembunyi Maharaja Rahwana, kemudian berteriak minta tolong dengan meniru suara Seri Rama. Dari kejauhan Sita Dewi mendengar suara tersebut kemudian dia permisi kepada Laksamana agar ia keluar melihat suaminya minta tolong itu. Pada awalnya Laksamana tidak menyetujui Sita Dewi pergi karena ia mengingat pesan dari Seri Rama untuk menjag Sita Dewi. Tetapi karena Sita Dewi selalu mendesak untuk melihat suaminya ke hutan, kemudian ia diperbolehkan untuk pergi. Sita Dewi sampai di hutan yang nyatanya di hutan itu adalah Maharaja Rahwana dan saat itulah ia ditangkap dan diterbangkan oleh Maharaja Rahwana.


G. Model Pembelajaran
Student Teams - Achievment Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota yang lain sampai mengerti. Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Belajar Waktu
1. Kegiatan Awal :
 Berdoa dan mengabsen siswa
 Salam pembuka / cerita lucu / menyanyi
 Memberikan informasi mengenai KD dan materi yang akan disampaikan
 Menjelaskan tujuan pembelajaran
 Menanyakan kembali pelajaran yang lalu yang berhubungan dengan pelajaran yang akan diajarkan

5 Menit
2. Kegiatan Inti :
 Menjelaskan karakteristik sastra Melayu Klasik secara mandiri , rasa ingin tahu, dan kreatif

 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik sastra Melayu Klasik secara mandiri dan komunikatif

 Tugas Terstruktur
- Membacakan salah satu sastra Melayu Klasik
- Mengidentifikasi karakteristik sastra Melayu Klasik
- Mendiskusikan struktur unsure intrinsic sastra Melayu Klasik
35 Menit

3. Kegiatan Akhir :
 Penilaian
 Refleksi memahami arti pentingnya karakteristik dan unsur intrinsik sastra Melayu Klasik
 Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
- Menuliskan secara ringkas isi karya sastra Melayu Klasik dengan judul “Sejarah Melayu” dengan bahasa sendiri
5 Menit




I. Sumber dan Media Pembelajaran
• karya satra Melayu klasik



J. Penilaian
- Teknik : Tes tertulis
- Bentuk : Test uraian
- Soal/Instrumen :
1. Tuliskan ciri-ciri sastra Melayu Klasik!
2. Tuliskan unsur-unsur intrinsic sastra Melayu Klasik!
3. Tuliskan sebuah judul cerita yang termask sastra Melayu Klasik!










Format Penilaian
No Kunci Jawaban Skor Butir Skor Maksimum
1 a. Bersifat anonim
b. Bersifat kraton sentries
c. Menggunakan kata klise : maka, arkian, hatta, sebermula 10
10
10 30
2 a. Tema
b. Alur / plot
c. Perwatakan / penokohan
d. Latar / setting
e. Point of view (sudut pandang)
f. Amanat
g. Majas / gaya bahasa 5
5
10
5
10
5
10 50
3 Hikayat Seri Rama 20 20

SKOR MAKSIMUM
100

Mengetahui Sidempuan, Desember 2011

Kepala SMA Negeri 1 Guru Mata Pelajaran

Model-model Pembelajaran

Model-Model Pembelajaran
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
1) Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2) Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).

3) Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).

Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

4) Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

5) Problem Posing
Problem posing yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
6) Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).

Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
7) Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan engetahuan sisap siswa dan engalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi
8) Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
9) Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (199 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.

Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
10) SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
11) TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.

Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:

a.Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanisme kegiatan
b.Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.

c. Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.

Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.

e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
12) VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
13) AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.
14) TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.

Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
15) STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
16) NHT (Numbered Head Together)
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
17) Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

GI (Group Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi solusi

CPS (Creative Problem Solving)
Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.

TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.

TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.

CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.

SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh

SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.

MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembnelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep

KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.

CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.

DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.

Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.

DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, dan penutup.

CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.

IOC (Inside Outside Circle)
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya

Tari Bambu
Model pembelajaran ini memberuikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.

Artikulasi
Artikulasi adalah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.

Debate
Debat adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.

Role Playing
Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan dan refleksi.

Talking Stick
Sintak p[embelajana ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.

Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi

Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.

Course Review Horay
Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Demonstration
Pembelajaran ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Scramble
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.

Pair Checks
Siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.

Examples Non Examples
Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.

Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.

Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya, balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.

Generatif
Generatif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi

Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi

Complete Sentence
Pembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian berupa aparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.

Concept Sentence
Prosedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat berdasarkankata kunci, presentasi.

Time Token
Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.

Take and Give
Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi

Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.

Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan computer-internet.

Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.

Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.

Quantum
Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.

Rumus quantum fisika asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses, m = massa yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication, optimalkan komunikasi + dengan aktivitas optimal.

Jumat, 02 Desember 2011

LKS

LEMBAR KERJA SISWA
Nama : ¬____________
Kelas :_____________ Tujuan memahami sastra klasik:___________
Tanggal :____________

1) Bacalah hikayat di bawah ini!
HIKAYAT SRI RAMA
Awal hikayat, diceritakan perihal lahirnya Rawana setelah dikandung ibunya, Raksagandi, selama dua tahun. Pada usia 12 tahun Rawana sudah biasa memukul mati teman-teman sepermainannya sehingga ia dibuang oleh kakeknya, Bermaraja ke bukit Srandib. Setelah bertapa selama 12 tahun di sana, ia bertemu dengan Nabi Adam. Dengan syarat taat akan hukum Allah SWT., ia dianugerahi empat alam kearajaan yang kesemua rajanya tunduk kepadanya, yaitu kerajaan alam keindraan, kerajaan di dalam bumi, kerajaan di laut, dan kerajaan di permukaan bumi. Di negeri keindraan ia berkuasa, beristri Nila Utama dan beranak yang dinamainya Indrajit. Di dalam bumi ia berkuasa, beristri Putri Pertiwi Dewi beranak Patala Maharayan. Di laut ia berkuasa, beristri Gangga Mahadewi dan beranak Rawana Gangga Mahasura. Dalam usia 12 tahun anak-anaknya diangkatnya menjadi raja. Di Serandib sendiri Rawana mendirikan istana kerajaan besar, Langkapuri. Semua kerajaan di permukaan bumi (alam dunia) takluk kepadanya kecuali kerajaan Indrapuri, Birukasyapurwa, Lakurkatakina, dan negeri Aspahaboga.
Sepeninggal Rawana, Negeri Indrapurinegara, Bermaraja, kakek Rawana meninggal digantikan oleh Badanul. Setelah Badanul meninggal, naik tahtalah Raja Citrabaha, ayah Rawana. Citrabaha memiliki tiga orang anak, yaitu Kumbakarna, Bibusanam, dan Surapandaki. Citrabaha meninggal digantikan oleh Naruna. Naruna meninggal digantikan oleh Raja Syaksya.
Alkisah, terjadi permusuhan antara kerajaan Biruhasyapurwa dengan kerajaan Indrapurinegara. Citrabaha menyerang Birukasyapurwa dan membunuh keluarga raja Datikawaca. Balikasya, anak adik Datikawaca, naik takhta. Setelah mengembalikan kejayaan Birukasyapurwa, Balikasya ingin membalas dendam, menyerang kerajaan Indrapuranegara. Untuk itu, Balikasya mengutus Sipanjalma dan hulubalang lainnya, menyelidiki negeri Indrapuranegara. Dalam penyelidikannya Sipanjalma meracuni menteri dan hulubalang musuh. Setelah meninggalkan surat tantangan, Sipanjalma mengundurkan diri ke negerinya. Sardal dan Kemendekata atas suruhan Raja Syaksya, mengejar Sipanjalma ke Biruhasyapurwa. Terjadilan perang besar-besaran. Rawana berusaha dan berhasil mendamaikan peperangan antara kerajaan-kerajaan tersebut.
Alkisah pula, Dasarata Raman cucu Nabi Adam dari Dasarata Cakrawati, menikah dengan putri Mandudari, anak Mahabisnu. Dari perkawinan mereka, lahirlah Sri Rama dan Laksmana. Sebagai balas jasa atas pertolongannya, Dasarata juga mengawini Baliadari. Dari baliadari Dasarata dikaruniai dua orang anak, yaitu Berdana dan Citradana.
Rawana mendengar kabar bahwa Dasarata memiliki seorang istri yang sangat cantik. Merasa tertarik, dia menemui Dasarata dan meminta Mandudari. Tanpa sepengetahuan suaminya, Mandudari berusaha menciptakan Mandudari tiruan. Mandudari tiruan inilah yang diberikan Dasarata kepada Rawana. Dengan menyamar sebagai anak-anak, Dasarata menemuni Mandudari tiruan. Pada malam harinya, Dasarata kembali ke wujud aslinya dan bersetubuh dengan Mandudari tiruan. Pagi hari Dasarata kembali menjadi anak-anak dan pulang.
Beberapa bulan kemudian Mandudari tiruan melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik. Akan tetapi, karena ramalan Bibusyanam, saudaranya, bahwa suami anak tersebut akan membahayakannya, anak perempuan tersebut dimasukkan ke dalam lung besi dan dibuangnya ke laut.
Lung besi itu hanyut ke laut negeri Darwatipura dan ditemukan oleh raja negeri itu, Maharaja Kala. Dengan serta merta air susu istrinya, Minuram Dewi pun terpancar. Putri temuannya itu dinamai oleh Maharaja Kala Sita Dewi. Maharaja Kala menamam 40 pohon lontar berbanjar dan berkata, “barang siapa yang berhasil memanah 40 pohon lontar tersebut dengan sekali panah, maka putri itu akan diberikan kepadanya”.
Mencapai usia 12 tahun, Sita Dewi tumbuh dan termashur sebagai putri Maharaja Kala yang sangat cantik. Banyak putra raja yang datang memintanya untuk dijadikan istri. Maka Maharaja Kala mengumumkan bahwa siap yang dapat memanah 40 pohon lontar yang ditanamnya dalam sekali panah, maka Sita Dewi akan diberikan kepadanya. Dalam sayembara itu, atas panggilan langsung Maharaja Kala, Sri Rama datang mengikuti sayembara. Sri Rama memenangkan sayembara. Akhirnya Sri Rama menikah dengan Sita Dewi.
Setelah berhasil melewati peperangan dengan empat anak raja yang sama-sama menginginkan Sita Dewi, Sri Rama memutuskan untuk tinggal di hutan Dalinam, artinya rimba manikam. Mereka ditemani oleh Laksmana. Di hutan itu, Sri Rama dan Sita Dewi mandi di kolam jernih Kala Sehari Bunting. Serta merta mereka jadi kera. Pada saat menjadi kera itu mereka melakukan hubungan intim. Akibatnya, kata Laksmana, Sita akan melahirkan seekor kera. Dengan diurut, akhirnya Sita Dewi mengeluarkan manikam melalui kerongkongannya. Dengan bantuan Bayu Bata, manikam yang telah dibungkus dengan daun budi, dimasukkan ke dalam mulut Dewi Anjani yang sedang bertapa. Akhirnya Dewi Anjani melahirkan seorang anak laki-laki serupa kera yang dinaminya Hanuman.
Merasa sakit hati karena hidung Surapandaki, saudaranya, dirumpungkan oleh Laksmana, Rawana berniat membalas dendam melalui Sita Dewi. Dengan akal dan kesaktiannya, Rawana menculik Sita Dewi.
Dalam perjalanannya mencari Sita Dewi, Sri Rama bertemu dengan bangau yang memberikan kabar bahwa istrinya diculik Rawana. Sri Rama juga bertemu dengan Jentayu yang melawan Rawana ketika Rawana menculik Sita Dewi. Rawana juga bertemua dengan Sugriwa serta Baliraja. Pada saat di Negeri Lakurkatakina, negeri baliraja itu, datanglah Citradana dan Berdana, dua saudaranya dari negeri Indrapura. Mereka datang untuk mengabarkan kematian ayah mereka, Dasarata, dan ingin menjemput Sri Rama agar bersedia menjadi raja di Inderapuri. Sri Rama menolaknya.
Di negeri Lakurkatakina, Sri Rama memperoleh bantuan. Di sini Sri Rama bertemu dengan Hanuman, anaknya yang lahir melalui Dewi Anjani. Hanuman pula yang disuruhnya untuk menyelidiki keadaan Sita Dewi di Langkapuri . Di Langkapuri Hanuman membakar semua istana kecuali tempat tinggal Sita Dewi. Kalau pada saat pergi bertumpukan lengan Sri Rama, maka ketika pulang Hanuman bertumpukan batu kecil di bukit Serandib.
Berdasarkan informasi hasil penyelidikan Hanuman, Sri Rama memutuskan untuk menyerang negeri Rawana itu. Untuk menyeberang ke Langkapuri, dibuatlah tambak dan jembatan penyeberangan. Dalam pekerjaan itu Sri Rama dibantu oleh Maharesi Sahagentala. Setelah tambak dan jembatan penyeberangan selesai dibangun, dimulailah penyeberangan ke Langkapuri dan pecahlah perang antara pihak Sri Rama dan pihak Rawana. Betapa banyaknya rakyat dan prajurit dari kedua belah pihak yang gugur dalam peperangan itu. Sri Rama sendiri berhasil membinasakan Kumbakarna, Badubisa, Patala Marayan, Gangga Mahasura, Indrajit, dan Mulamatani.
Dalam peperangan itu, Sri Rama keluar sebagai pemenang. Dengan begitu Sri Rama berhak menguasai Langkapuri dan menjadi raja yang kedaulatannya sangat luas. Ucapan selamat datang dari kerajaan-kerajaan lain, antara lain dari Maharaja Kala dari negeri Darwati dan Citradana serta Berdana, saudaranya, dari negeri Mandupuranegara. Karena ragu akan kesuciannya, Sita Dewi diuji Sri Rama dengan cara dibakar. Ternyata Sita Dewi tidak terbakar sedikit pun. Artinya, Sita Dewi masih suci.
Atas saran Bibusanam, Sri Rama mendirikan negeri baru, yaitu negeri Daryapuranegara. Adapun kerajaan Langkapuri dikuasakan kepada Jamumenteri. Di negeri baru itu, Sri Rama mendirikan pemerintahan yang adil dan makmur. Pada saat itu pula, Sita Dewi hamil atas upaya Maharesi Kala. Namun, Sita Dewi dipitnah Kikuwi, adik Sri Rama, sehingga Sita Dewi pergi dan menetap selama 12 tahun di negeri Darwati, bersama Maharesi Kala. Dalam pembuangannya itu Sita Dewi melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Tilawi. Karena kehilangan Tilawi, saat diasuhnya, Maharesi Kala menciptakan seorang anak laki-laki lain yaitu Gusi yang segalanya persis Tilawi. Kedua anak tersebut akhirnya hidup bersama seperti dua saudara kandung.
Setelah sekian lama, Sri Rama mmenyadari kekeliruannya. Menurut keyakinannya Sita Dewi tidak bersalah. Justru Kikuwilah yang bersalah. Karena itu, Sri Rama menjemput Sita Dewi. Sri Rama dan Sita Dewi dikawinkan lagi dengan upacara kebesaran. Mereka kembali ke negeri Daryapuranegara, hidup rukun dan bahagia di negeri yang adil makmur.
Dalam kondisi yang sentosa itu, Sri Rama mengawinkan Tilawi dengan putri Indra Kusuma Dewi, anak Indrajit. Sedangkan Gusi dikawinkan dengan Gangga Surani Dewi, putri Gangga Mahasura. Adapun Hanuman menolak untuk dikawinkan dengan putri Balikasya dari negeri Biruhsyapurwa.
Hanuman sempat berperang dengan Tilawi dan Gusi. Peperangan terjadi karena Hanuman menodai istri muda Tilawi, Sendari Dewi. Peperangan terhenti karena Sri Rama turun tangan mendamaikan mereka.
Setelah kejadian itu, Sri Rama mengasingkan diri bertapa di Indipuri bersama Sita Dewi. Di sana Sri Rama ditemani Laksmana dan Hanuman. Dalam masa pertapaan Sri Rama dan Sita Dewi mengajari anak-anaknya tentang tata tertib kerajaan. Demikian juga raja-raja lain banyak yang datang menemuinya. Setelah hampir selama empat puluh tahun, Sri Rama akhirnya meninggal dunia.

2) Pahamilah isi hikayat di atas
3) Tentukan unsur intrinsik dari hikayat Sri Rama!
a) Tema dan Amanat
b) Alur
c) Latar
4) Menceritakan kembali isi hikayat Sri Rama dengan kata-kata sendiri!











FORMAT PENILAIAN

Nomor Aspek Skor
1 Tem dan Amanat 1-2
2 Alur 1-2
3 Latar 1-2
4 Menceritakan kembali 1-4



NILA SARI HUTASUHUT 209411018
DIK. A REGULER ‘09

prota/prosem

PROGRAM TAHUNAN
SMP NEGERI 275 Jakarta

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VIII
Tahun Pelajaran : 2007 – 2008

SMT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR ALOKASI WAKTU KET
1 Mendengarkan
1. Memahami wacana lisan berbentuk laporan membaca Menganalisis laporan 4
3. Menanggapi laporan 2
4. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memintai, membaca cepat 3.3 Menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per menit 2
Membaca
7. Memahami teks drama dan novel remaja 7.1 Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama 4
Menulis
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas dan petunjuk 4.1 Menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar 2
Berbicara
2. Mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan 2.2 Menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar 4
3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai, membaca cepat Menemukan informasi secara cepat dan tepat dari ensiklopedi/buku telepon dengan membaca memindai 4
Membaca
7. Memahami teks drama dan novel remaja 7.2 Membuat sinopsis novel remaja Indonesia 4
Berbicara
2. Mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara 4
Menulis
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, petunjuk Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku 2
Mendengarkan
5. Mengapresiakan pementasan drama 5.1 Menanggapi unsur pementasan naskah drama 4
Menulis
8. Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide
4
Berbicara
10. Mengemukakan pikiran, perasaan dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler 10.2 Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun
4
Menulis
4. Mengungkapkan indormasi dalam bentuk laporan, surat dinas dan petunjuk Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif 2
Mendengarkan
5. Mengapresiasikan pementasan drama 5.2 Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama 4
Menulis
8. Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama 4
Berbicara
10. Mengemukakan pikiran, perasaan dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler Menyampaikan persetujuan, sanggahan dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan 4
Membaca
3. Memahami ragam Mendeskripsikan tempat atau arah dalam konteks yang sebenar-benarnya sesuai dengan yang tertera dalam denah 4
Berbicara
6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran 6.1 Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa 4
6.2 Bermain peran dengan cara improvisasi sesuai dengan kerangka naskah yang ditulis oleh siswa 4
2 Mendengarkan
9. Memahami isi / berita dari radio / televisi 9.1 Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio / televisi 2
9.2 Mengemukakan pokok-pokok berita yang didengar dan atau ditonton 4
Membaca
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif dan membaca nyaring Menemukan masalah utama dari beberapa berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif 4
Menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif 4
Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas 4
Menulis
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman teks berita, slogan/poster Menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer 4
Menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas 4
Menulis slogan / poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif 2
Mendengarkan
13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli/terjemahan) yang dibaca Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli/terjemahan) yang dibacakan 2
Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli/terjemahan) yang dibacakan 4
Mendeskripsikan alur novel remaja (asli/terjemahan) yang dibacakan 2
Berbicara
14. Mengapresiasikan kutipan novel remaja (asli/terjemahan melalui kegiatan diskusi) Mengomentari kutipan novel remaja (asli/terjemahan) 2
Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli/terjemahan) 4
Membaca
15. Memahami buku novel (asli/terjemahan) antologi puisi Menjelaskan alur cerita, pelaku dan latar novel remaja (asli/terjemahan) 4
15.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi 4
Menulis
16. Mengungkapkan pikiran, dan perasan dalam puisi Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai 4
Menulis puisi bebas dengan menggunakan unsur persajakan 2
JUMLAH


Jakarta, Juli 2007
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 275 Jakarta Guru Mata Pelajaran



Dra.Hj.Adriati,M.M. Dra.Hj.Adriati,M.M.
NIP.131265285 NIP.131265285







PROGRAM SEMESTER
SMP NEGERI 275 JAKARTA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VIII / 1 (Satu)
Tahun Pelajaran : 2007 – 2008

No KOMPETENSI DASAR Alokasi Waktu BULAN
Juli Agustus September Oktober November Desember
3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1.1 Menganalisis laporan 4 M
1.2 Menanggapi laporan 2 O
Menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per menit 2 S
7.1 Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama 4
2 4.1 Menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar 2
2.2 Menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar 4
Menemukan informasi secara cepat dan tepat dari ensiklopedi/buku telepon dengan membaca memindai 4
7.2 Membuat sinopsis novel remaja Indonesia 4
Ulangan Harian 1
3 2.1 Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara
Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku 2
5.1 Menanggapi unsur pementasan naskah drama 4
8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide 4
Ulangan Harian 2 2
4 Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun 4
Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif 2
5.2 Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama 4
8.2 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama 4
5 Menyampaikan persetujuan, sanggahan dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan 4
Mendeskripsikan tempat atau arah dalam konteks yang sebenar-benarnya sesuai dengan yang tertera dalam denah 4
6.1 Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa 4
6.2 Bermain peran dengan cara improvisasi sesuai dengan kerangka naskah yang ditulis oleh siswa 4
Ulangan Harian 3 2
Ulangan Umum 4


Mengetahui, Jakarta, Juli 2007
Kepala SMP Negeri 275 Jakarta Guru Mata Pelajaran



Dra.Hj.Adriati,M.M. Dra.Hj.Adriati,M.M.
NIP.131265285 NIP.131265285




PROGRAM SEMESTER
SMP NEGERI 275 JAKARTA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VIII / 2 (DUA)
Tahun Pelajaran : 2007 – 2008


No KOMPETENSI DASAR Alokasi Waktu BULAN
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. 9.1 Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi 2 LIBUR SMT 1 UJIAN NASIONAL UJIAN SEKLAH ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP
9.2 Mengemukakan kembali yang didengar/ditonton melalui radio/televisi 4
11.1 Menemukan maslah utama dan berbagai berita yang bertopik sama melalui membaca intensif 4
11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif 4
11.3 Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang keras 4
Ulangan Harian 1 2
2 12.1 Menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer 4
12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas 4
12.3 Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan berita 2
3 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan 2
Ulangan Mid Semester 4
13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan 4
13.3 Mendeskripsikan alur novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan 2
Ulangan Harian 2
14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) 2
14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) 4
4 15.1 Menjelaskan alur cerita, pelaku dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) 4
15.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi 4
16.1 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai 4
16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan persajakan 2
Ulangan Harian 3 2
Cadangan 4



Mengetahui, Jakarta, Juli 2007
Kepala SMP Negeri 275 Jakarta Guru Mata Pelajaran



Dra.Hj.Adriati,M.M. Dra.Hj.Adriati,M.M.
NIP.131265285 NIP.13126528